Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

### chapter 3 Tim rahasia navia

​Tim Rahasia Navia

​Rael tiba di alamat yang ia kirimkan. Bukan gedung tinggi, melainkan sebuah toko alat musik tua bernama "Harmony Haven"kedok yang sempurna di distrik yang tidak mencolok.

​Ellen, seorang informan muda berusia 23 tahun dengan rambut bob berwarna gelap, berdiri di balik meja kasir yang penuh debu. Ellen adalah pemilik toko itu. Begitu melihat Rael sudah masuk, Ellen mengunci pintu utama, membalik tanda "CLOSED".

​Ellen berjalan ke dinding, di mana tergantung sebuah poster besar gitar Fender Stratocaster yang tampak usang. Ellen menekan titik tersembunyi, dan seketika, dinding di balik poster itu bergeser, membuka skat pintu rahasia menuju ruang bawah tanah.

​Di ruangan itu, suasana berubah total. Markas itu adalah kontras sempurna dengan toko musik di atasnya. Semua lengkap: deretan komputer canggih, peralatan sadap, hingga lemari kaca berisi senjata api Glock dan SIG Sauer semuanya untuk perlindungan diri. Sorotan cahaya dingin dari layar-layar besar yang terhubung memenuhi ruangan.

​Sudah menunggu di sana adalah dua anggota tim inti:

​Orion (21 tahun): Ahli IT yang sangat handal. Orion, dengan hoodie gelap dan kacamata berbingkai tebal, tampak terpaku pada monitor yang menampilkan kode-kode rumit.

​Mr. Dicks (40 tahun): detektif swasta handal yang kini bekerja di bawah Rael. Dicks, dengan setelan jas tweed yang rapi, tampak memegang notebook kecil berisi catatan.

​Rael berjalan ke tengah ruangan, mengambil remote, dan memproyeksikan foto Juan Estren di layar utama.

Vale Amirtage tidak tahu bahwa Rael sudah memiliki tim yang mampu menyaingi divisi intelijen korporat.

​"Target baru: Juan Estren. Seorang importir, eksportir di pasar gelap. Kita perlu tahu bagaimana dia menjalankan bisnisnya, terutama untuk penyelundupan. Ini adalah misi yang diberikan oleh... klien Grade A," ujar Rael, merujuk pada Vale tanpa menyebut nama.

​Tim itu segera bekerja. Orion menggerakkan jemarinya di keyboard. "Aku melacak jaringan transaksinya di dark web. Minimal, minim informasi. Sistemnya terenkripsi ganda," lapor Orion, frustrasi. Namun, ia berhasil menarik sepotong data kecil.

"Hanya menemukan sedikit informasi tentang penjualan senjata ilegal baru-baru ini. Jumlahnya besar."

​Mendengar kata "senjata ilegal", Mr. Dicks tersentak. Ia membuka buku catatannya.

​"Tunggu sebentar. Tiga bulan lalu, ada kasus di

Pelabuhan Delta, kasus penyelundupan beberapa senjata api kelas militer yang lenyap tanpa jejak. Polisi menutupinya, tapi aku punya datanya," kata Mr. Dicks, matanya menyipit. "Jika ini adalah bisnis senjata, ada akuatannya (keterkaitan kuat) dengan Juan Estren."

​Rael menatap wajah Juan Estren yang tersenyum hangat di layar. "Kalau begitu, kita harus memastikan akuatannya. Ellen, siapkan data tentang The Aureum Club. Aku akan menemui muse kita malam ini."

Setelah instruksi Rael, semua kembali ke posisi dan perangkat mereka masing-masing di ruang bawah tanah. Rael berdiri di dekat monitor utama, sementara timnya memulai serangan informasi serentak.

​Ellen, sang informan handal, segera memanfaatkan jaringan gosip dan data gelapnya. Ia tidak menggunakan komputer, melainkan ponsel Vertu Signature-nya yang mahal, menghubungi sumber-sumbernya. Beberapa menit kemudian, Ellen menyeringai puas.

​"Rael, aku mendapat pesan bahwa memang Juan Estren adalah member tetap The Aureum Club. Tapi..." Ellen berhenti, menarik perhatian semua orang.

"Informasi yang kudapat, sepertinya ada hal lain di sana. Klub itu sepertinya hanya wadah—sebuah pintu gerbang yang disamarkan."

​Sementara itu, Orion berkutat dengan sistem mainframe di depannya. Jemarinya menari di atas keyboard gaming Razer BlackWidow. Tugasnya adalah mencari informasi mendetail tentang klub itu dari sisi digital.

​"Keamanan jaringan The Aureum Club ini setara dengan bank investasi, tidak sesuai untuk klub malam," gumam Orion, matanya memicing. Ia mencoba berbagai firewall dan protokol enkripsi.

"Aku harus memutar lebih jauh. Mereka menyembunyikan sesuatu yang besar."

​Setelah perjuangan singkat, Orion berhasil menembus enkripsi teratas. Data mentah mulai mengalir.

​"Bingo," desis Orion. Layar utamanya yang besar, yang awalnya menampilkan kode, kini memunculkan dokumen-dokumen internal yang terenkripsi. "Klub itu adalah pusat kegiatan tersembunyi.

Benar saja, di sana adalah pusat kartel narkoba Virelle City bukan hanya transaksi, tapi koordinasi logistik. Meskipun tak mudah mencari tahu, aku tetap mampu membobol keamanan digital The Aureum Club."

​Mr. Dicks yang sebelumnya fokus pada laporan pelabuhan, kini tertarik total. Ia merangkak ke arah monitor Orion dan melongok. Matanya yang tajam melihat dengan seksama data-data keuangan yang bergerak cepat.

​"Kartel narkoba, Estren, dan senjata api yang hilang di pelabuhan. Ini bukan sekadar rivalitas bisnis, Rael. Ini adalah operasi kriminal multi-sektor," Mr. Dicks menyimpulkan, nadanya kini sangat serius.

​Rael menatap layar, pandangannya dingin. Ia tidak kaget, tetapi ia kini mengerti mengapa Vale Amirtage, seorang CEO, mau mengambil risiko merekrutnya. Pertaruhannya jauh lebih besar dari sekadar barang.

Rael menoleh dari monitor yang kini menampilkan skema organisasi kartel narkoba. Ia mengangkat pergelangan tangannya, melirik jam tangannya sebuah Jaeger-LeCoultre Reverso Classic yang menunjukkan pukul tujuh malam.

​"Oke, waktunya sudah tiba," ujar Rael, suaranya tenang, namun penuh tekad.

​"Aku akan bersiap ke The Aureum Club. Kalian lanjutkan investigasi," perintahnya kepada tim. Ia menatap Orion dan Mr. Dicks. "Pastikan semua jalur keluar dan masuk Estren terpetakan. Aku butuh data real-time."

​"Sekarang giliran aku yang mengeksekusi."

​Tanpa menunggu balasan, Rael berbalik dan meninggalkan ruang bawah tanah, Ellen kembali menutup skat pintu rahasia di belakangnya.

__Persiapan Rael ___

​Satu jam kemudian, Rael sudah berada di apartemennya yang terletak di kawasan pusat kota Virelle City.

​Malam ini, ia melepaskan seluruh persona Navia si ahli strategi, dan mengenakan kembali identitas VVIP-nya:

Rael Veine, daya tarik paling eksklusif di kota itu.

​Rael bersiap menuju klub dengan dandanan khas kelasnya. Ia memilih gaun malam panjang berwarna emerald yang mewah, kain sutranya mengikuti lekuk tubuhnya dengan sempurna, menonjolkan pinggang ramping dan garis bahu yang anggun.

​Ia dianugerahi paras yang indah dan tubuh yang sempurna sangat menjual. Rael memang pantas disebut Grade A VVIP. Wajahnya yang dingin dan cerdas kini dipoles dengan make-up minimalis namun dramatis—hanya fokus pada mata yang tajam dan lipstik merah anggur yang menawan.

​Begitu Rael selesai, ia melihat dirinya di cermin. Ia bukan hanya cantik. Setiap mata yang melihatnya pasti akan terpesona dengan aura sensualitasnya sebuah perpaduan langka antara kecerdasan yang tinggi dan daya tarik magnetis yang berbahaya.

Dia adalah harta yang berharga sekaligus racun yang mematikan.

​Ia bukan umpan, dia adalah jebakan yang berjalan.

​Ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari sopir: Mercedes-Benz Maybach S-Class sudah menunggu.

​Waktu untuk bertemu Juan Estren telah tiba.
Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel