Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Melihat Masa Lalu Orang Lain

Dunia ini, di percaya jika terdapat hal-hal yang di luar akal sehat, yang sulit untuk di teliti melalui dunia ilmiah. Seperti halnya Mereka yang bisa melihat makhluk tak kasat mata, mereka yang bisa meramalkan masa depan, dan masih banyak lagi.

Dunia seperti itu, bagi sebagian orang adalah hal yang istimewa. Tapi sebenarnya, mereka yang memilikinya tidak menyukai, namun tetap menjalaninya sebagai mana manusia normal lainnya!

Mereka menyebutnya Istimewa, karena melebihi orang normal lainnya. Apakah kalian pernah berpikir, jika di berikan kemampuan khusus, yang membuatmu seperti tukang Keppo hidup orang lain. Hal yang tak seharusnya kalian lihat, dengan mudahnya kalian lihat. Rahasia orang-orang, bahkan bisa membahayakan nyawa sendiri, jika tanpa sengaja melihat pelaku pembunuhan.

Aku memikirkannya saja, rasanya membuatku frustasi. Sejujurnya, akupun memiliki kemampuan khusus yang menyebalkan namun menolongku. Aku memilikinya saat aku di berikan kesempatan hidup lagi.

- Auditya Crala Xiaoli –

Terlihat sebuah kota metropolitan di depan mata seorang gadis, bunga-bunga sakura bermekaran di depan matanya. Begitu banyak orang berlaulalang ke sana kemari. Sepertinya tengah musim semi. Bau serbuk bunga tersebut tercium.

Deru kendaraan pun sama banyaknya dengan orang-orang yang tengah berjalan kaki di trotoar jalan. Gedung-gedung menjulang tinggi terlihat.

Rambut wanita itu tertata rapi, dia tengah mengunakan kacamata hitam tersebut. Sebuah koper tengah di pegangnya, sepertinya dia dari suatu tempat, atau dia baru saja datang ke negara itu.

Sesekali dia melepaskan kacamatanya, tidak lama kemudian diapun memakai kacamata itu lagi.

“Huh! Begitu berisik,” gumamnya dalam hati. “Aku tidak menyukai hal ini. Rasanya melihat kilas balik masa lalu menguras begitu banyak energi,” katanya membatin!

“Kemarin aku bertemu dengan...” seseorang wanita lewat.

“Dia tidak tahu jika pacarnya berselingkuh denganku...”kata seorang wanita.

“Aku ingin mengundurkan diri saja...”

“Aku ingin membunuh orang itu...”

“Aku benci mereka...”

“*Begitu banyak tugas hari ini...”

Menjadi karyawan itu...

Sepertinya enak jika pergi berlibur...

Aku ingin ke spa*...

Begitu banyak rahasia orang-orang yang di lihat gadis berkacamata hitam itu. Bahkan kemampuannya, seperti membaca pikiran saja.

“Permisi, kami menawarkan... kata seorang pria tua tengah membagikan brosur di jalanan untuk orang-orang yang tengah berlaulalang. Jika aku bisa menyebarkan brosur ini sampai habis, setidaknya aku bisa...” katanya membatin.

Gadis itu tanpa sengaja melihat masa lalu pria tua yang tengah menyebar brosur.

“Tunjukkan jalannya, aku akan menyewa tempat itu,” kata seorang gadis,seketika membuat pria yang menyebar brosur begitu bahagia, terlihat jelas di wajahnya!

“Kami memiliki kamar kosong di bagian atas, sedangkan yang di bagian bawah adalah gedung kosong,” kata pria paruh baya itu!

“Mengapa ingin menjualnya?” Tanya gadis itu!

“Butuh uang,” jawab pria tua itu sambil terkekeh-kekeh!

“Harganya sangat murah, jika menjualnya sekarang harganya akan sangat turun,” kata Gadis itu lagi.

Pria itu menatap wajah gadis itu!

“Seperti nona bukan dari negara ini ya?” tanya Pria tua itu!

“Iya,” jawab gadis itu dengan singkat.

“Mengapa mempercayai orang begitu mudah?”

“Bapak tenang aja, aku sudah melihat semua kehidupan bapak di masa lalu. Aku tidak takut pada bapak,” kata Gadis itu membuat pria tua itu melihatnya.

“Kau melihatku?” tanya pria tua itu, seakan dia ingin tahu kejelasan apa yang sebenarnya di lihat oleh gadis di hadapannya sehingga mau menolongnya.

“Iya! Begitu gagah saat perang Vietnam, aku melihatnya. Semuanya, istri, anak, semuanya ku lihat dari wajah bapak,” kata gadis itu.

Kakek tua itu seketika tercengang, ketika di ceritakan apa yang di lihat gadis itu.

“Siapa namamu nak,” tanya Kakek tua itu.

“Auditya Crala Xiaoli,” jawab gadis itu.

“Nama yang indah, cocok denganmu. Kau di karuniai kemampuan yang luar biasa,” kata Pria tua itu lagi. “Kita sudah sampai,” kata pria tua itu. “Panggil saja saya Kakek Joe,

“Kakek Joe,”

Bola mata pria itu berlinang air mata. Bagaimana tidak, tak ada satupun yang memahami kehidupan pria itu! Ketika gedung tua yang ingin di jualnya ada sejarah dari kehidupannya bersama istri, dan anak-anaknya.

“Aku akan menyewa seluruh gedung ini,” kata Audi sambil mengeluarkan segepok uang dari dalam tasnya. “Sisa uangnya akan segera ku kirim ke rekening Kakek Joe. Setelah itu pergilah berobat. Kesehatan para lansia sangat rentan, jadi harus menjaga kesehatan,” kata Audi sambil memberikan nomor ponselnya. “Telfon aku jika Kakek Joe harus di rawat, aku akan datang sebagai wali,” kata Audi sambil tersenyum.

Audi tahu bagaimana rasanya hidup sendiri, tanpa keluarga yang berada di sekitar kita. Berjuang untuk bertahan hidup untuk hari esok, kemudian esok, dan bisa menggapai mimpi sendiri.

Seorang kakek tua yang di tinggal pergi oleh anak dan istrinya karena meninggal dunia, hidup sebatang kara, hanya mendapatkan belas kasih dari warga sekitar. Mencari barang-barang rongsokan dan menjualnya, bahkan hasilnya tidak seberapa cukup untuk makan sehari saja.

“Terima kasih,” kata kakek tua itu. “Tuhan pasti menyayangimu,” katanya lagi.

Wajah pucat Kakek Joe tergambar jelas, seakan sakitnya berbicara jika tubuh rentah itu, tak dapat menahan kesakitan.

Sebuah senyuman, sebuah hal kecil yang kita anggap remeh sungguh sangat berarti bagi orang lain! Tidak, bukan hanya orang lain, tapi makhluk ciptaan Tuhan yang berdekatan dengan kita.

Gedung itu cukup luas untuk dia tinggali sendiri. Terdiri dari dua lantai, lantai pertama dan lantai kedua. Penghubung kedua lantai lantai tersebut adalah beberapa anak tangga kayu yang usang, namun masih kokoh. Ukiran yang berada di tangga seakan pudar di telan oleh waktu. Dindingnya nampak telah lama tak di rawat, lantainya pun begitu kotor. Hanya terlihat beberapa kursi dan meja di ruangan kosong itu.

“Sejak saat itu, ada dua dunia di dalam hidupku. Satu dunia yang bisa di lihat banyak orang. Dan satunya lagi, dunia yang hanya bisa ku lihat,” kata Audi membatin sambil menatap ruangan kosong di dalam gedung itu.

“Kini, hari-hariku selalu berisik, ada begitu banyak hal yang tidak seharusnya ku lihat. Rasanya lebih menyeramkan dari melihat hantu di Malam hari, bahkan lebih horor dari menonton flem Suzana,” katanya membatin lagi sambil tertawa kecil melihat rahasia-rahasia orang-orang yang tengah berlaulalang di jalanan.

“Aku punya sejuta aktivitas bersama gedung ini,” kata Audi dengan nada pelan sambil melihat-lihat ruangan yang akan menjadi kamar tidurnya.

Di bukanya pintu menuju balkon. Dari tempat itu, dia bisa melihat gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi.

“Mengetahui kenangan, rahasia atau masa lalu orang lain, dengan melihat mata, wajah bahkan fotonya aku bisa melihatnya,” kata gadis itu lagi sambil membatin melihat keramaian kota dari lantai atas gedung yang telah di sewanya itu.

“Faktanya, aku bisa melihat masa lalu orang lain. Mereka yang mengetahuinya, beranggapan jika itu adalah Anugerah untukku,”

————————To be continued————————

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel