Keluarga Sempurna?
Selvia menatap wajah Andre yang tertidur di sampingnya, ia melihat jam sudah menujukkan pukul 10 malam.
"Sayang, bangun," ujar Selvia dengan lembut memanggil Andre.
"Kenapa sayang? Mau lagi?" tanya Andre.
"Iih, kamu gitu deh, Mas. Ini sudah jam 10 malam, ayo pulang ke rumahmu, Diandra sudah menunggumu, Mas."
Mendengar nama Diandra membuat Andre menghela napasnya. Entah mengapa ia jadi tak bersemangat jika harus pulang. Ia merasa lelah harus berhadapan dengan Diandra, wajah dan sikap dingin istrinya membuat ia tak betak di rumah.
"Mas, pasti males yaa pulang?" tanya Selvia.
"Aku males pulang ke rumah. Diandra selalu marah - marah, aku ga nyaman," ucap Andre kesal.
Selvia meletakkan kepalanya di dada Andre, ia sangat suka di dalam dekapan pria tersebut. Jari jemarinya menyentuh perlahan otot perut six pack kekasihnya dengan lembut.
"Jangan seperti ini, Mas. Diandra mencurigai hubungan kita, kalau kamu ga mau pulang bisa membuat Diandra semakin curiga. Aku ga mau Mas kalau sampai kehilanganmu, aku sangat mencintaimu Mas lebih dari apapun di dunia," ucap Selvia memberi pengertian pada Andre.
"Seandainya Diandra sepertimu yang selalu lembut dan memahamiku tentu semuanya akan baik-baik saja," keluh Andre.
Selvia menatap Andre. Sangat terlihat jelas manik-manik indah tersebut merasa lelah dengan sikap Diandra. Ia harus menyakinkan Andre agar tidak melakukan kesalahan yang dapat membuat perselingkuhan mereka terbongkar.
"Mas, kamu sebaiknya jangan pulang malam-malam. Aku ada sesuatu untuk kamu berikan ke Diandra dan ucapkan lah kata - kata cinta untuknya. Perempuan pasti luluh kalau suaminya bersikap lembut."
"Haruskah aku seperti itu?" tanya Andre.
"Harus Mas. Apa kamu mau hubungan kita ketahuan?"
Andre menggelengkan kepalanya. "Aku ga mau sayang. Aku juga sama sepertimu, ga mau berpisah denganmu, sayang."
"Maka dari itu sebaiknya Mas bersikap baik pada Diandra, jangan membuatnya marah, bersikaplah sepertilah seperti biasanya."
Andre membuang napasnya. "Baiklah sayang."
"Ooh iya Mas, aku hampir lupa. Aku tadi membeli perhiasan."
"Beli saja sayang, aku kan sudah memberikan kamu mentransfer uang ke rekeningmu. Apa kurang? Kalau mau kurang aku transfer lagi."
"Semua pemberian dari Mas sudah lebih dari cukup. Ooh iya Tunggu sebentar Mas." Selvia beranjak dari ranjang mengambil sebuah tas belanjaan dan memberikannya pada Andre.
"Apa ini?" tanya Andre.
"Buka aja Mas kalau penasaran."
"Kamu beli cincin berlian sayang? Kok cuman beli satu. Harus sekalian kamu beli kalung, anting jangan hanya cincin saja. Sayang."
"Maaf Mas. Aku membelikan Diandra cincin berlian tanpa ijin kamu."
"Untuk apa kamu belikan Diandra? Uang yang aku berikan itu adalah hak kamu bukan Diandra."
"Mas, aku ga masalah. Aku membelikannya demi kita dan hadiah ini untuk Diandra, tapi kamu berikan alasan kalau kamu yang beliin. Aku jamin Diandra pasti ga akan curiga kalau kamu nakal dibelakangnya."
Andre menatap Selvia. "Kamu baik banget sayang, aku beruntung memiliki kamu." Andre memeluk Selvia.
Selvia tersenyum di dalam dekapan Andre. Ia memang sengaja membelikan hadiah untuk Diandra agar Andre mengira kalau ia baik dan membuat Andre mengira kalau ia bagaikan malaikat.
Setibanya di rumah Andre mencari Diandra yang tidak seperti kemarin menunggunya pulang, ia pun segera menuju kamar. Melihat Diandra tidur ia menjadi tak tega.
Andre menatap wajah Diandra, istrinya memang cantik. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Diandra dulu, berpacaran lalu menikah. Latar belakang keluarga Diandra juga membuat karirnya semakin menanjak. Ayah Diandra seorang mantan anggota dewan semakin mempermudahnya untuk mengambil proyek-proyek di pemerintahan.
Memiliki istri cantik, pintar, berpendidikan, sepasang putra putri, harta kekayaan, latar belakang keluarga terhormat, tapi semua kehidupan sempurna yang Andre miliki seakan tak pernah bisa membuatnya puas. Ia merasa bosan dengan pernikahannya yang begitu - begitu saja.
Pertama kali ia berselingkuh dengan Vera seorang wanita yang bekerja sebagai pemandu karaoke. Andre menyukai Vera, tapi Vera terlalu menuntutnya bahkan Vera menerror Diandra hingga istrinya tersebut stress. Andre sangat kesal diganggu Vera. Pemandu karaoke tersebut terlalu posesif dan mengontrolnya, ia tak suka jika ada seorang wanita yang tak tahu diri ingin mengambil tempat Diandra sebagai istri resmi.
Harus ia akui kalau Diandra wanita yang luar biasa dan sangat sabar. Di saat Vera datang mengakui hamil anaknya, Diandra tidak marah. Malah Diandra membantunya untuk mengintimidasi Vera, istrinya juga memberikan bukti kalau anak yang dikandung Vera bukan darah dagingnya.
Kejadian tersebut sempat membuat Andre sadar sesaat, ia sangat menyesal saat itu telah menyakiti perasaan Diandra. Ia sampai berlutut memohon ampun ke istrinya. Dengan besar hati Diandra menerimanya kembali. Hubungan mereka dulu yang sempurna pun kembali, Andre berjanji tak akan pernah memgkhianati Diandra lagi.
Tapi, janji tinggallah janji sekarang malah Andre mengulangi kesalahan yang sama berselingkuh dengan sahabat istrinya sendiri.
"Maafkan aku sayang," bisik Andre dengan rasa bersalah sambil membelai lembut surai panjang istrinya.
Andre menutup matanya ia sangat lelah hanya ingin beristirahat.
*********
Diandra terbangun merasakan tangan Andre berada diperutnya. Ia terkejut suaminya memeluknya saat tidur. Perasaan marah masih ada di dalam hati Diandra, ia pun menghempaskan tangan Andre dengan kasar. Andre tersentak. Ia membuka matanya dan menghela napas berat. Ia harus berbaikan dengan Diandra, kasihan Selvia sudah membelikan Diandra cincin berlian untuk menyenangkan istrinya.
Andre menyusul Diandra ke dalam kamar mandi. Diandra tidak menyadari kalau suaminya masuk ke dalam kamar mandi. Andre menatap tubuh istrinya yang putih mulus dengan buah dada yang membusung kedepan. Di saat bulir - bulir air dingin membelai tubuh istrinya membuat Andre menjadi bergaira. Ia pun melepaskan pakaiannya lalu memeluk tubuh Diandra dari belakang. Mendekap tepat dibagian buah dada Diandra sambil tangannya masuk ke dalam lembah-lembah keintiman Diandra.
"Mas, ja-jangan aaah... seperti ini Mas," suara desahan keluar dari bibir Diandra.
Mendengar desahan Diandra membuat Andre bergairah. Ia semakin meremas buah dada Diandra dengan kencang dan tangan kirinya tetap keluar masuk di dalam daerah keintiman Diandra. Di dalam kamar mandi Andre menuntaskan hasrat dan gairah bersamaan dengan gemericik air saling bersahutan.
****
