Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Menusuk Dari Belakang

Pengkhianatan dari orang yang dicintai begitu terasa menyakitkan. Terkadang seorang pengkhianat bukanlah dari musuh atau orang yang membencimu, tapi justru dilakukan oleh orang yang mendapat kepercayaan, sosok yang dipercaya.

Bulir - bulir air mata terjatuh dipipi Diandra, ia tak bisa mempercayai apa yang dilihatnya. Andre berjalan dengan mesra dengan Selvia yang merupakan sahabatnya. Sahabat yang sangat ia percayai selama ini malah menusuknya dari belakang. Sakit, sakit sekali hatinya, ia memegang dadanya yang terasa sangat sakit bagaikan tertusuk duri menyebabkan luka yang tak berdarah.

"Kenapa wanita itu kamu, Sel?" ucap Diandra sambil menangis dari balik dinding.

Air mata terus mengalir dipipi Diandra tanpa bisa ia bandung lagi. Ingin rasanya ia menghardik pasangan tak tahu tersebut, tapi ia sendiripun tak sanggup. Napasnya tersengal - sengal, ia kesulitan bernapas. Kenyataan yang menyakitkan ini bagaikan menyekik tenggorokannya.

Dengan langkah tertatih - tatih Diandra menjauh dari Andre dan Selvia. Ia tak sanggup lagi dengan pemandangan yang menyiksanya. Ia harus pulang dan menangkan pikirannya dan tindakan apa yang harus dilakukannya.

Begitu sampai di rumah Diandra menangis, rasanya sakit sekali hatinya. Air mata terus mengalir dipipinya. Ia tak sanggup harus menghadapi cobaan yang begitu berat baginya. Ia sampai lupa kalau Richie dan Keira berada di rumah orang tuanya.

Hari sudah menjelang sore, ia meminta pada Mamanya agar Richie dan Keira diantarkan ke rumah. Ia beralasan kalau sakit kepala. Untung Mamanya tidak curiga dengan alasannya jadi menyuruh supir keluarga Diandra untuk mengantarkan Richi dan Keira kembali ke rumah.

"Mama," panggil Keira.

"Iya Nak. Gimana senang di rumah Kakek dan Nenek?" tanya Diandra pada putri kecilnya.

"Senang banget Ma. Nenek masakin yang enak-enak," ucap Keira dengan gembira.

"Kalau Richie gimana?" tanya Diandra pada putranya.

"Enak dong Ma. Pokoknya kalau sama Kakek dan Nenek itu hidup terjamin."

"Kamu ini bisa saja sih, Nak."

Diandra tertawa melihat tingkah laku putra putrinya. Ia tak ingin kebahagian Richie dan Keira terenggut oleh permasalahaan kedua orang tuanya. Apakah ia harus bercerai? Jika ia bercerai bagaimana nasib anak-anaknya.

Sementara itu suami yang dipikirkan Diandra malah sedang asyik berselimutkan gairah. Mengejar napsu liar di atas ranjang bersama dengan Selvia. Andre membelikan semua keinginan Selvia dari perhiasan brand ternama, tas, sepatu. Apapun Selvia inginkan Andre selalu membelikannya.

"Mas, pulang sana. Nanti di cari istri resmi loh," ejek Selvia.

"Iya. Mau gimana lagi padahal aku malas pulang. Kalau aku bisa menyakinkan Diandra untuk menyerahkan 60 persen saham perusahaan ke aku. Waah aku pasti menendang dia."

"Sudah ga usah mikir aneh - aneh. Orang tua Diandra tuh yang ribet, Diandra kan hanya istrimu yang bodoh dan pemaaf. Kalau kamu buat kesalahan dia pasti memaafkanmu, bucin sama kamu si Diandra, Mas."

"Dan aku suka memanfaatkan ke bucinnya."

"Sayang, siap - siap yaa lusa kita jalan - jalan ke Singapura."

"Beneran Mas kita jalan-jalan ke sana."

"Ga sepenuhnya jalan - jalan sih. Aku ada urusan kerjaan sebentar, tapi cuman sehari lalu dua harinya kita liburan berdua."

"Iya Mas. Ke mana pun asal sama Mas, aku pasti ngikut deh. Aku juga pengen kita bercinta di luar negeri, masa di dalam negeri terus sih."

"Iya dong sayang. Kita puas-puasin deh bercinta di luar negeri."

"I love you, Mas."

"I love you too my life."

Andre dan Selvia berpelukkan dengan erat. Mereka sangat bahagia sekarang hubungan mereka seakan tak ada penghalang lagi. Diandra sudah tidak curiga kalau Andre berselingkuh dan Selvia juga tak harus lagi mendengarkan semua keluhan Diandra tentang perselingkuhan suaminya. Tanpa mereka tahu kalau sebenarnya Diandra sudah mengetahui perselingkuhan mereka.

Diandra mencoba tenang. Ia memikirkan saham 20 persen yang dimiliki Andre di perusahaan milik orang tuanya. Walau ia mencintai Andre, tapi ia tak begitu saja melepaskan Andre dengan mudah. Ia memikirkan bagaimana caranya membalas semua perbuatan Andre dan Selvia.

"Aku harus melakukan apa ya," ujarnya dengan bimbang.

"Kalau aku memilih untuk bercerai sekarang tanpa bukti - bukti perselingkuhan mereka akan menjadi masalah untukku sendiri. Papa tidak akan mudah mempercayai aku."

Diandra akan berpura - pura tidak mengetahui perselingkuhan Selvia dan Andre. Ia akan mendekati Selvia seperti yang perempuan itu lakukan padanya.

Saat Andre pulang ke rumah, Diandra menyambut Andre dengan senyuman. Sudah tak ada lagi air mata yang tersisa hanya rasa sakit hati. Ia jijik menatap wajah suaminya, ingin sekali menyiksa lelaki tersebut sampai memohon ampun minta mati tanpa rasa sakit.

Semua itu hanya ada dalam bayangan Diandra saja, ia tak mungkin melakukan pekerjaan yang kotor hanya untuk menyingkirkan Andre.

"Di, kamu kok diam aja. Lagi ada masalah apa sayang?" tanya Andre.

"Ga ada masalah apapun Mas. Aku cuman lagi pusing aja."

"Istirahatlah sayang jangan terlalu lelah."

"Iya Mas."

"Mas tadi ke mana saja? Aku pengen deh sesekali jalan - jalan gitu sama anak-anak ke pusat perbelanjaan."

"Boleh. Nanti kapan - kapan kita jalan - jalan ya."

"Kalau kapan - kapan berarti masih lama dong. Kalau besok gimana, Mas?"

"Besok aku ga bisa sayang. Aku ada rapat sampai sore."

"Rapatnya kan sampe sore berarti malamnya bisa dong."

"Sayang, aku lelah kalau malam - malam di tempat keramaian. Ingin cuman mau pulang aja."

"Iya juga sih. Memang suamiku ini perkerja keras , tapi memang rapat apa Mas kok dari sampai sore? Lama amat."

"Yaa rapat tentang proyek terbaru lah, Di. Begitulah rapat terkadang suka sampai malam loh."

"Ooh. Aku ga ngerti sih Mas."

"Ga usah kamu memikirkan hal yang seperti, Di. Nanti kamu lelah, kamu cukup jadi ratu di istanaku saja."

"Dan kamu raja yaa, Mas."

"Iya sayang. Ooh iya, aku 2 hari lagi mau ke Singapura."

"Ngapain Mas?"

"Aku ada pertemuan dengan orang instasi pemerintah untuk membahas proyek yang akan aku tangani. Biasalah Di, memberikan hadiah pelicin pejabat itu penting sekali untuk memperlancar jalannya proyekku."

"Aku boleh ikut ga Mas?"

"Aku ga enak Di kalau bawa istri. Pejabat pemerintahan itu juga ga bawa keluarga, aku cuman 3 hari aja di Singapura."

Diandra berpura-pura tidak curiga pada Andre. Ia harus mendapatkan kepercayaan Andre agar lelaki itu semakin mudah ia cari bukti perselingkuhannya. Setelah mendapatkan bukti-bukti perselingkuhan Andre, ia berencana akan mengadu pada Papanya. Fadli Susilo yang berhak mengadakan rapat darurat untuk membahas pemecatan Andre sebagai direktur utama.

Cara itu bisa menyingkirkan Andre dari perusahaan. Jika Andre tidak memiliki uang dan semua fasilitasnya di tarik apakah Selvia masih mau bertahan dengan Andre? Ia ragu Selvia menerima Andre.

Lihat saja pembalasanku, kalian yang akan menerima semua perbuatan kalian. Diandra berkata dalam hatinya.

Bahagialah kalian sekarang, tertawalah dengan puas setelah itu jangan salahkan aku jika hanya akan penderitaan untuk kalian berdua.

Andre memeluk Diandra. Mereka tidur bersama di atas ranjang dengan pemikiran dan rencana yang berbeda - beda.

Diandra memikirkan sudah berapa lama Andre dan Selvia berselingkuh? Dari kapan mereka berselingku? Apa semua yang dikatakan Andre tentang melarangnya berteman dengan Selvia karena Andre takut ketahuan kalau selingkuh dengan wanita jalang itu?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel