Terbakar Cemburu
Jadilah diri sendiri jangan jadi pembohong untuk mendapatkan Cinta.
Cinta karena kebohongan memang bisa bertahan, namun tinggal menunggu waktunya saja berakhir. Seseorang tidak bisa terus menerus kita bohongi, ada waktu semua yang benar akan terungkap dan diketahui.
-AJP Creations-
Sudah 3 tahun semenjak pertemuan terakhir Selvia dengan Diandra di Bali. Ia menghindari Diandra, mengganti nomor ponsel, pindah apartemen, dan mengganti mobilnya. Pergi menghilang dari Diandra, tapi ia juga lelah menjadi The Mistress atau wanita simpanan. Apalagi sekarang Selvia melihat Andre di pusat perbelanjaan dengan Diandra dan anak - anaknya membuatnya merasa tidak dihargai oleh Andre.
Selvia menghela napasnya. "Kenapa kamu harus bersama dia, Mas."
Andre dan Diandra tertawa bersama, terlihat jelas di mata Selvia mereka saling bertatapan mesra. Ia hatinya terbakar cemburu tak sanggup menatap kejadian yang memuakkan di hadapannya.
"Seharusnya aku yang berada disisimu, Ndre. Bukan Diandra, aku lebih baik dari Diandra," ujar Selvia.
Saat Richie dan Keira berlari - lari memanggil Andre. Semakin membuatnya tidak suka, Andre dengan sumringah menggendong Keira dan Richie menggengam erat tangan Diandra.
Pemandangan keluarga Andre sangat menyiksa batinnya. "Harusnya mereka anak - anakku dengan Andre, bukan Diandra."
Air mata Selvia turun di pipinya, ia ingin sekali menghampiri Diandra dan Andre. Membuka semua hubungan mereka pada Diandra, tapi ia tidak sanggup melakukan itu. Ia takut kalau nekat melabrak Diandra akan membuat Andre murka.
Andre melingkarkan tangannya ke pinggang Diandra mengecup pipi istrinya. Selvia memalingkan wajahnya, ia tak sanggup melihat lagi pemandangan yang membuat hatinya semakin sakit. Sangat sakit hingga ia napasnya tercekak, ingin berteriak tapi tidak mampu.
Dengan melangkahkan kakinya ia menjauhi Diandra dan Andre. Tapi langkah kakinya terhenti saat mendengar Diandra memanggilnya. Jantungnya berdegub dengan kencang menahan gemuruh kemarahan yang seakan - akan meluap menumpahkan semua rasa cemburunya. Ia mengusap air mata yang terjatuh di pipinya dan berbalik melihat Diandra.
"Selvi, kamu ke mana saja," ucap Diandra memeluk Selvia.
Selvia tersenyum dan membalas pelukkan Diandra. Tapi ia menatap Andre dengan tajam, ia ingin sekali mencakar wajah Andre. Andre sangat terkejut ada Selvia, ia juga mengerti kalau Selvia tidak suka kebersamaannya dengan Diandra. Ia harus menjaga sikap, jangan sampai hubungan yang berjalan mulus selama 3 tahun diketahui oleh Diandra.
"Apa kabarmu, Di?" tanya Selvia berbasa - basi.
"Aku baik - baik saja, Sel. Kamu gimana? Kok menghilang selama kurang lebih 3 tahun yaa. Aku merindukanmu Sel."
Selvia hanya menanggapi Diandra dengan senyuman. Terlihat jelas di matanya kalau ia tidak suka bertemu Diandra dan Andre.
"Aku pergi dulu yaa, Di," ucap Selvia.
"Mau ke mana? Kita makan dulu yaa, makan bareng - bareng."
"Ga usah Di, aku sudah makan."
"Ayolah Sel. Jangan seperti itu kita sudah tidak bertemu 3 tahun loh. Masa mau pergi begitu saja, ooh iya berapa nomor ponselmu? Kamu tinggal di mana sekarang."
Dengan pandangan tidak suka Selvia menatap Diandra. "Kamu berisik banget sih, Diandra! Aku ga suka kamu tanya - tanya hal pribadi!" bentak Selvia.
Diandra terkejut. Ia tidak menyangka Selvia membentaknya, ada apa dengan Selvia?
"Sel, maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu," ucap Diandra serba salah.
"Heh, Selvia. Kamu kenapa bentak - bentak istriku? Ada masalah apa kamu sama Diandra? Jangan kamu kira mentang - mentang sahabat Diandra bisa membentak istriku seperti itu."
"Suka - suka aku dong! Mulut - mulutku, tapi kamu yang marah," sahut Selvia.
Andre mendelikkan matanya. Ia sangat kesal Selvia berani membantahnya. Apalagi di depan Diandra, ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan selingkuhannya.
"Dasar janda tidak tahu diri! Kamu memang tidak tahu berterima kasih, sudah dibaikin malah berani - berani membantahku. Memang kamu pikir kamu siapa? Jaga mulutmu dari pada ku tampar kamu di depan umum."
"Heh, kamu yaa pura - pura jadi suami setia, mesra - mesraan sama Diandra padahal dibelakang istrimu kelakuan mesra dengan perempuan lain! Kamu anggap aku apa Mas?"
Andre sangat terkejut mendengar perkataan Selvia. Kenapa kekasihnya itu bisa lepas kontrol? Biasa bahaya bagi hubungan mereka jika Diandra mengetahui semuanya.
"Apa maksud kamu, Sel? Kamu ada hubungan apa dengan Mas Andre?" tanya Diandra yang terkejut dengan kata - kata Selvia.
Selvia terdiam. Ia hampir saja lepas kontrol mengungkapkan hubungannya dengan Andre di depan Diandra. Ia semakin tidak tahan Andre malah membela Diandra, harusnya Andre membela dia bukan Diandra. Andre pernah mengatakan kalau hanya mementingkan dirinya dan akan selalu membelanya, tapi pada kenyataannya malah lebih membela Diandra.
"Katakan Sel, jangan cuman diam aja. Apa kamu bisu?"
"Aku tidak perlu mengatakan apapun sama kamu! Memangnya apa hak mu bertanya tentang masalahku."
Diandra menatap Selvia dengan tajam. Ia semakin penasaran.
"Ayo Di kita pergi. Kamu jangan pernah bertemu dengan Selvi lagi, aku tidak suka kamu berhubungan dengan janda itu. Perempuan tidak tahu diri!" ucap Andre semakin emosi dan menarik lengan Diandra.
"Mas ... tunggu dulu. Aku belum selesai bicara sama Selvi."
"Aku bilang kita pulang Diandra! Dan kamu Selvia jangan pernah menganggu istriku lagi, kalau kamu bertemu dengan Diandra sebaiknya kamu pergi bahkan baru melihat bayangannya aja kamu menghindari istriku. Kalau kamu berani melewati batasmu jangan salahkan aku berbuat yang lebih kasar ke kamu!" ancam Andre dengan tatapan dingin.
Andre menarik tangan Diandra diikuti Richie dan Keira yang dari tadi melihat heran dengan kelakuan tiga orang anak manusia yang bertengkar. Selvia mengepalkan tangannya, ia akan membalas Andre yang sudah berani - beraninya membentak dirinya.
"Lihat saja Diandra aku akan membalasmu. Kamu sudah membuat lelaki yang kucintai malah membelamu dari pada aku. Kamu sebentar lagi akan menangis kehilangan orang yang begitu berarti untukmu," ucap Selvia dengan tatapan dendam pada Diandra.
Di rumah Diandra masih terus cemberut, ia merasa ada sesuatu antara Andre dan Selvia. Hanya karena masalah sepele Andre malah membentak Selvia.
"Mas, kamu ada hubungan apa sama Selvi? Kenapa dia tiba - tiba marah dan kamu juga aneh. Apa kamu selingkuh dengan Selvi?"
"Cukup Di! Diam saja jangan membahas Selvi lagi. Aku tidak pernah berselingkuh sm Selvi! Mulai hari ini dan seterusnya nama Selvi haram di ucapkan di rumah."
"Mas apa ini tidak berlebihan. Kenapa kamu hanya karena masalah sepele malah marah - marah ga jelas? Apa kamu selingkuh dengan Selvi?
"Jangan kamu ulangi lagi pertanyaan itu Di. Sudah dua kali kamu bertanya apa aku selingkuh dengan Selvi? Dan jawabku akan tetap sama kalau aku tidak pernah berselingkuh dengan Selvi. Aku hanya mencintaimu dan anak - anak."
Diandra hanya diam menatap Andre. Ia sulit percaya dengan perkataan suaminya.
"Tidak ada hal yang aneh atau apapun. Istriku cuman kamu dan hanya kamu ga ada yang lain. Kamu sebagai istri seharusnya tahu mengikuti keinginan suamimu, jangan pernah melanggarnya."
"Aku harap yang kamu katakan benar, Mas. Kalau sampai terjadi lagi berselingkuh tentu kamu tahu konsekuensi yang harus kamu hadapi."
"Iya Sayang. Maafkan aku, Di. Aku selalu setia sama kamu, Sayang."
Andre memeluk Diandra dan melumat bibir istrinya dengan lembut. Diandra menutup matanya merasakan kelembutan dari ciuman Andre. Sudah 3 tahun ini Andre tidak menunjukkan sikap - sikap yang mencurigakan. Diandra sampai melupakan kecurigaannya dulu tentang perselingkuhan Andre dengan wanita lain, tapi hari ini berbeda.
"Di, aku mau pergi dulu," pamit Andre.
"Mau ke mana Mas?" tanya Diandra.
"Aku ada sedikit kerjaan, Di."
"Iya Mas. Jangan pulang malam - malam yaa, Mas."
Andre membelai surai coklat panjang Diandra. Menatap wajah istrinya yang sangat cantik, ia beruntung Diandra sudah 3 tahun ini tidak lagi mencurigainya seperti dulu dan sekarang ia harus secepatnya ke apartemen Selvia, menjelaskan tentang amarahnya pada wanita yang selalu menemaninya selama 3 tahun.
Berbeda dengan Diandra, ia menatap kepergian Andre dengan curiga. "Kita lihat saja ada hubungan apa dengan Selvi, Mas? Jangan kamu kira aku hanya akan diam."
