Rasa bersalah
Andre kebingungan mencari Selvia ke sana - sini, ia sangat khawatir jika ada terjadi sesuatu pada kekasihnya.
"Kalau sampai ada apa - apa Selvi, awas aja kamu, Diandra," ucap Andre dengan kesal.
"Aduuh, Sel, kamu di mana sih sayang."
Sementara itu yang di cari malah sedang menikmati suasana pantai di pagi hari. Angin berhembus menerpa wajahnya terasa begitu menyejukkan hati. Perasaannya sekarang resah dan gelisah, ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya. Seharusnya ia mengerti kalau Diandra mencurigainya, tapi malah ia sengaja menyalahkan Diandra.
"Maaf Di. Maafkan aku yang mencintai suamimu," ujar Selvia sambil menutup matanya.
Selvia merentangkan tangannya lalu berteriak, "tolong cintai aku."
Tubuh Selvia terasa limbung saat seorang pria memeluknya dari belakang. Ia menoleh kebelakang ternyata Andre yang memeluknya, ia pun memegang tangan Andre.
"Jangan pergi Sayang," ucap Andre pelan.
"Mas, aku ...."
"Sudahlah jangan marah lagi. Diandra menyesal sudah marah padamu, tadi wajahnya sangat kecewa saat dikiranya kamu pergi."
"Mas, apa aku terlalu kejam pada Diandra? Dia sebenarnya tidak salah, tapi aku malah menyalahkannnya."
"Tidak apa - apa Sayang. Ini bisa jadi pelajaran buat Diandra agar tidak mencurigaimu lagi."
"Benarkah Mas? Benarkah apa yang kulakukan?"
"Iya Sayang. Percayalah sama aku dan yakinlah hanya kamu yang selalu ada dalam hati dan pikiranku."
"Mas ...." Selvia mencium bibir Andre dengan perlahan.
Andre dan Selvia saling berciuman dengan mesra. Tidak ada yang mengetahui siapa mereka.
"Kita harus kembali," ujar Andre.
"Tapi, aku masih ingin berlama-lama denganmu, Mas," tolak Selvia.
"Jangan Sayang. Jika kita terlalu lama nanti bisa menimbulkan prasangka buruk. Sebaiknya kita pulang ke villa."
"Aku ingin pulang ke Jakarta, Mas. Aku menyesal ikut liburan denganmu dan Diandra."
"Sebaliknya kalau aku malah senang banget Sayang. Jadi bisa selalu dekat dengan kamu, wanita yang sangat aku cintai."
"Terima kasih Mas ku sayang yang selalu mencintaiku. Aku pun mencintaimu, Mas."
Mereka pun kembali ke villa saling menggenggam tangan, setelah mendekati villa mereka saling melepaskan genggaman tangan dan saling berciuman lagi. Jika tidak berciuman sekarang sudah tidak ada lagi kesempatan untuk mereka bermesraan.
"Diandra," panggil Andre saat masuk pintuk villa.
"Mas, apa Selvia sudah ketemu?" tanya Diandra dengan cemas.
Selvia muncul dari belakang Andre. Diandra langsung memeluk Selvia. Ia bersyukur Selvia telah kembali, ada perasaan bersalah di hatinya.
"Maafkan aku, Sel," ucap Diandra dengan tulus.
"Sudahlah Di. Seharusnya aku yang minta maaf ke kamu. Aku yang salah Di."
Diandre menggelengkan kepalanya. "Aku yang salah Sel."
"Aku yang salah, Di bukan kamu."
Diandra dan Selvia pun berkata yang sama, mereka saling merasa bersalah tapi dalam konteks yang berbeda. Selvia meminta maaf karena sudah merebut suami Diandra sedangkan Diandra merasa bersalah sudah menuduh Selvia bersama pria lain.
"Sudahlah kalian berdua jangan saling salah menyalahkan. Hidup yang rukun aja saling menghargai masalah pribadi masing - masing," sela Andre kesal pada kedua wanita yang tidak mau kalah.
Selvia dan Diandra tertawa mereka berdua saling berpelukkan dan Selvia mengedipkan sebelah matanya ke arah Andre.
Mereka pun melanjutkan jalan - jalan di berbagai tempat pariwisata di pulau dewata. Saat Diandra sibuk dengan anak - anaknya malah Andre dan Selvia saling lirik melirik.
Malam harinya Andre menidurkan Richie dan Keira. Andre membacakan sebuah buku cerita sampai anak - anak tidur. Diandra datang menemui Selvia yang sedang duduk sendiri di tepi kolam renang. Ia merenung bagaimana caranya mengatasi rasa gelisah dalam hatinya. Ia tidak nyaman harus berpura - pura baik dan jadi sahabat Diandra jika ujung - ujungnya malah ia yang jadi perusah rumah tangga sahabatnya sendiri.
"Sel, ini teh buat kamu," ujar Diandra menyodorkan secangkir teh untuk Selvia.
Selvia tersenyum. "Terima kasih, Di."
"Kamu ngapain malam - malam di sini sendirian?"
"Aku lagi banyak pikiran Di."
"Ada masalah apa?"
Selvia menghela napasnya dengan berat, sulit sekali menceritakan masalahnya sendiri pada Diandra.
"Ceritalah Sel."
"Aku mencintai pria yang salah, Di."
"Salah gimana?"
"Aku mencintai suami orang dan aku merasa bersalah pada istrinya."
Diandra terdiam. Ia pernah di posisi terkhianati dulu, tapi ia juga bingung sekarang sahabatnya sendiri malah jadi pelakor.
"Tinggalkan laki - laki itu. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik dari pada suami orang."
"Tapi aku sangat mencintainya dan dia juga mencintaiku."
"Jika memang kalian saling mencintai seharusnya bukan malah berselingkuh di belakang istrinya."
Selvia terdiam. Seandainya Diandra tahu kalau yang di maksudnya adalah suaminya sendiri entah bagaimana respon Diandra padanya.
"Kamu dulu pernah diposisi istrinya 'kan Sel. Kamu pernah di khianati Yulius walau kamu membalasnya, tapi kamu mengerti perasaan istri yang pernah tersakiti. Jadi saranku adalah tinggalkan pria bajingan itu, kamu hanya akan jadi pihak yang salah walau alasanmu kalian saling mencintai," ucap Diandra dengan tegas.
"Ia pernah bilang kalau tidak mencintai istrinya dan pernah mengatakan kalau hanya aku yang bisa memuaskan dia."
"Alaah, semua laki - laki begitu kalau belum dapat apa yang mereka inginkan. Kamu ingat aku pernah cerita kalau Mas Andre berselingkuh?"
Selvia menganggukan kepalanya. Tentu saja ia ingat dan sempat bertengkar dengan Andre gara - gara ia cemburu Andre pernah selingkuh selain dengan dirinya.
"Mas Andre juga menjelek - jelekan aku dulu, tapi pada akhirnya Mas Andre kembali ke istrinya. Kalau memang laki - laki bajingan itu mencintaimu suruh dia menceraikan istrinya jika tidak mau menceraikan istrinya berarti kamu hanya akan jadi simpanannya saja. Tidak lebih dari itu, memangnya kamu mau selamanya berakhir jadi simpanan? Memangnya kamu ga mau hidup tenang dalam berumah tangga tanpa dibayang - bayangi dosa dan rasa bersalah sudah menghancurkan rumah tangga orang lain."
Selvia menggelengkan kepalanya dengan perlahan. "Aku ga mau Di. Aku juga ingin memiliki keluarga utuh yang bahagia."
Diandra tersenyum. "Makanya dari itu sebaiknya kamu tinggalkan pria itu. Kamu masih muda, cantik, pintar gampanglah mencari laki - laki lain. Bahagialah tanpa harus merusak kebahagiaan wanita lain. Kita sama - sama wanita harus saling mendukung bukannya malah menjadi musuh wanita lain."
"Haha, kamu semangat amat si Di. Udah menggebu - gebu seperti kamu yang jadi istrinya laki - laki yang kucintai itu," kekeh Selvia yang sebenarnya merasa takut pada Diandra.
"Abis kamu mau - maunya cuman dijadikan pelampiasan bikin aku kesal aja."
Selvia tertawa mendengar perkataan Diandra. "Udah jangan marah - marah nanti cepat tua, loh."
"Iis, apaan si Sel. Tapi aku juga mau curhat Sel."
"Jangan katakan kalau kamu masih mencurigai Mas Andre selingkuh lagi deh. Aku ga yakin Mas Andre selingkuh."
"Kali ini aku sudah yakin 100 persen."
"Maksudmu gimana?"
Diandra menceritakan kalau Andre menyebut nama wanita lain saat mereka berhubungan intim. Ia menangis dalam pelukkan Selvia. Selvia menjadi tidak tega Diandra seperti ini, bisa - bisanya Andre malah menyebutkan nama wanita lain saat berhubungan intim dengan istrinya.
"Memang namanya siapa?" tanya Selvia hati - hati.
"SEL."
"Sel? Sel tahanan maksudmu?"
"Bukan kayak gitu Sel. Mas Andre menyebutkan nama wanita SEL terus berhenti."
"Berarti SEL itu bisa nama depan, nama tengah atau nama belakang ya."
"Iya."
"Bisa namaku SELvia, SELin, SELa, SELi, SELma banyak juga nama dari awalan SEL, Di. Jadi bingungkan, tapi kamu jangan curiga kalau aku loh."
"Ga lah Sel. Mana mungkin aku curiga kamu, kamu 'kan sahabat baikku tak mungkin menjadi perusak rumah tanggaku."
"Betul sekali. Mana mungkin aku merusak rumah tanggamu lah aku aja jatuh cinta dengan pria lain."
Diandra dan Selvia tertawa bersama. Dibalik tawa Selvia sebenarnya menyimpan rasa ketakutan, tapi ia menyembunyikan semuanya dari pada Diandra malah mencurigainya. Ia harus menghindari Diandra dan tidak ingin berurusan dengan sahabatnya lagi. Lebih baik ia fokus mengurus Andre dari berpura - pura jadi sahabat Diandra lagi.
Apakah benar yang diucapkan Selvia? Aku rasa ada ketakutan dimatanya walau ia tertawa. Apa ini rencana dari Mas Andre dan Selvia? Apa yang harus aku lakukan jika memang Selvia selingkuhannya Mas Andre. Diandra berkata dalam batinnya.
