Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Mata Itu

Keano sudah sampai parkiran sekolahnya,Iapun lantas turun dari motornya,melepas helm putihnya lalu mengambil ponsel pintar miliknya dan nampak memainkannya.

"Wih bos,tumben pagian datangnya?" Sapa seorang siswa berperawakan tinggi kurus berambut cepak bermata sipit.

"Eh koko,memang tidak boleh apa seorang Keano berangkat lebih pagi? "

"Eh namaku Niko,jangan di singkat koko..aku bukan orang China." Ucap Niko yang sebal di panggil koko,dia orang indonesia asli,orangtuanya asli Jawa,cuma karena kulit putih dan mata sipitnya ia memang terlihat seperti koko koko China.

"Ya elah ko,ko seperti itu saja ngambek." Sela Dion yang jalan di belakang Niko.

"Santai kenapa pagi-pagi juga." Ucap Ken jengah dengan perdebatan kedua sahabatnya itu.

"Untung kamu berangkat Ken,ada ulangan sejarah nanti."

"Emang apa hubungannya sama aku berangkat apa tidak?"

"Ya elah Ken,macam kamu tidak tahu si koko aja,dia pasti semalam sibuk ngocok arisan hingga lupa belajar."

"Enak aja,aku belajar lah cuma aku tidak suka sama pelajaran sejarah."

"Kenapa tidak suka,kan gurunya cantik?"

"Iya si cantik,cuma aku tidak suka mengenang masalalu,aku sibuk menata masa depan sama bu Neta aja...eaaaaa.... "

Pletak...

"Awss..." Niko meringis memegang keningnya yang baru saja mendapat jitakan dari sahabatnya.

"Dasar alasan. " Ucap Ken.

"Sudah ayo ke kelas." Ajak Dion.

"Aku ke kantin dulu,belum sarapan nih. "

.

.

Sementara di dalam ruang guru,nampak seorang siswi cantik yang tengah tersenyum tipis menatap dinding di dalam ruangan itu di mana ada sebuah foto besar gedung yang akan menjadi tempatnya menimba ilmu kurang dari 2 tahun lagi.

Cukup lama tadi kakinya ia langkahkan memasuki area sekolah itu terus masuk hingga sampai ke koridor,hingga tak jauh di depannya nampak bangunan dengan teras yang sedikit luas dengan beberapa lemari kaca yang menampilkan banyak sekali piala penghargaan,jangan lupa di sisi sebelah kiri teras ada papan lebar yang menampilkan beberapa informasi.

Lalu di sebelah kanan lemari kaca ada pintu besar yang sudah terbuka dengan papan kecil bertuliskan ruang guru di atas pintunya.

Beruntung kantor guru sekolah ini berada di bagian depan gedung,hingga siswi itu tak perlu kesusahan mencari ruangan yang menjadi tujuan utamanya begitu pertama kali menginjakan kaki di area sekolah ini.

"Kamu murid baru itu ya?"Tanya seorang guru menyadarkan Kalya dari pemikirannya.

"Ah, benar bu,saya murid baru pindahan dari Malang,nama saya Kalya Nadira."

"Ah iya,saya ibu Neta,guru sejarah di sini,sebentar ya urusan data siswa nanti kamu ikut bu Ika ya ke bagian kesiswaan!"

Kalyapun mengangguk sembari tersenyum.

.

.

Jam 7.15 bel sekolah berbunyi,suasana sekolah yang tadinya ramai dengan gelak tawa siswa siswinya berangsur-angsur menjadi sepi.

"Baik kalya,mari saya antar kamu ke kelas kamu!" Ucap bu Ika.

Lalu kalya mengekor di belakang guru tersebut dengan jantung yang bedegup kencang karena ia mungkin merasa gugup.

'Kenapa aku jadi gugup begini,tidak biasanya deh.' Batin Kalya.

Kalya POV

Aku merasa jantungku berdegup tak karuan,mungkin layaknya akan bertemu sang pujaan hati.Padahal ini hanya akan bertemu dengan kelas baru,teman baru,suasana baru yang harusnya bukan hal yang patut aku takutkan,tapi entah sejak keluar dari ruangan guru tadi hatiku mendadak gelisah tak karuan.

Tiba-tiba langkahku berhenti lantaran langkah kaki guru di depanku pun berhenti.

Ku lihat ia mengangkat telfon genggamnya lalu berjalan agak menjauh dariku,lalu ku lihat wajahnya terlihat panik hingga tak lama ia menghampiriku lagi.

"Aduh maaf ini,nak gimana ya,kamu bisa cari kelas kamu sendiri?" Tanyanya,jelas aku bingung,bukan masalah aku mencari pasti nanti akan ketemu juga,cuma waktunya ketemu itu pasti akan lama secara bangunan sekolah ini luas,banyak koridor yang berbelok-belok dan belum lagi terdiri dari 3 lantai.

"Ada apa ya bu?" Tanyaku penasaran melihat wajah pucat ibu Ika di depanku.

"Itu anak ibu masuk rumah sakit."

"Ya Tuhan..."Ucapku turut prihatin,meski ragu aku pun mengangguk setuju.

"Semoga lekas sembuh buat anaknya ya bu."Ucapku mendoakan semoga anaknya lekas sembuh dan akan baik-baik saja.

"Terimakasih."Ucap bu Ika dengan kening mengerut sambil melihat ke belakang ku, "Ah sebentar,KEANO."Tiba-tiba bu Ika memanggil nama seseorang yang ada di koridor seberang di belakangku.

Tak lama suara derap langkak kaki yang terdengar makin dekat,entah kenapa perasaanku semakin tak karuan,jantungku terasa lari maraton,berdebar-debar sangat.

Aku menunduk,memegang dadaku merasakan sesuatu seolah aku menemukan separuh jiwaku yang hilang,perasaan yang sama saat 10th lalu aku di tarik pergi dari kota ini.

Terasa sesak,tanpa sadar airmataku sudah menggenang karena mengingat kejadian 10th lalu di mana aku memohon untuk tak di pisahkan dengannya,belahan jiwaku.

"Ya bu,ada apa ya?" Tanya seseorang yang jelas dari suaranya adalah laki-laki,sementara aku masih setia menundukan kepalaku,berperang dengan batinku yang seolah merasa takut,takut kecewa entah karena apa.

"Ah ini,antarkan murid baru ke kelas XI IPA 2."Perintah bu Ika pada siswa itu.

"Yah ibu,Keano kan kelas IPS bu,nanti musti balik lagi dong."

"Ya Tuhan,Keano tolong bantu ibu,anak ibu masuk rumah sakit dan ibu harus cepat ke sana."

"APA bu. Oke bu,ibu tenang saja,biar Keano aja yang antar dia ke kelas.Ibu fokus saja ke anak ibu,semoga baik-baik saja buat anaknya ya bu."

"Terima kasih nak."Lalu bu ika langsung melesat pergi meninggalkan kami.

Ehmmm...

Suara deheman menyadarkanku dari segala pemikiranku akan perasaanku yang tengah gelisah.

"Ayo,biar aku antar!"Ajaknya.

lalu aku mengangguk dan mengangkat kepalaku hingga

Deg...

Mataku tepat menatap mata dengan netra agak coklat di depanku, tatapan yang membuat detak jantungku menderu tak karuan, detak jantungku seolah berpacu dengan detik jarum jam seakan berlomba menuju garis finish yang sudah tak jauh di depan.

Entah kenapa kami saling menatap tanpa suara,entah hanya perasaanku saja atau iapun sama, ku lihat dia tak kalah terkejut dariku.Tapi jelas juga ada keraguan di matanya, seperti hatiku yang juga merasa ragu dengan perasaan yang ku rasakan kini, entah karena apa aku tak mengerti sama sekali.

Kalya Pov end.

"Ayok aku antar kamu ke kelasmu, IPA 2 kan? " Tanya Keano lagi sambil dahinya mengerut menatap wajah siswa baru di depannya yang ia rasa tak asing baginya,terutama mata coklat gadis cantik di depannya.

'Gila kenapa nih jantungku? Berasa mau lompat keluar sih? "Batin Keano ragu sambil pandangannya tak mau lepas dari siswi baru di depannya.

'Masa iya sih aku jatuh cinta pada pandangan pertama,sepertinya mustahil sih, tapi kenapa aku berdebar-debar ya?' Tanya Keano lagi dalam hatinya.

Keano menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya perlahan,ia harus segera menetralkan perasaannya kembali.Meski penasaran dengan apa yang ia rasakan, terlebih saat ia sesekali melirik ke gadis di sampingnya, sungguh ia tak tahu perasaan apa yang ada di hatinya sekarang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel