Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 | Rencana (2)

"Aku tak keberatan Mario, bolehkah aku bertanya"

"Apa Grace?"

Grace terlihat mencari sebuah kata-kata yang pas untuk pembicaraan nya, "oh ya Mario, kemarin aku melihat sebuah film dan di film itu menceritakan bahwa seorang gadis meninggalkan sang kekasih karena sebuah alasan, tapi pria itu tak mengetahuinya Mario. Bagaimana menurutmu film itu?" Grace mengisahkan dirinya sendiri dengan sebuah film berharap Mario tak mengerti dengan situasi saat ini.

"Entahlah Grace itu rumit, tapi jika itu terjadi padamu lihat saja. Aku akan sangat marah padamu Grace," Grace memang merasa bahwa posisi nya benar-benar salah.

Grace terbengong sesaat dan membuang pandangan nya di sebuah persimpangan jalan namun seketika mata Grace terbulat sempurna melihat sosok Ken yang sudah tersender di sebuah tiang lampu merah dengan tangan bersendekap dada, "Ken," ucap Grace syok.

"Ken? Siapa itu Grace?" Kini Mario mulai penasaran dengan tingkah laku aneh Grace yang tak biasa.

Tak ada waktu menjelaskan itu semua, Grace berdiri dan meninggalkan Mario, "pulanglah Mario, akan ku ceritakan nanti padamu tapi tidak sekarang. I love you," Mario benar-benar tak mengerti sama sekali apa yang terjadi dengan Grace.

Gadis itu terus berlari berusaha menjauh dari Mario, ia memasuki sebuah mall sebagai tempat persembunyian sementara, "sial, pria itu mengikuti ku,"

"Awwhh," sesosok pria berjaket hitam dengan kacamata hitam telah menabrak pundak Grace, "hai kau! apakah kau tidak punya mata?" kesal Grace dengan lantang.

"Tentu aku punya mata Grace, jika aku tidak punya mata aku takkan bisa melihat mu dengan pria itu," pria itu membuka kacamata yang ia pakai.

"Ken?" Grace memundurkan langkah namun tangan Ken telah berhasil menahan lengannya, "berani sekali kau keluar tanpa izin padaku terlebih dahulu,"

Ken menarik kasar lengan Grace, tak perduli sesakit apa yang di rasakan Grace, "lepaskan aku!" Ken tetap acuh dengan ucapan Grace dan beberapa orang kini yang mulai melihat.

Dengan langkah cepat Ken menarik lengan Grace agar semakin menjauh dari keramaian, "sakit Ken, lepas!" teriak Grace terus berjalan .

Bruuggg

Pria itu melemparkan tubuh Grace di sebuah tembok sepi dan hanya ada beberapa tong sampah kosong, "kau kira siapa dirimu? Ratu? Permaisuri? Seenaknya saja kau keluar tanpa izin padaku,"

Gadis itu mencoba bangkit dan mengelus pinggangnya yang sakit, "aku tidak perlu pamit padamu, kau tidak berhak mengatur ku,"

"Di dunia ini tidak ada yang gratis Grace," tawa Ken bak iblis.

"Lal.... maksud mu?" Tanya Grace.

Ken tak menjawab pertanyaan Grace, ia menarik kembali lengan itu dengan kasar, "sini kau! biar ku tunjukkan sesuatu," Ken terus mendekati mobilnya dan melemparkan tubuh Grace dengan kasar, "diam kau, kubawa kau ke suatu tempat,"

___***___

Ternyata Ken telah membawa Grace di sebuah Bar, seperti biasa di dalam pasti sudah ada Roger dan Pete yang menunggu disana, "untuk apa kau membawaku kemari dasar brengsek,"

Sreeeggg

Ken menarik rok Grace hingga robek dan hanya tertinggal beberapa bagian di atas lutut, "diam kau,"

"Tidak, brengsek.. lepaskan aku!"

Ken memasuki ruangan kelap-kelip mencari Roger dan Pete, ia mendekati mereka berdua saat menemukan Roger sedang tertawa dengan Pete.

Pria itu mendorong kecil tubuh Grace hingga menabrak Roger yang sedang duduk, "aww,"

"Ken," ucap Roger dan Pete bersamaan.

"Ken apa yang kau lakukan?" tanya Pete membantu Grace berdiri.

"Aku ingin bicara dengan Roger, Pete bawalah dia sebentar ke sana," Ken menunjuk sebuah sofa merah panjang. Dan Pete menuruti perkataan Ken, "lepaskan aku!" teriak Grace namun lagi-lagi tak ada yang perduli.

Ken duduk di samping Roger yang sedari tadi menatap Grace dengan tatapan nafsu, "aku menyuruhmu memperkosanya, akan ku bayar berapa pun yang kau mau. bagaimana? apakah kau tertarik?"

Ucapan itu membuat Roger beralih pandang melihat Ken, "kau tidak bercanda Ken?"

"Aku hanya suka melihat dia menangis, anggap saja itu mainan bagiku," Ken menatap Grace yang sedang bersama Pete.

"Apakah dia Virgin?" Tanya Roger.

"Aku tidak tahu, aku belum menyentuh dia,"

Roger tertawa menatap temannya, "kuharap kau tak menyesal dengan ini Ken, oh ya, kau tak perlu membayar ku, akan aku lakukan sesuai apa yang kau katakan,"

_____________________________________

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel