Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9 • Terungkap •

Bab 9

Siang itu terasa panas, mentari sangat terik hingga begitu menyengat kulit. ayu, Manis, Sinta dan Rudi tengah menyantap makan siang nya di kantin Anchor. meski begitu mereka tetap tak lepas dari hobi gibah.

Ayu dan Sinta sebenarnya beda departemen dengan Rudi maupun Manis. mereka dari departemen quality, sementara Rudy dan Manis di departemen enginer. dalam hal pekerjaan mereka kadang bertentangan. tapi tetap akur jika diluar itu.

"Sabtu besuk karaoke yuuk." ajak Ayu, "Dah lama kita gak karaokean."

"Iya ya,'' Sinta mengiyakan."Ikut ya Nis?"

Manis tersenyum, tak menolak juga tak mengiyakan. Ia terus melahap makan siang nya , Sinta dan Ayu yang menunggu jawaban nya hanya menggeleng dan berdecak.

"Luar biasa kawan kita satu ini." ujar Sinta.

"Sekarang kamu gendutan ya, Nis?" komentar Rudy.

Manis membulatkan matanya, sementara mulut nya yang mengatup, masih penuh dengan makanan yang belum ia kunyah.

"Hahahah. Berisi dink, nggak gendutan, berisi." ucap Rudy yang merasa kelepasan.

Manis menelan makanannya ,

"Selera makan ku memang lagi tinggi sekarang." ucap nya."Mungkin karena makanan kota Sb enak enak kali yaaa."

Teman teman nya malah tertawa.

"Pak Daniel sekarang udah pindah stay sini ya?" Sinta menyuapkan makan siangnya ke mulut. " dulu kan paling seminggu sekali kemari , ini, udah hampir sebulan di Anchor. "

"Karna project baru itu kali, " Ayu sembarang.. " dia kan abis duwit banyak buat infes di project baru itu, eehh,, malah yang kemarin training di Chi** pada out." sambungnya tertawa kecil.

Kalau dipikir-pikir iya juga sih, dulu dia lebih banyak virtual yah." Rudi juga ikut nimbrung.

"Khan?"

"Tapi bagus juga sih, jadi kek dapet vitamin mata.. " seloroh Sinta disambung dengan tawa renyahnya

17.12 wib

"Nis.. Pulang yokk." seru Rudi menghampiri Manis yang duduk di meja kerjanya. Mata Rudy membulat, tampak dimeja Manis ada banyak camilan.

"Wuuiiiihhh.. Gilak." seru Rudy, "Dah kek warung ini meja , kamu jualan Nis?"

"Berisik deh." Manis masih asyik dengan ketikan jari-jarinya. Ia sedang membuat laporan dan mengirim email ke pak Ilham.

"Ayookk pulang. Udah lewat jam kerja ini."

"Bentar ah, nanggung."Manis mencomot kue pukis di samping komputernya , dan melahapnya sekaligus." aku kirim email ke pak ilham dulu ya."

" LCkckckck. Pantesan kamu gendutan. Ngemil terus."

Manis melirik pria yang kini meledek nya.

"Hahahahha... Berisi. Berisi. Nggak gendutan, berisi." balas Rudy nyengir.

Manis membereskan mejanya.

"Skalian nyari makan yok." ajak Rudi lagi," sampai kos, tinggal tidur."

Manis dan Rudi pergi meninggalkan kantornya, yang lalu dinner di salah satu rumah makan padang. Selain murah, porsinya yang wah, membuat Rudi dan Manis memilih untuk makan ditanggal-tanggal seperti sekarang. senyumm.

"Tadi bukanya dah abis camilanmu yang segunung itu . masih kuat kamu makan sebanyak ini?" komentar Rudy yang takjub dengan makan Manis yang waaahh itu.

"Aku laper Rud , tau sendiri kan !? di Anchor kerjaan nya berat." sanggah Manis membela diri , " kita sebagai enginer terkuras semua tenaga dan pikiran. Terus bikin laper."

Rudy tertawa geli.

"Laper apa baper?"

"Dua dua nya, karena baper tuh bikin laper."

Sekarang mereka malah tertawa berdua.

_________

"Aku udah gak tinggal disana lagi Rud." seru Manis, saat Rudi hendak mengantarkannya kekosan yang lama." aku dah pindah di s***" sambungnya lagi.

Rudi melajukan motor king nya ditempat yang ditunjuk Manis, dan berhenti tepat di depan Rumah Daniel, namun ia tak tau.

"Hmmmm... Disini ya." ucap Rudi sembari mengangkat helemnya keatas. " aku baru tau perumahan sini dikos in." matanya memandang berkeliling.

Manis yang telah turun dari atas motor dan berdiri didepan gerbang hanya membalas dengan senyuman.

"Makasih ya, hati-hati dijalan.. " ucap Manis lembut. Rudy memutar motornya, dan lalu melaju kembali pulang.

Dilain pihak, Daniel yang tengah menenggak minuman kaleng nya memandang jam dinding diatas meja persegi didapur. pukul 20.30 Manis belum menampakan diri, ia sedikit gelisah.

Tiba-tiba terdengar suara motor yang cukup nyaring dan berhenti tepat dipintu gerbang rumahnya. Ia beranjak dan melangkah keruangtamu, menyibak gorden yang menutupi jendela disamping pintu masuk.

Dilihatnya Manis bersama seorang pria, yang tak ia kenal, tengah tersenyum dan sedikit berbincang. Hati Daniel berdesir, ada perasaan tak nyaman menghinggapinya, melihat pemandangan tersebut.

Hingga ahirnya, tampak Manis memasuki gerbang, Daniel duduk dikursi panjang ruang tamu dan menyalakan tv. masih dengan kaleng minuman ditangannya. pintu dibuka, tampak Manis memasuki rumah, lalu menutup pintu itu kembali dan menguncinya.

"Belum tidur?" sapa Manis sembari melangkah menuju kamarnya.

Daniel berdiri, dan mematikan tv,berjalan mengekori Manis.

"Siapa?"tanya Daniel dengan sedikit nada tak enak di dengar.

"Hmmmmm?" Manis menoleh, menatap Daniel dengan tanya.

"Yang mengantarmu tadi."

"Aaahh,, teman. Rudi namanya, dia enginer juga." balas Manis dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

"Udah makan?" tanya Daniel lagi.

"Udah." jawab Manis singkat, ia membuka pintu kamarnya.

"Bikinkan aku mie." ucap Daniel lagi.

"Aku belum makan." lanjutnya kesal.

"Yah kalau bikin mie aja harusnya sendiri aja bisa , ngapain mesti nunggu aku yang bikinin . aneh memang orang ini." batin Manis , namun ia tetap membuat nya juga , ia masih ingat dia tinggal disana nggak geratis.

"Yang ditungguin malah udah makan duluan ." lanjut Daniel terdengar kesal , ia duduk dikursi dapur.

Deg !!!

" Dia nggak mungkin marah padaku kan? " Batin Manis.

Setelah Mie matang,  Manis meletakkan semangkuk mie dengan toping telur ceplok setengah matang, dan beberapa lembar rumput laut kering diatas meja yang tepat didepan Daniel duduk. lalu masuk tanpa mengatakan apapun.

_________

Malam itu papa yori dan mama Rina tengah dalam perjalanan menuju Sb , dengan mengendarai mobil bak terbuka dengan sebuah motor matik diatasnya. yang tentu sudah terikat kuat. mereka bersuka cita akan bisa mengunjungi anak perempuannya yang beberapa minggu terakhir tak ditemuinya, karena bekerja diluar kota.mereka melaju dengan mengikuti petunjuk navigasi..

waktu menunjukan pukul 6.45 pagi saat papa dan Mama Rina memasuki wilayah kota S. menembus lika liku jalanan. hingga mereka sampai di wilayah yang cukup mereka kenal.

"Ini kek jalan ke perumahan Daniel ya, Pa." ujar mama Rina. papa Yori hanya mengangguk tanda setuju. Mereka masuk ke areal perumahan yang rapi dan bersih, tampak rumah2 yang cantik dan cukup besar.

"Bener ini pa, ini perumahan tempat Daniel dulu." mama Rina mulai agak tak enak hati.

Akhirnya mereka berhenti tepat didepan rumah berpagar orenge itu. mereka lalu berpandangan. navigasi berahir. ini memang rumah Daniel.

"Pa..." mama Rina menatap papa Yori. Ia seolah ingin menyampaikan sesuatu. namun tak terutarakan.

"Kita masuk aja dulu ma." ucap papa Yori yang membuka pintu mobil dan mulai berjalan mendekati gerbang.

Di lain sisi dan beberapa saat sebelumnya. Manis tengah menyiapkan seperangkat soto. cukup banyak ia membuatnya.

"Ada kopi Nis?" seru Daniel yang baru keluar dari kamarnya.

"Ada, kemarin kan abis belanja , stok melimpah. Mau yang mana? " ucap Manis sembari menata sarapan di meja persegi depan dapur.

Tanpa menjawab Daniel langsung duduk dikursinya menatap masakan soto yang terhidang di meja.

"Mau dibikinin?"

Daniel mangangkat jempol nya. tanda setuju.

"Tumben bikin soto."

"Lagi pingen.."

Daniel mengambil sendok dan mencicip kuah soto didepan nya.

"Enak nggak?" tanya Manis, diletakkannya secangkir white coffee di atas meja tepat disamping Daniel.

"Bisa dimakan."

'' Orang ini apa nggak bisa bilang enak, ya?" batin Manis, tapi ya sudahlah. ia duduk lalu memulai sarapannya. suapan kedua, terdengar suara pintu diketuk. meraka saling memandang, seolah bertanya, siapa yang bertamu pagi-pagi.

"Biar aku saja." ucap Daniel saat dilihatnya Manis mulai akan beranjak bangun dari kursinya.

Daniel berjalan menuju ruangtamu, dan membuka pintu. ia terkejut, netranya membulat , tampak papa Yori dan mama Rina berada tepat didepan pintu, dengan muka yang sama terkejutnya.

"Siapa?" tanya Manis yang ikut menyusul, namun ia terhenti di pembatas antara ruang tamu dan ruang tengah yang berdampingan dengan dapur.

Papa Yori dan Mama Rina saling berpandangan melihat Daniel dan Manis berada di satu atap yang sama.

Bersambung..

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel