Bab 2
Pretty tengah mencoba beberapa dres dan gaun untuk dia pakai besok di acara pertunangannya. Edwin sengaja mendatangkan desainer terkenal untuk acara putri bungsunya.
"Mah, ini gimana?" Tanya Pretty pada Dewi yang duduk di atas ranjang di kamar putrinya.
"Itu kurang menarik sayang, coba yang lain" ujar Dewi
"Mama,, Pretty sudah tiga kali ganti juga" keluh Pretty
"Ayolah sayang, kamu harus terlihat cantik besok. Biar Azka semakin terpesona sama kamu" goda Dewi membuat Pretty mencibir dan kembali mencoba gaun yang lain.
"Pretty!!" Panggil Rasya, dan si kembar Randa Rindi.
"Masuk sini 3R" ujar Dewi membuat mereka terkekeh.
Dewi tak membenci Rindi ataupun membeda-bedakan Rindi karena dia menjalin hubungan dengan Percy. Dewi sudah menganggap Rindi sebagai anaknya sendiri, tetapi untuk jadi menantu, Dewi tak bisa menerima karena mereka berbeda agama.
"Apa kabar tante?" Tanya Rindi sopan
"Baik sayang,, ayo duduk. Pretty lagi sibuk mengganti pakaiannya" ujar Dewi
Pretty baru saja menyelesaikan study S2nya di usianya yang baru menginjak 22 tahun, karena Pretty sangat pintar dan prestasinya yang memukau. Sebulan lagi, dia akan bekerja menjadi dosen di universitas yang sama dengan Datan dkk.
Rasya,, saat ini gadis manis dan anggun ini tengah bekerja di salah satu radio swasta di Jakarta. Rasya berumur 24 tahun, dan kini dia fokus untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang penulis terkenal. Rasya juga memiliki keahlian dalam hal jurnalis.
Randa,, gadis cantik itu adalah seorang aktris terkenal di ibu kota. Siapa yang tak kenal Randa basupati,, dia begitu terkenal karena banyak film layar lebar yang di bintanginya. Bahkan beberapa iklan dan jadi model majalah. Selain cantik, randa juga terkenal bagus dalam bermain actingnya.
Rindi,, gadis rumahan biasa yang kesibukkannya hanya menggantikan randa kalau kembarannya itu kurang sehat dan kelelahan. Jiwa seni rindipun tak kalah bagusnya dengan randa. Tak akan ada yang mencurigainya karena mereka kembar identik.
Hanya saja Rindi gadis yang tertutup di banding Randa.
"Ini bagaimana?" Tanya Pretty yang sudah keluar dengan gaun berwarna gold putih itu.
"Loe cantik banget, Pretty" ujar Rasya antusias.
"Bener banget. Udah deh loe cocok banget pake baju itu. Cantik cantik" ujar Randa.
"fyuhhh... akhirnya. Mama puas?" Tanya Pretty
"Iya sayang, mama setuju" ujar Dewi tersenyum.
"Sekarang gw dateng mau ngelulurin tubuh dan maskerin wajah loe" ujar randa
"Nggak nggak,, gw bukan mau married, ini cuma tunangan randa" ujar pretty
"Ayolah pretty sayang,, loe nurut aje yeehhh" ujar rasya
"Ayolah sayang" bujuk dewi
"Iya deh,, pasrah aja" ujar pretty akhirnya.
"Hallo adikku sayang" percy datang dengan membawa sebucket bunga
"Kakak" teriak pretty memeluk percy manja.
"Ini buat kamu sayang,," ujar percy menyerahkan sebucket bunga itu untuk pretty setelah melepas pelukannya.
"Makasih kak" pretty tersenyum senang.
Percy sempat kaget saat melihat ada rindi disana dan sang mama di belakang mereka.
"Hai" sapa percy ke semuanya.
Rindi mendadak salting dan bingung, harus bagaimana. Rindi hanya tersenyum kecil saja.
"Baiklah, mama keluar yah. Kalian kalau udah selesai kebawah yah, buat makan siang bersama" ujar dewi melenggang pergi.
Dewi menyadari kecanggungan antara percy dan rindi.
"Kamu udah lama disini?" Tanya percy
"Lumayan, kamu dari kantor?" Tanya rindi.
Randa, rasya, pretty dan verrel mengetahui kisah mereka berdua.
"Iya,, aku tidak tau kamu datang" ujar percy tersenyum
"ya udah deh, kalian ngobrol aja di balkon kamar aku gih. Aku mau di lulur sama randa" ujar pretty.
Percy mengajak rindi keluar kamar dan mengobrol di balkon.
"Kapan yah cinta mereka bisa di restui?" Tanya rasya.
"Entahlah,, mama dan papa juga begitu melarang keras hubungan mereka" ujar randa iba melihat kembarannya.
***
Datan pulang ke rumah di jam 2 dini hari, datan berjalan mengendap-endap memasuki rumah sambil menjinjing sepatunya menuju kamarnya.
Ceklek
Lampu ruangan menyala hingga terang.
'mampus gw, aligator ngamuk nih' batin datan
"dari mana kamu?" Tanya okta tajam sambil berjalan mendekati datan
"abis-,, abis ada acara sama temen kampus dad" ujar datan tersenyum manis
"punya jam tangan?" Tanya okta
"punya dad, kan dibeliin mommy waktu minggu kemarin" ujar datan polos
"tau sekarang jam berapa?" Tanya okta sinis
"jam berapa memang dad?" kekeh datan pura pura tak tau
"ck, anak ini. daddy tau kamu kemana" ujar okta tambah kesal
"ta-tau?" ujar datan sedikit gugup
"iya datan,, dan daddy tidak suka kamu ikutan balapan liar" ujar okta masih memasang wajah sangarnya.
"dad, tapi-"
"tidak ada tapi-tapian, daddy akan copot semua fasilitas kamu. tak ada mobil dan atm. Kamu akan daddy kasih uang jajan perhari dan itupun dipotong 50%" ujar okta
"li-limapuluh persen dad???" pekik datan
"yah" jawab okta
"dad, jangan dong dad. Datan mau makan apa kalau dipotong, terus datan harus naik apaan ke kampus dad" rengek datan
"makan angin,, kamu pinjam saja sapu ajaib mommy kamu buat berangkat ke kampus" ujar okta santai
"Dad!!!" rengek datan tak terima
"mau nurut atau ditambah hukumannya buat tidur di kandang si conel?" Tanya okta
"daddy kejem banget sama anak sendiri. padahal datan titisan murni dari daddy, tapi daddy tega sama datan" ujar datan merengut
"siapa suruh bandel" ujar okta dan melenggang pergi
"daddy,,, kasihani datan daddy" teriak datan
"No!!!" teriak okta menuju kamarnya
"dad,,, oh god!!!" keluh datan saat okta sudah menghilang memasuki kamarnya.
"apes banget gw, mana tadi kalah lagi" kesal datan
"melarat deh gw besok" keluh datan.
Okta memasuki kamarnya dan chacha terlihat terbangun dari tidurnya.
"datan udah pulang?" Tanya chacha
"udah, anak itu benar-benar bandel" ujar okta seraya menaiki ranjang.
"jangan terlalu keras padanya crocodile" ujar chacha
"oh ayolah nela semokku, jangan terlalu memanjakannya" ujar okta
"tapi dia anak kita satu satunya, crocodile. Aku tidak mau putraku tertekan" ujar chacha berlebihan
"lebay kamu" ujar okta
"dia anak kita satu satunya, crocodile" rengek chacha.
"iya tau nela sayang. siapa yang bilang dia anaknya si franky dan laura" ujar okta membuat nela mencibir.
"sudahlah, sekarang bocan lagi. Sini nela semokku sayang, aku butuh dekapan hangat dari tubuh montokmu" ujar okta
"dasar crocodile aki aki, masih genit aja" cibir nela membuat okta terkekeh.
Chacha tetap tidur di pelukan crocodile kesayangannya itu.
***
