Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Keluarga Baru

Bab 2 Keluarga Baru

Mereka memasuki ruang tamu yang terlihat mewah, lampu gantung dari kristal yang indah serta sofa kulit berwarna coklat yang tampak mahal.

Meski selama ini dia hidup dengan ibunya sangat berkecukupan tetapi juga tidak mewah.Pemuda ini tidak pernah tau bahwa dia memiliki seorang ayah yang sangat kaya.

Pemuda ini tersenyum miris bahkan dia tidak tahu punya ayah sampai laki-laki itu datang menjemputnya.

Beberapa orang tampak datang menyambut kedatangan mereka.

"Ayaaah...." Panggil seorang gadis sambil bergantung dilengan pria paruh baya yang berjalan didepannya.

"Jangan bersikap manja, ayoo sapa kakakmu". Pria itu mengelus kepalanya lalu menyuruhnya menyapaku.

Mata gadis itu bersinar ekspresi wajahnya tampak terpesona saat melihatku, ketika aku memandanginya tiba-tiba pipinya menjadi merah, aku hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal melihat reaksinya.

"Haii aku Kairu...kamu bisa memangilku kak Ru." Kataku mencoba ramah.

"Kenapa aku harus memanggilmu kakak? Bukankah usia kita sama?" Jawabnya ketus pura-pura marah, kupikir dia hanya malu karena tertangkap mataku sedang bersemu merah.

"Karena dia lebih tua tiga bulan darimu,bersikap sopanlah pada kakakmu." Kata pria itu sambil mengelus kepala gadis itu.

Kasih sayang seorang ayah itu tertangkap dimataku, ada sedikit rasa tidak nyaman dalam hatiku.

Aku tidak kekurangan kasih sayang saat tumbuh besar, meski hidup yang kujalani bersama ibuku cukup keras tetapi aku bahagia.

Interaksi mereka tidak membuatku iri, hanya membuatku penasaran seperti apa kasih sayang ayah yang sesungguhnya? Tiba-tiba aku tertarik untuk merasakannya.

Gadis itu cukup cantik, terlihat imut dan menggemaskan. Sepertinya keuntungan memiliki ayah yang tampan menurun diwajah kami berdua, gen yang bagus pikirku.

"Humph...aku Katnis." Jawabnya sedikit cemberut lalu memalingkan wajahnya menghindari pandanganku.

"Dia istriku ibunya Katnis." Pria itu mengenalkan seorang wanita cantik yang terlihat seumuran dengan ibuku.

Wanita itu mengenakan gaun sutra berwarna tosca yang terlihat sederhana tetapi dengan sekali lihat aku tahu harganya pasti mahal.

"Panggil aku bibi Mai, anggaplah rumah sendiri bicaralah denganku jika kamu membutuhkan sesuatu, jangan sungkan denganku." Wanita itu tersenyum memegang tanganku.

Aku hanya tersenyum sekilas mencoba menebak-nebak isi hatinya,apakah senyum itu tulus? Melihat suami membawa pulang anak dari mantan istrinya kerumah untuk hidup bersama.

Anak yang sebelumnya tidak pernah ada, tiba-tiba muncul entah darimana.

"Terimakasih bibi Mai, aku Ru."Jawabku sopan. Setidaknya aku harus mempertahankan kesopananku agar didikan ibuku tidak sia-sia.

Aku hanya akan bersikap buruk pada orang yang memprovokasiku.

"Ini Paman Juan dia kepala pelayan disini urusan rumah tangga sehari-hari ditangani olehnya."

Pria itu mengenalkan seorang paman yang cukup berumur namun wajahnya cukup menyenangkan untuk dilihat.

"Selamat datang tuan muda senang bisa melayanimu." Jawab paman itu dengan sopan.

"Senang juga bertemu denganmu paman." Kataku dengan ramah.

"Ini bibi Rose kepala koki disini, dia mengurus urusan gizi dan makanan dirumah."

Seorang wanita paruh baya maju saat diperkenalkan. Wanita itu tersenyum dengan ramah.

"Jika ada yang ingin kamu makan mintalah padaku tuan muda, aku akan membuatkannya untukmu."

Dia menawarkan diri dengan bahagia, sepertinya bertambah satu mulut untuk diberi makan berarti bertambah satu penggemar untuk menikmati masakannya.

"Ehmm...baiklah." Jawabku sambil mengusap hidungku sedikit malu.Apakah dia bisa melihat dari wajahku kalau aku hobi makan? Pikirku heran.

"Kamu sudah mengenal paman Huo yang menjemput kita,termasuk paman Juan dan bibi Rose ada sepuluh pelayan dirumah ini, kamu akan mengenal mereka perlahan-lahan nantinya." Kata pria itu menjelaskan kepadaku.

"Baiklah..".Jawabku datar, rumah sebesar ini tentu saja memiliki banyak pelayan.

"Paman Juan akan mengantarmu kekamar untuk membersihkan diri, setelah itu turunlah untuk makan malam". Pria itu sudah berjalan masuk kedalam bahkan sebelum aku menjawabnya.

Gadis itu sedikit melotot kepadaku kemudian berbalik mengikuti ibunya menyusul ayahnya. Aku memutar mataku dengan malas, reaksi apa itu?

Aku bahkan belum melakukan apapun untuk mendapatkan permusuhan darinya.

"Tuan muda silahkan ikuti aku". Kata paman juan lalu berjalan perlahan didepanku.

"Ehmm..." jawabku sambil mengikutinya. Ransel hitam dibahu kiriku dan tangan kanan disaku celanaku aku berjalan perlahan mengikuti paman Juan kelantai atas.

Tubuh ramping dan kaki panjangku membuat siluetku tampak keren saat melintasi tangga.

Wajah pelayan wanita yang masih belia tampak merah muda ketika aku lewat didepan mereka.

Mereka terpesona dalam diam tak berani bersuara karena paman Juan ada bersama denganku.

Aku hanya menghela nafas sambil mencubit alisku,mengkhawatirkan hidupku kedepannya dirumah ini.

Keluarga baru yang tiba-tiba saja kumiliki setelah hidup sendiri selama 3 tahun sejak kematian ibu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel