Bab 9 Selalu mencintaimu
Moment romantis malam ini membuat Regan senyum-senyum sendiri. Regan mengajak istrinya berdansa mengikuti irama musik yang ia sewa pelengkap makan malam ini.
"Aku nggak bisa Mas."
"Nanti aku ajari sayang."
Shafa mengangguk dan mengikuti dansa Regan. Mereka berdua begitu menikmati suasana malam ini.
"Aku mencintaimu Shafa."
"Aku juga mencintaimu Mas."
"Tetaplah begini terus bersamaku sampai tua."
Senyum merekah terlihat dibibir manis istrinya. Setelah sejam acara makan malam romantis kini pasangan itu menuju apartementnya.
"Makasih untuk malam ini Mas, Shafa menyukainya."
"Sama-sama sayang." Mengecup tangan istrinya.
Sesampainya diapartement mereka bersih-bersih sejenak. Regan memilih keruang kerjanya karana ada email masuk.
Regan menghela nafas berat karena dia akan keluar negeri. Ia tak tahu memberi tahu istrinta bagaimana karena bucin.
"Mas,ini teh hangat minumlah."
"Sini sayang." Regan seketika memeluk dari belakang. Akhirnya dua insan itu melakukan kegiatan panas membuat debay kembali. Setelah setengah jam Regan dan Shafa segera bersih-bersih.
"Sayang, aku besok harus kesingapura. Ada masalah disana?"
"Baiklah Mas, selama kau disana jaga diri dan aku tidur dirumah ibu ya."
"IYA sayang maafin Mas ninggalin kamu dulu."
"Ya gak pa-pa Mas Love you."
"Love you too."
Cup
Akhirnya kedua insan itu melakukannya rntah berapa kalinya hingga pagi menjelang. Regan bangun agar tak ketinggalan pesawat. Ia segera membangunkan istrinya.
"Sayang, ayo bangun Mas mau berangkat."
"Jam berapa Mas."
"Jam setengah 7 sayang, ayo aku udah ditunggu Delon."
Setelah 15 menit Shafa sudah siap dan mengantar suaminya kebandara.
"Sayang, tunggu aku ya. LOVE YOU."
" LOVE YOU TOO."
Regan melambaikan tangan dan tersenyum manis masuk kedalam pesawat.
Belum genap sejam rasa Shafa begitu merindukan suaminya. Mungkin karena sudah terbuasa bersama dan sekarang berjauhan. Tan0a terasa air mata Shafa menetes ia segera menghapusnya dia berpikir positif jika ini demi kebaikan mereka. Dengan segera ia kerumah ibunya untuk melepas rindu.
Shafa sebelumnya sudah chat suaminya jika ia akan kerumahnya selama tak ada Regan. Regan tapi belum membalas pesan Shafa karena ia terlihat masih pulas tidurnya.
Ditempat lain Shafa mampir ditoko buah membeli beberapa buah untuk cemilan bersama ibunya.
Setelah 15 menit kembali menuju kerumah ibunya. Sesampainya disana rumah terlihat sepi.
Tok
Tok
"Ibu, ibu. Ini Shafa ibu dimana?"
"Kok sepi sih, dimana ibu." Shafa mencoba menelpon ibunya tersambung tapi terdengar bunyi ponsel Ibunya didalam rumah. Shafa akhirnya menunggu diteras rumah.
Setelah 1 jam menunggu akhirnya ibunya terlihat dari sutu tempat.
"Ibu, darimana "
"Tadi Ibu arisan, suamimu keluar negeri ya."
"Iya bu, Shafa nginap disini ya."
"Baiklag nak Ibu juga merindukanmu. Oh ya itu temenmu Dita pulang lo."
"Oh ya bu, nanty Shafa hubungi dia deh bu kangen soalnya."
"Ini bu buat cemilan dirumah."
"Kamu pasti kesepian kan nak."
"Ya begitulah bu."
"Makanya cepet jadi adonannya , ibu udah gak sabar."
"Ah ibu Shafa malu tau."
DiSingapura Regan yang sudah dihotel sudah mandi ia lupa belum ngabari istrinya. Dengan segera menelponnya
"Hallo assalamulaikum Mas."
"Waaalaikumsalam sayang, maaf baru kasih kabar tadi mas ketiduran. Kamu sudah dirumah ibu."
"Udah mas tadi siang nyampeknya."
"Salam buat ibu, oh ya jangan lupa makan dan istirahat cukup ya sayang. Miss you. Mas tutup dulu ya. ASSALAMULAIKUM"
"Iya mas, Miss you too Mas. WAALAIKUMSALAM" Telpon pun sudah selesai sebenarnya ia masih kangen sama suaminya itu tapi dia urungkan karena takur suaminya kelelahan. Sepi banget tanpa dia batin Shafa tak bersemangat.
Shafa yang masih menginap dirumah ibunya, ia ingin segera bertemu dengan temen masa kecilnya bernama Dita. Tapi sebelumnya ia harus beres rumah dan memasak, ia pun pagi sudah berbelanja di toko dekat rumahnya banyak ibu-ibu sedang mengantri.
"Pagi Ibu-ibu."
"Pagi Shafa, mana suamimu kok sendiirian."
"Itu Bu, sedang bisnis keluar negeri."
"Oh hati-hati Shafa . Temenku dulu pernah diduaikan suaminya bilangnya keluar kotalah, negerilah, ternyata bersama selingkuhan.
"Makasih ibu sudah memperingatkan Shafa tapi saya lebih percaya sama suami. Permisi."
Ibu-ibu itu mencibir Shafa seenaknya tapi acuh aja dia lebih percaya suaminya.
DiSingapura, Regan menerima laporan anak buahnya tentang istrinya dan benar saja perasaan yang dari kemarin ternyata adalah omongan para ibu yang membuat yang membuat Shafa kesal.
Saat sampai dirumah Shafa menahan sesak didada agar ibunya tak tahu. Disela Shafa sedang asyik masak ada dering ponselnya. Segera Shafa mengangkatnya.
"Hallo assalamulaikum."
"Waalaikumsaalam."
"Sayang kamu nggak pa-pa kan."
"Nggak pa-pa mas, Mas kapan balik."
"Sabar sayang. Kamu denger aku ya jangan pernah gosip murahan."
"Iya aku percaya kamu mas. Jangan lupa makan dan jaga kesehatan. Ini Shafa lagi masak takut gosong nanty lanjut. Assalamulaikum."
"Waalaikumsalam sayang."
Shafa sedikit lega setelah menerima telpon dari suaminya. Ia melanjutkan masak dengan senyum manis.
Setelah selesai masak, Shafa membersihkan diri dan bersiap makan bersama dengan ibunya.
"Bu, ayo makan dulu."
"Ayo."
"Bu, Dita masih sendiri atau udah nikah ya."
"Dia udah sama kayak kamu nak."
"Oh ya, kapan buk."
"Udah setahun nak."
"Baiklah bu. Aku sudah tak sabar ketemu dengannya. Shafa siap-siap dulu ya bu."
"Iya sana."
Setelah 15 menit Shafa sudah siap sekarang ia berpamitan kerumah Dita.
Diluar negeri tepatnya dihotel xx tempat Rehan berada. Ia hari ini sangat sibuk karena target dia besok harus kembali pulang, dia amat rindu istrinya.
Setelah acara meeting selesai ia bergegas ketempat nya. Setelah 15 menit Regan segera menelpon istrinya.
Saat ditelpon Shafa tengah berada dirumah temannya Dita.
"Hallo assalamulaikum."
"Waalaikumsalam sayang. Lagi apa?"
"Ini lagi dirumah masa kecilku Mas namanyaDita. Mas kapan pulang?"
"Tenanglah sayang lusa mungkin sudah pulang. Aku juga rindu kamu, kamu mau dibawain apa?"
"Nggak ada aku maunya Mas aja udah itu aja."
"Oklah nikmatilah bersama temanmu nanty aku telpon lagi. Love you istriku. Assalamulaikum."
"Waalaikumsalam love yoo too."
Shafa menutup telpon dan memasukkan ponsel kedalam tasnya.
"Oh sweetnya suamimu Fa."
"Heee padahal dulu kita beranyem terus lo."
"Ya begitulah bumbu rumahtangga Fa. Kamu sudah ada tanda-tanda."
"Belum, doain aja nyusul kayak kamu."
"Amien." Ucap keduanya.
Dihotel Regan sudah menyiapkan kejutan untuk istrinya saat ia pulang. Saat asyik memandang wajah cantik istrinya tiba-tiba ada bunyi bell.
Ceklek
"Maaf cari siapa?"
"Saya siap melayani anda tuan mau berpa jam?" Tanya wanita sexy. Dan dilihat dari Regan wanita itu adalah suruhan seseroang untuk menjatuhkannya.
"Maaf saya tidak tertarik, silqhkan pergi." Regan menutup pintu dan mengumpat
"Brengsek, akan gue kasih pelajaran nih orang."
Regan menelpon telpon seseorang untuk membereskan masalah tersebut Setelah mendapat laporan dari suruhannya ia membaringkan tubuhnya.
