Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 perjanjian

Keesokan harinya, 

Regan bersiap menuju lokasi syuting seprti biasa. Dan didepan apartement sudah setia manager artisnya. 

Ceklek

"Ayo boy."

Regan nenggangguk dan menyerahkan kunci mobilnya. Kedua pemuda tampan itu meluncur kelokasi. Sesampainya Regan clengak clinguk liat situasi dan mencari seseorang itu. 

"Lo pasty cari cewek itu ya, dia belum dateng mungkin bentar."

"Lama-lama elo jadi tukang ramal ya."

Kini Regan sudah dimakeup dan berganty baju, pesonanya mampu mengikat seluruh crew syuting.

"Eh kedip, elo hanya bayangan." Ucap mua

"Ihhh ganggu aja, yang penting masih bisa nenonton indah ciptaan tuhan." Ucap crew

Sorotan tajam Regan mampu meluluhkan yang ada didepannya. Dan saat Regan sudah berakting dengan kemampuannya bela diri.

Setelah 1 jam syuting, Regan lelah dan mencoba istirahat sejenak tiba-tiba ada seseorang memanggilnya.

"Tu- tuan." Ucap wanita 

Regan mencoba melihat siapa yang memanggilnya.

"Oh elo. Kenapa."

"Katanya saya suruh nemui tuan."

"Nanty gue tunggu diapartement jam 7 malam." Dan akhirnya Regan sudah memejamkan matanya.

Wanita itu meninggalkan Regan tapi entah mengapa ia merasa tak asing demgan wajah Regan. 

15 menit sudah Regan tidur dan dibangunkan manager artis aliyas sahabatnya dari SMA bernama Delon.

"Boy, ayo bangun pulang."

Regan mengerjap-ngerjap mengembalikan nyawanya tersebut.

"Bisa-bisqnya elo tidur ditempat begini."

"Ayo buruan."

Setengah jam perjalanan mereka menuju apartemennya.  Setelah sampai Delon berpamitan untuk bertemu dengan kekasihnya.

DiApartement mewah milik Regan terlihat dia sedang asyik main game hingga saat ada bel ia tak mendengar. Pada akhirnya ada suara telpon membuat kegiatannya berhenti.

"Haloo. Siapa."

"Tuan, tolong buka pintu aprtementnya, saya su-." Belum sampai melanjutkan omongan ternyata sudah putus sambungan telpon dan..

Ceklek

"Oh akhirnya elo datang juga, masuklah."

 

"Duduklah, nih baca." Ucap Regan memberikan kertas beserta materai dan bolpoint.

 

"Ini apa tuan."

 

"Elo udah bacakan masih tanya pula."

 

"Iya udah, tapi tolong jelaskan maksudnya tuan Regan." Ucap wanita dengan sedikit agak meninggi suaranya

 

"Gue pengen kita nikah kontrak selama setahun."

 

"Apa!"

 

"Tenang gue nggak akan nyentuh elo, meski suami istri." Ucap Regan sambil menatap tajam

 

"Ok." Wanita itu mengulurkan tangan deal pada Regan.

 

"Oh ya nama elo siapa ya?"

 

"Shafa." Ucap shafa ketus

 

"Jutek amat lo." Regan bejalan mendekat pada tubuh Shafa. Dan tak tahu kenapa jantung keduanya berdetak sangat cepat. Tiba-tiba kacamata yang bertengger diwajah cantik ,putih mulus itu diambil Regan. Betapa terkejutnya Regan akan indahnya ciptaan Tuhan. 

 

Dan berkata..

 

"Ini lebih cantik jika elo nggak memakainya." Ucap Regan kembali duduk. Membuat tubuh Shafa tak bergeming dan masih mematung.

 

"Tanda tanganlah, fa."

 

Shafa segera tanda tangan dan mengambil kacamata yang diambil Regan. Regan dengan sifat usilnya menaruh kacamata shafa di dalam baju Regan.

 

"Kembaliin tuan Regan." Ucap shafa dengan kesal

 

"Hahahaha coba saja kalau berani."

 

Setelah 10 menit Regan menghentikan aksi usilnya. Sekarang Regan  sudah menyuruh Shafa untuk pulang.

 

"Fa, besok ikut gue kerumah orang tua gue aktinglah sebaik mungkin. Gue jemput elo mana alamat elo."

 

"Gue message aja besok alamatnya."

 

"Ok." Shafa akhirnya bisa pulang dengan lega. Sebelumnya ia berhenti di minimarket membeli cemilan untuk nanty malam.

 

Sampai dirumahnya.

 

Ia mengingat wajah Regan, "dia mirip sekali dengan Regan ku." Ucap Shafa dikamarnya yang terlentang dikasur empuknya sambil memandang langit-langit kamar.

 

"Oh tuhan, ada apa ini? Siapa dia sebenarnya seperti ada sesuatu diwajah yang tak asing bagiku."

 ......

Pukul 6 malam Regan sudah bersiap mengganti pakaian dengan lebih karena akan bertemu dengan keluarga besarnya. Disisi lain Regan juga sudah mengirim gaun untuk Shafa pakai malam ini. Dirumah sederhana milik Shafa.

"Bu, Shafa nanty akan telat karena temen  ngajak makan malam." "Oh ya, nanti dia jemput atau-" ucap ibunya terputus dan disambung dengan kata Shafa "Nanty dia jemput Shafa bu, nanty Shafa belikan apa bu." "Nggak usah beli apa-apa yang penting pulang selamat itu aja, sekarang berdandanlah sebentar lagi jam 7."

"Baik bu." Shafa bergegas mengganti pakaiannya dan sedikit memoles wajahnya tapa perlu banyak riasan aura cantiknya sudah terpancar. Setelah 15 menit Shafa turun dqn ibunya melongo melihat putriñya begitu cantik malam ini.

"Shafa, kamu cantik sekali pakai gaun itu. Gaunnya mahal ya." "Ini dipinjemin temenku bu." Tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil didepan rumahnya. "Bu, sepertinya temen Shafa sudah datang.  Assalamulaikum."

"Waalaikumsalam." Shafa keluar dari rumah dan menemui tuan muda sesuai perjanjian. Saat Regan turun mobil dia terpesona dengan kecantikan Shafa tanpa kacamata biasa dia pakai. "Cantik." Itulah kata dapam hati disematkan pada Shafa. Dan ia sadar merutuki dirinya sendiri bisa-bisanya terpesona sama perempuan itu. "Come on." Ajak Regan dan membukakan pintu untuk  Shafa   Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang tersa dimobil itu, sesekali mereka saling curi pandang tanpa disadari. Dan akhirnya mobil sport milik Regan masuk halaman rumah bak istana dikawasan elit.  "Selamat malam tuan muda, silahkan." Ucap salah satu penjaga rumah   "Malam opa."   "Malam anak nakal."   "Aish, opa itu kenapa nyebutin Regan begitu." "Kamu kan emang nakal tak pernah tengok opoa, dan sekarang kerumah utama pulang-pulang bawa anak gadis orang. Menyebalkan kau Regan." Ucap opa willi   "Maaf opa, kan tahu sendiri Regan sibuklah."   "Oh ya siapa gadis sebelahmu itu, kenapa nggak dikenalin sih."   "Oh ini Shafa calon istriku opa, gimana."   Opa willi terlihat mengamati dari ataa sampai bawah Shafa.   "Tak buruk, pinter banget kamu pilih pasangan." Ucap opa willi   "Iya dunk opa, kita nggak disuruh duduk nih capek tahu berdiri terus."   "Oh ya maaf biasa opa kan udah pikun. Hhee."   "Ayo shafa duduklah." Ucap opanya   "Makasih opa."   "Oh ya kamu kerja atau kuliah."   "Saya kerja di  perusahaan Maxton grup opa sebagai sekretaris."   "Oh kamu jadi bekerja di perusahaan opa, presdirnya itu anak saya papanya Regan."   "Oh begitu ya opa sungguh kebetulan sekali."   "Eits, tapi bukannya kamu kerja jadi makeup artis ya."   "Itu hanya sampingan saja sayang, karena itu hobiku mendandani orang."   "Aish bisa-bisanya acting juga dia." Ucap batin Regan dan terlihat senyum   "Oh ya opa, mana papa dan mama."   "Opa lupa kalau mereka tadi pagi berangkat ke paris."   "Apa! Berapa lama opa."   "Nggak tahu soal itu Regan. Tanya sendiri sama orang tuamu."   "Bisa-bisanya mereka tak ada."   "Udahlah sekarang ayo makan opa udah laper, ayo Shafa."   "Iya opa."   Mereka akhirnya makan bareng dengan menu istimewa dengan chef terbaik. Sesekali Regan menoleh kearah Shafa dan opanya mepihat cinta Regan begitu besar untuk Shafa.   Setelah selesai acara makan malam mereka berbincang kembali diruang tamu.   "Regan besok kamu lamar kerumah shafa dan 3 hari kemudian kalian menikah."   "Apa!!" Ucap keduanya bersamaan "Kompak banget kapian emang jodoh tak krmana."   "Ya udah terserah opa, sekarang Regan mau mengantar Shafa pulang."   "Ok, hati-hatilah Shafa."   "Iya opa permisi."   Regan pun mengantar Shafa sampai didepan rumah.   Dan mengucapkan "Thanks." Ucap Regan lalu meninggalkan rumah Shafa. Shafa kesal karena belum sempat mengucap kata apapun pria itu langsung prgi begitu saja.  

 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel