Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6| Rencana (1)

Ken keluar dari kamar Grace membanting keras pintu itu dan berjalan menuju kamar, setiba ia di kamar terlihat laptop yang sudah berada di atas kasur, ia duduk di atas kasur dan membuka laptopnya, "dasar jalang, paras mu memang cantik Grace justru itu aku takkan menyia-nyiakan kecantikan mu,"

Drt .. drt ..

Dering ponsel Ken bergetar, ia melihat di depan layar tertulis nama ibunya ia pun mengangkat telepon itu "ada apa ibu?"

"Ken aku melihat Grace bukanlah wanita yang buruk,"

"Ibu kuharap jangan ikut campur, kumohon,"

"Baiklah Ken terserah padamu tapi jangan pernah menyesal di kemudian hari, ibu takkan mengurusi hidupmu tapi ibu hanya mengingatkan,"

"Baiklah ibu terimakasih,"

Ken mematikan pembicaraan singkat itu, membuang kasar ponsel itu di kasur, " jalang sialan, bagaimana ibu bisa menyukai gadis itu setelah aku bercerita semuanya,"

"Kau lihat Grace, sampai kapan kau bisa bertahan," umpat Ken yang mulai memainkan laptop di depan.

Keesokan hari...

Grace menguap kecil di atas kasur karena baru saja terbangun di alam mimpi, "oh jadi seperti ini rasanya menjadi orang kaya," biasanya jam seperti ini ia masih di apartemen, namun berbeda dengan sekarang yang bisa dikatakan itu adalah rumahnya. Entah itu benar atau salah anggap saja itu benar karena di otak Grace kini ia telah berstatus istri sah dari Kenzo Jordanio.

Ia memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, membutuhkan waktu satu jam bagi Grace hingga ia merasa benar-benar bersih.

Usai itu ia menuju meja rias dan berdandan kecil di depan kaca, "aku akan bertemu Mario, aku merindukan Mario," ucap Grace dengan memakai kan lipstik di bibir.

Ia mengambil beberapa lembar uang yang Ken berikan padanya waktu di rumah sakit, ia juga membawa ATM nya sekaligus, "baiklah Grace mari kita bersenang-senang," Grace melangkah pergi dari rumah barunya dan menunggu taksi di depan.

Grace memberitahu pada Mario bahwa hari ini ia akan datang di sebuah tempat makan yang menjadi hari bahagianya, dimana mereka merayakan hari Valentine bersama dulu.

Sesampai di tempat makan tersebut Grace melihat Mario yang sudah duduk sendirian seperti menunggu seseorang, dan ya memang benar Mario telah menunggu dirinya, "astaga Mario, dia sudah menunggu ku," Grace merapikan rambut dan segera mendekati Mario.

"Mario," ucap Grace tiba-tiba di depan nya, "Grace kukira kau tak akan datang," Mario berdiri dan mencium kening Grace.

"Kau mencium ku Mario, kuharap kau tak mengerti tentang apa yang terjadi," Grace menyesal karena membohongi Mario, tapi ia lebih menyesal jika tak dapat menolong Chris.

"Kenapa kau diam? Seperti aku adalah orang asing yang baru saja mencium mu Grace?" tanya Mario bercanda.

Grace duduk di depan Mario dan tersenyum, "tidak, bagaimana mungkin aku merasa kau adalah orang asing,"

Terlihat di depan meja sudah terisi dengan dua piring pancake dan hot chocolate, "aku memesan makanan kesukaan mu Grace," Mario terlihat begitu semangat saat bersama Grace.

Gadis itu mulai memakan sedikit potongan pancake di mulutnya dengan ice cream vanilla di atas, "Sabarlah Grace aku akan pergi beberapa Minggu lagi untuk mengumpulkan uang, dan kita bisa menikah secepatnya," Ucap Mario sembari mencolek pipi Grace.

"Uhuk .. uhuk," Grace terbatuk mendengar hal itu, "beberapa Minggu lagi Mario?" Tanya Grace.

"Iyah, dan aku berjanji akan membawa uang yang banyak untukmu, kau lupa bahkan kita sudah menghitung biaya pernikahan kita, aku hanya ingin yang terbaik Grace untuk dirimu," ucap Mario menatap mata Grace yang sedang memikirkan sesuatu, "Ada apa dengan mu Grace, kau keberatan dengan pernikahan kita?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel