Bab 8 | Luka (1)
Kedua pria itu bersulang kecil dengan segelas minuman yang sudah terisi dengan cairan keemasan, "aku pulang Roger," Ken menepuk pundak Roger seperti biasa, "jangan pulang dulu Ken, bukankah kau ingin membuat dia menangis," Roger menahan pundak Ken sebentar.
Pete yang hampir kewalahan menahan tubuh Grace yang selalu merontah kembali berjalan mendekatkan gadis itu pada Ken, "Ken mau kau apakan istrimu ini, aku sudah tidak sanggup menahan nya lagi," ucap Pete melepaskan tubuh Grace berganti Ken yang mengunci tangannya, "kau lelaki brengsek Ken, kau mesum, kau menjijikan, lepaskan aku," teriak Grace masih dalam dekapan Ken.
"Kita lihat siapa yang lebih menjijikan nantinya," Ken mendorong tubuh Grace tepat di arah Roger, "oohh rileks lah sejenak gadisku," sahut Roger yang menangkap tubuh Grace dan mencolek dagu Grace, "jangan pernah sentuh aku dengan tangan kotor mu itu bodoh," dengan berani gadis itu meludahi wajah Roger.
Hal itu membuat emosi Roger kian memuncak, "dengar, malam ini kau akan menjadi milikku," Roger menarik kasar lengan Grace untuk menaiki anak tangga menuju sebuah kamar di atas.
"Lepaaaasssss!" teriak Grace hingga benar-benar menghilang dari hadapan Ken dan Pete.
"Ken apa yang kau lakukan?" Pete tak tega melihat itu semua.
"Aku menyuruh Roger menidurinya," balas Ken enteng seolah-olah itu bukan masalah.
"Apaaa? Apa kau gila Ken? Membiarkan istrimu diperlakukan kasar seperti itu?" Pete hendak mengejar Roger yang mungkin sudah berada di atas namun di cegah oleh Ken, "jangan ikut campur Pete, aku menjadikannya istri hanya untuk balas dendam,"
Pete tak habis fikir, entah makhluk seperti apa temanya itu membiarkan semua itu terjadi di depan mata nya sendiri. Bahkan Ken yang menyuruh sendiri, "kau gila Ken," Pete serasa terbawa emosi dengan tingkah biadab temanya itu.
Ken melirik tajam ke arah Pete sesaat, "jangan pernah ikut campur urusan ku, aku peringatkan itu Pete," Ken menepuk pundaknya dan pergi meninggalkan tempat itu.
Di sisi lain
Roger berhasil membawa Grace di sebuah kamar walau dengan cara memaksa, ia melempar tubuh Grace di atas kasur, "rupanya kau ingin bermain-main denganku hah," Roger menjambak rambut Grace sedikit kencang, "aahhww pria brengsek lepaskan aku," mungkin hanya sebuah rintihan itulah yang mampu keluar dari bibir Grace.
Pria itu membuka baju dalam hitungan detik, sedangkan Grace yang berada di depan Roger mencoba berdiri untuk melarikan diri, "kau mau kemana Grace? ayolah puaskan aku dahulu," Roger menangkap dan mencium lehernya dengan rakus.
"Lepas, aku tidak ingin tidur dengan pria semacam kau," kedua tangan Grace terus mencoba memukul sebisa mungkin, namun semua itu tak sebanding dengan kekuatan Roger yang jauh lebih kuat dari dirinya.
"Kau meludahi ku, sekarang terimalah ini Grace," Roger mendorong tubuh Grace hingga terbentur tembok.
Seperti seseorang yang haus dan lapar, itulah yang menggambarkan sosok Roger saat ini, pria itu membuka resleting celana tanpa memiliki rasa malu di depan Grace, "kau harus mencicipi ini terlebih dahulu Grace," terlihat tubuh Grace yang sudah bergetar hebat, keringat yang membasahi seluruh tubuhnya.
Jangankan untuk tidur dengan pria asing , tidur dengan suaminya saja Grace sama sekali tidak ingin melakukan itu, "tidak, bagaimana bisa aku menyerahkan mahkota ku dengan pria asing dan lebih asing dari Ken. Tidak, aku tidak menginginkan itu," batin Grace.
Entah apa jadinya jika Mario mengerti bahwa ia sudah tidak perawan saat menikah dengan Mario.
"Mariooo tolong aku," teriak Grace.
Mendengar nama itu Roger tertawa lucu, "Mario? Kau memanggil Mario? Kau harus dengar ini Grace, tak ada yang menolong mu karena Ken lah yang menyuruh ku untuk memperkosa mu," mungkin Grace mengerti bahwa pria yang kini berstatus suami itu akan menghancurkan hidupnya, namun Grace sungguh tak menyangka bahwa Ken sejahat itu menyuruh pria lain untuk tidur dengannya. Seakan itu adalah sebuah petir yang menyambar hati Grace, tak bisakah pria bernama Ken sedikit lebih baik daripada ini? Sehina ini kah arti dirinya dimata Ken?
