Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ternyata Dia

Lebih baik terluka dengan kebenaran

Daripada dihibur dengan kebohongan

—•Khaled Hosseini •—

Pagi ini dengan wajah menahan marah dan emosi Diandra mengatur deru napasnya. Laki - laki brengsek seperti Andre bisa saja terus menutupi semua kelakuannya namun suatu kebohongan akan ketahuan. Menutupi kebusukan bau-nya tetap akan tercium juga, sebaik apapun Andre menutupi semua kebohongannya suatu saat akan terungkap sendiri.

Seperti tadi malam Andre mengucapkan nama seorang wanita, tapi kali ini lebih lengkap. Andre memanggil nama SELVIA saat mengigau dalam tidur. Hati Diandra seakan terbakar api cemburu dan amarah, apa jangan - jangan SELVIA ini sebenarnya adalah sahabatnya sendiri Selvia Kirana atau Selvia yang lain? Ia juga akan mengikuti permainan Andre, berpura - pura tidak ada masalah apapun dalam rumah tangga mereka, tapi menyimpan sejuta kecurigaan yang akan ia selidiki sendiri.

"Mama," panggil Richie dan Keira bersamaan saat putra putrinya akan sarapan.

Wajah Diandra yang tadi masam langsung berubah saat ada anak - anaknya. Ia tersenyum menatap Richie dan Keira yang terlihat bahagia. Ia jadi bimbang, apakah harus mempertahankan rumah tangganya walau Andre berselingkuh atau memilih untuk bercerai, tapi putra dan putrinya menjadi korban?

"Sayang, kita antar anak - anak ke sekolah yuk," ajak Andre.

"Iya Mas."

Setelah Diandra dan Andre mengantarkan Richie dan Keira ke sekolah, ia mengurus semua keperluan Andre untuk ke kantor. Ia selalu memastikan suaminya tampil sempurna sebagai direktur Pt. Pratama Abadi.

"Aku pergi dulu yaa, Di," ucap Andre berpamitan pada istrinya.

"Hari ini pulang jam berapa Mas?" tanya Diandra.

"Seperti akan terlambat sayang, efek senin libur mungkin pekerjaanku menumpuk. Tapi tenang saja sayang, aku pulang ga sampe tengah malam paling jam 11-an. Jangan menunggu Mas pulang yaa sayang nanti kamu jadi kurang tidur, loh."

"Iya Mas. Yang penting Mas pulang yaa."

"Memangnya Mas mau pulang ke mana kalau bukan ke rumah ini. Hanya di sini tempat Mas pulang sayang bukan yang lain."

"Iya Mas."

"Ooh iya Mas jadi Pak Budi sekarang diberhentikan?"

"Ga Di. Pak Budi, aku jadikan supir kantor untuk sementara. Supir yang biasanya di kantor sudah berhenti dari kerjaan jadi keteteran kantor kalau ada perlu. Apa kamu mau Pak Budi jadi supir di rumah aja?"

"Iya Mas. Kemarin Pak Agus menghubungi aku kalau mau berhenti. Katanya mau tinggal di desa saja."

"Ooh, yaa sudah minggu depan Pak Budi, aku suruh stand by di rumah aja. Aku gampanglah bisa nyetir sendiri sampai mendapatkan supir baru yang bisa dipercaya. Bahaya kalau sekarang menerima asal pegawai."

"Iya Mas. Lakukan saja mana yang terbaik. Aku percaya sama kamu."

"Inilah yang membuatku semakin cinta sama kamu, Sayang. Kamu selalu mempercayaiku seperti aku mempercayaimu. Aku mencintaimu, Diandra."

"Aku juga Mas."

"Juga apa?"

"Juga apa yaa ..."

"Apa sih Sayang jadi penasaran 'kan aku."

"Aku ga mau jawab sekarang, jawabannya nanti malam setelah Mas pulang yaa."

"Ga mau Sayang. Aku maunya sekarang, please."

"Sudahlah Mas. Sana berangkat ke kantor jangan sampai terlambat malu sama karyawan. Masa direkturnya terlambat sih," ucap Diandra sambil mendorong tubuh Andre berangkat ke kantor.

"Kiss nya mana Sayang."

Diandra mengecup pipi Andre begitu juga Andre mengecup dahi Diandra.

"Hati - hati yaa Mas."

"Iya Sayang."

Setelah memastikan Andre pergi, Diandra juga pergi ke rumah orang tuanya. Ia ingin meminjam mobil Papanya agar dengan mudah mengikuti Andre dan meminta tolong pada Papanya supaya menjemput Richie dan Keira dari sekolah.

"Memangnya mau ke mana, Di?" tanya Fadli.

"Aku ada urusan sebentar Pa," ujar Diandra.

"Apa ada masalah Di? Kenapa kamu jadi aneh, tidak sepert biasanya."

"Papa, nanti aku akan jelaskan. Aku belum bisa mengatakannya sekarang sama Papa. Saat semua sudah beres baru aku akan memberitahukan ke Papa."

"Yaa sudah, hati - hati yaa Nak."

"Iya Pa."

Diandra melajukan mobilnya menuju perusahaan dan sekarang ia sudah berada di parkiran perusahaan Andre. Ia memakirkan mobilnya tidak jauh dari parkiran vip. Memastikan kalau Andre keluar jadi ia bisa langsung mengikutinya.

Sudah 2 jam Diandra berada di parkiran. Ia juga sudah menyiapkan beberapa minuman dan makan ringan kalau misalkan lapar dan haus. Selama 2 jam juga ia menonton drama korea dari pada mengantuk di dalam mobil. Akhirnya orang yang ia tunggu datang juga, Andre menuju mobilnya dengan wajah bahagia.

"Dasar bajingan! Pasti dia mau bertemu selingkuhannya."

Setelah mobil Andre keluar, Diandra pun mengikuti mobil tersebut. Berjalan perlahan menuju ke sebuah gedung apartemen mewah dan sudah ada seorang wanita menunggu di luar pintu. Ia kesulitan melihat wanita yang memiliki rambut panjang berwarna merah maroon tersebut. Wanita itu memakai kacamata dan masker untuk menutupi wajahnya membuat Diandra semakin ingin tahu siapa wanita tersebut.

Ia menjadi semakin penasaran siapa wanita yang berada di dalam mobil suaminya. Ia harus mencari tahu sekarang atau tidak sama sekali dan terus mengikuti mereka. Mobil Andre masuk ke dalam salah satu pusat perbelanjaan dibilangan ibu kota dan Diandra masih terus mengikuti mobil Andre.

Andre memakirkan mobilnya diparkiran pusat perbelanjaan. Mobil Diandra lewat di depan mobil Andre, tapi tidak mengetahuinya. Diandra memakirkan mobilnya tak jauh dari mobil Andre. Lagi-lagi Diandra terlambat mengetahui sosok wanita yang sekarang dirangkul Andre.

"Aku harus mengikuti mereka sampai ke dalam sana," ucap Diandra dengan semangat.

Diandra merasa mengenal wanita tersebut. "Seperti Selvi, tapi masa Selvi tega sih mengkhianati temannya sendiri? Kayaknya cuman mirip aja kali ya."

Diandra masih terus mengikuti Andre sampai masuk ke dalam butik tas dengan brand ternama. Ia pun melihat dari kejauhan, ia harus melihat sosok wanita yang menjadi benalu dipernikahannya. Sejenak ia ragu, ia takut kalau ternyata wanita itu sama seperti dalam pikirannya.

"Aku harus memastikan itu si Selvia atau bukan. Ini kesempatanku dari pada terlambat."

Diandra pun mengintip kembali, mata Diandra terbelalak saat ia menatap wanita tersebut ternyata memang benar itu sahabatnya, Selvia Kirana.

****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel