Rencana dibalik liburan
Andre kembali ke kantornya dan Diandra pulang bersama dengan anak - anak. Begitu juga dengan Selvia, ia kembali ke apartemennya. Menuggu telepon dari Andre. Tak menunggu waktu yang lama Andre pun menghubunginya.
"Hallo Mas."
"Maaf yaa sayang tadi ada Diandra jadi kita ga bisa melanjutkan pertemuan kita."
"Ga apa-apa Mas yang penting Diandra ga tahu tentang hubungan kita."
"Aman sayang."
"Tapi Mas, Diandra tahu ga kalau tadi aku?"
"Ga sayang."
"Iya Mas."
"Sayang untuk beberapa hari ini aku belum bisa menemuimu. Aku khawatir Diandra akan semakin curiga."
"Iya Mas."
Andre merasa lega tak percuma ia menjalin hubungan dengan Selvia. Wanita itu selalu mengerti dirinya dan tak pernah menuntut apapun. Wanita seperti Selvia lah yang ia butuhkan, wanita lemah lembut dan selalu mampu untuk memuaskannya di atas ranjang. Ia memang bukan tipe pria yang bisa setia pada satu wanita.
Setelah seharian berada di dalam kantornya, Andre pun akan kembali ke rumahnya. Ia sudah menyiapkan alasan yang tepat untuk Diandra sambil membawa tiket liburan. Ia akan mengajak Diandra dan anak-anaknya liburan ke Bali. Tak lupa Andre mengirimkan pesan pada Selvia.
Andre : Sayang, aku mau pulang dulu. I love you, my lovers.
Tak lama Selvia membalas pesan Andre.
Selvia : Hati - hati dijalan Mas. I really love you.
Andre tersenyum membaca balasan pesan dari Selvia setelah itu menghapusnya. Ia tak boleh meninggalkan jejak apapun demi keamanannya sendiri. Ia hanya menginginkan hubungannya dengan istri dan kekasihnya berjalan seimbang. Tanpa perlu menyakiti kedua wanita tersebut.
Wanita kedua memang pantas disandang Selvia, perusak rumah tangga sahabatnya sendiri. Ia sedang berada di rumah Diandra mencoba menenangkan sahabatnya. Memberikan nasihat dam mendukung semua keputusan yang terbaik untuk Diandra.
Selvia tak ingin anak-anak Diandra dan Andre mengalami hal yang sama seperti anaknya, Kenzo. Mengingat Kenzo membuat Selvia ingin menangis, ia sangat merindukan putra semata wayangnya.
"Loh, kok malah kamu yang nangis? Harusnya aku, Sel yang nangis bukan kamu."
"Aku menangis mengingat Kenzo, Di. Kamu bukan wanita cengeng pasti bisa menghadapi semua masalah ini. Yang harus kamu yakini kalau Mas Andre tidak akan mengkhianati kamu lagi. Percaya deh sama aku," ucap Selvia menatap Diandra.
"Kamu juga kuat loh, Sel. Berpisah dengan anak itu memang sangat-sangat menyakitkan. Aku yakin suatu hari Kenzo pasti akan mencari Mamanya. Kenzo akan tahu kalau Mamanya seorang wanita yang kuat dan sangat menyayanginya," ujar Diandra memberikan Selvia harapan.
Andre pulang ke rumah dan sangat terkejut ada Selvia bersama dengan Diandra. Wajah terlihat tak menyukai hal tersebut. Diandra menyadari reaksi suaminya, ia berpikir pasti Andre kesal ada Selvia di rumah mereka.
"Eh, Mas sudah pulang yaa," ujar Diandra.
"Hallo Mas Andre," sapa Selvia dengan ramah.
Andre hanya melirik Selvia. Ia benar-benar tak nyaman ada kekasihnya bersama istrinya. Ingin sekali ia memarahi Selvia, tapi ada Diandra. Tak mungkin ia memarahi Selvia di sana. Bagaimana pun seharusnya Selvia menghargai perasaan Diandra bukannya malah datang dan bercengkrama dengan istrinya.
Andre langsung menuju lantai dua, Diandra mengikuti suaminya.
"Kenapa dia datang ke sini?" tanya Andre dengan tak suka.
"Selvi kangen sama anak-anak Mas. Kasihan Selvi sudah lama ga bertemu dengan anak-anaknya," ujar Diandra memberi pengertian pada Andre.
"Ooh ...."
"Mas ga suka yaa sama Selvi?"
"Bukan ga suka, tapi aku kurang nyaman aja ada dia di rumah kita. Kalau bisa kamu jangan dekat - dekat sama Selvia itu. Jauhi dia!"
Diandra terdiam. Suaminya sudah menunjukkan wajah tak suka dan nada suaranya meninggi.
"Iya Mas. Ooh iya Mas, mau makan dulu atau mandi dulu?"
"Aku mandi dulu baru makan. Suruh Selvia pulang jangan di rumah kita terus."
Diandra hanya menganggukan kepalanya lalu menuju ke bawah. Ia bingung harus mengatakan apa pada Selvia, tak mungkin ia mengusir Selvia pulang.
Andre langsung mengambil ponselnya, mengirimkan pesan pada Selvia.
Andre : Kamu ngapain bertemu Diandra
Selvia : Maaf Mas. Aku kangen sama Mas, kalau Mas ga bisa menemuiku jadinya aku ke sini menemui Mas.
Andre : Tapi bukan seperti ini, Sel. Kamu harus menjaga jarak dengan Diandra. Aku ga suka kamu menganggu Diandra.
Selvia: Maaf yaa Mas.
Andre menghela napasnya. Betapa sulitnya memahami perasaan seorang wanita, bukannya Selvia mengatakan kalau tidak ingin menuntut apapun. Bahkan rela menjadi wanita kedua dalam hidup Andre, tapi kenapa sekarang berbeda? Ia tak mungkin meninggalkan Diandra, bagi Andre, istrinya hanya Diandra bukan wanita lain.
Andre semakin kesal saat Selvia sudah berada di meja makan. Ia benar-benar canggung ada Selvia makan malam bersama mereka. Diandra tak bisa melakukan apapun, ia sendiri bingung dengan situasi yang dihadapinya sekarang.
Selvia bukannya tak menyadari tatapan mata Andre padanya. Ia sengaja melakukan ini agar tahu bagaimana reaksi Diandra, ia harus mendapatkan informasi supaya perselingkuhannya dengan suami Diandra tidak ketahuan.
"Papa katanya kita mau liburan, kapan Pa?" tanya Keira.
"Besok sabtu kita liburan, Papa sudah membelikan tiket ke Bali," ucap Andre.
"Asyiik liburan," seru Keira dan Richie bersamaan.
Selvia tersenyum memandangi kedekatan Andre dengan anak-anaknya. Ingin sekali ia yang menjadi ibu dari anak-anak Diandra, ia membayangkan kalau itu dirinya dirangkul dengan mesra oleh Andre bersama anak-anak. Tanpa terasa air mata Selvia menetes dipipinya. Ia merindukan keluarga bahagia seperti keluarga Diandra.
"Tante, kenapa nangis? Tante lagi sakit?" tanya Keira yang menyadari kalau Selvia meneteskan air matanya.
"Tente ga apa-apa sayang. Tante cuman kangen Kenzo, anak tante," ucap Selvia mengusap air matanya.
Diandra menatap Selvia dengan sedih, ia tahu perasaan Selvia yang pasti merindukan anaknya. Ia juga melirik Andre berharap suaminya mengerti keadaan Selvia.
"Sel, gimana kalau kamu ikut liburan kami ke Bali. Cuman 3 hari aja kok, hari senin kan lagi cuti bersama jadinya sabtu, minggu, dan senin," ujar Diandra.
"Jangan Di. Aku ga enak ikut kalian liburan, aku di Jakarta aja," tolak Selvia.
"Iya Tente ikut aja biar makin rame, kan seru bisa main bareng," ucap Keira.
"Aku ga enak sama Mas Andre, maaf yaa Mas."
"Mas Andre pasti boleh, iya 'kan Mas." Diandra melirik Andre lalu menyikut pelan suamiya.
Andre tak bisa menolak keinginan Keira dan Diandra dengan canggung ia menganggukan kepalanya.
"Nah Sel. Mas Andre aja ga keberatan. Ayolah Sel, sekali-sekali kamu butuh refreshing untuk menenangkan penatnya kehidupan ini."
Selvia melirik Andre dengan takut-takut. Ia harus memastikan Andre tidak keberatan kalau ia ikut liburan bersama keluarga kekasihnya.
"Ikut saja kalau kamu mau ikut Selvi," ujar Andre.
"Bolehkah Mas? Kalau Mas Andre boleh aku mau ikut," ucap Selvia dengan bersemangat.
"Iya."
"Terima kasih Mas, terima kasih Di, dan terima kasih sama Richie juga Keira."
Diandra tersenyum. Ia ikut senang jika Selvia juga bahagia.
