Chapter 7 Biksu Wei Zong dan Iblis Pedang Dari Timur
Kuil Chen Zhen, Pegunungan Timur
Biksu Wei Zong yang juga dikenal dengan pendekar besar Dharma dari timur sedang memperhatikan murid-muridnya latihan ilmu tapak dan ilmu pedang. Tiba-tiba datang salah satu murid senior bernama Wang Chong langsung memberi hormat kepada biksu Wei Zhong.
“Sifu!”
“Bagaimana hasil penyelidikanmu di dataran tengah?”
“Seratus pendekar pedang yang tewas itu memang dibunuh dengan ilmu pedang Dharma”
“Jadi besar kemungkinan memang Huang Pai pelaku pembunuhan itu” biksu Wei Zhong mengangguk-angguk sambil mengusap-ngusap jenggotnya.
“Benar guru, saya yakin adik seperguruan pelakunya, dia juga sudah bergabung dengan kelompok Fong Gei, pasukan pembunuh dari kekaisaran”
“Bocah itu sangat berbakat dalam ilmu pedang dan tenaga dalam, sayang sekali dia tidak bermoral, sangat berbahaya membiarkan dia terus melakukan pembunuhan seperti ini, sekte Pedang Utara dan Golok Selatan tidak akan tinggal diam, mereka akan menyalahkan kuil Chen Zhen di pertemuan antar sekte pada saat ulang tahun Zhao Long nanti, posisi kita akan sulit”
“Apa yang harus kita lakukan sifu?”
“Bawa sepuluh murid terpilih tangkap Huang Pai! Hidup atau mati!”
“Siap sifu!”
“Wang Chong! Kamu harus hati-hati, aku yakin ilmu pedang dan tenaga dalam bocah itu telah berkembang pesat, dia tidak sama seperti dulu, bocah itu seperti menciptakan aliran hitam ilmu pedang Dharma, benar-benar mencoreng nama kuil Chen Zhen! Bahkan sekarang dia telah bergelar si Iblis Pedang Dari Timur, memalukan!”
“Baik guru!” Wang Chong berkata sambil memberi hormat. Biksu Wei Zong menarik nafas panjang. Penyesalan terlihat begitu mendalam di wajahnya.
“Ternyata aku membesarkan seorang pembunuh haus darah, gadis kecil yang aku selamatkan dulu itu telah berubah menjadi iblis!” biksu Wei Zong kembali mengenang masa-masa dia menemukan Huang Pai yang sebatang kara, seluruh keluarganya dibunuh penjahat. Biksu Wei Zong menyelamatkan dan membesarkan Huang Pai, serta menurunkan ilmu pedang dan tenaga dalam aliran Dharma. Huang Pai begitu berbakat dan memiliki kemauan yang keras dalam berlatih pedang dan ilmu tenaga dalam Dharma. Namun belakangan biksu Wei Zong menyadari bahwa Huang Pai memiliki naluri membunuh yang kuat, ilmu pedangnya tanpa belas kasih dan dia menyukai menumpahkan darah manusia.
Huang Pai pergi meninggalkan kuil Chen Zhen dan berkelana sendirian, baginya untuk mengembangkan ilmu pedang dan tenaga dalam tidak bisa dilakukan dengan kultivasi, melainkan hanya bisa dicapai dengan bertarung dan membunuh sebanyak mungkin, terutama bertarung pedang dengan pendekar pedang dan golok. Perempuan remaja itu telah berubah menjadi pembunuh haus darah yang terus membunuh dan bertarung untuk mengasah ilmu pedang dan tenaga dalam Dharma, hal yang terlarang dalam aliran Dharma.
“Huang Pai berkeyakinan untuk meningkatkan ilmu pedang dan tenaga dalam hanya bisa dilakukan dengan terus bertarung dan membunuh, suatu paham yang sangat mengerikan, walaupun ada benarnya, tetapi ilmu Dharma berdasarkan pada belas kasih, hanya digunakan untuk menumpas kejahatan, bukan untuk bertarung dan membunuh sebagai ajang latihan, gadis itu benar-benar iblis…” biksu Wei Zong bicara sendiri sambil terus menyesali keputusannya menjadikan Huang Pai murid.
***
Markas Kelompok Fong Gei, ruang rahasia istana Kaisar Zhou.
Beberapa pendekar pedang anggota kelompok Fong Gei terlihat duduk sambil menikmati teh. Wajah-wajah mereka terlihat serius. Pedang panjang terlihat terselip di pinggang mereka.
“Pejabat Huo sudah tewas, seluruh keluarga dan pengawalnya terbunuh, padahal kaisar hanya memerintahkan membunuh Huo, tetapi si iblis itu malah membunuh seluruh keluarganya tanpa ampun!” ujar Dang Hui salah seorang pendekar senior di kelompok Fong Gei.
“Kita sudah membunuh ratusan orang, tetapi tetap saja aku merasa si iblis itu begitu mengerikan, entah kenapa aku merasa dia bukan manusia, tak punya hati, dia bahkan tega membunuh anak-anak tak berdosa, benar-benar gila” kata Eng Ho yang duduk berhadapan dengan Dang Hui. Anggota-anggota lain mengangguk.
“Dia terlalu kejam untuk ukuran pembunuh! Tetapi kaisar malah menyukainya” Dang Hui menambahkan.
“Aku mendengar kabar dia menjadi bibi pertama keluarga Chin” ungkap Eng Ho.
“Apa!!!!!” semua anggota kelompok Fong Gei terkejut bersamaan. Keluarga Chin termasuk bangsawan berpengaruh, pendekar besar Chin Wei adalah jendral besar dinasti Zhou, bukan hanya punya pengaruh di kekaisaran tetapi juga dihormati di dunia persilatan. Bahkan kaisar pun tak bisa semena-mena kepadanya.
“Ya jendral Chin mengangkatnya sebagai adik angkat, itu rumor yang aku dengar dari bocoran sejumlah pelayan keluarga Chin yang datang ke istana barusan” Eng Ho menambahkan.
“Gila, kaisar dan jendral Chin memperebutkan seorang iblis pedang!!” Dang Hui berkata agak keras tanpa menyadari Huang Pai yang telah berdiri di belakangnya. Seketika itu juga semua anggota kelompok Fong Gei menutup mulut kecuali Dang Hui. Setelah beberapa saat Dang Hui merasakan tekanan hawa pembunuh tak biasa di belakangnya. Dia menyadari ternyata Pendekar Iblis Pedang Dari Timur sudah berada di belakangnya. Walaupun Huang Pai baru berusia lima belas tahun tapi aura membunuhnya sangat mengerikan, bahkan para prajurit Fong Gei yang umumnya adalah pembunuh terlatih juga merasa ngeri jika harus berhadapan dengan Huang Pai.
Dang Hui merasa tertekan, tetapi Huang Pai hanya diam dan berlalu seperti tak mendengar apa-apa. Dang Hui menarik nafas lega. Huang Pai pada dasarnya cukup pendiam dan lebih banyak menghindari keributan, namun setelah bergabung dengan kelompok Fong Gei, Huang Pai pernah menantang Ing Sun sang ahli pedang terhebat di kelompok Fong Gei bahkan di kekaisaran untuk berduel, dan Huang Pai bisa mengalahkan Ing Sun begitu mudah.
Menurut pengakuan Ing Sun, ilmu pedang dan tenaga dalam Huang Pai bisa menghadapi salah satu dari lima pendekar besar dunia persilatan, bahkan dia diprediksi mampu menghadapi Zhao Long pendekar nomor satu dunia persilatan. Anggota kelompok Fong Gei sama-sama sepakat bahwa Huang Pai terlalu berbakat dalam ilmu pedang dan tenaga dalam, apalagi aliran ilmu pedang dan tenaga dalamnya berasal dari ilmu pedang Dharma, salah satu ilmu pedang dan tenaga dalam terhebat di dunia persilatan.
“Kakak Dang, kakak Eng, aku sudah menyelesaikan tugas membunuh pejabat Huo, jadi aku minta libur beberapa hari, ada undangan minum teh dari jendral Chin” Huang Pai berkata dengan nada datar.
“Silahkan adik Pai!” Dang Hui dan Eng Ho menjawab bersamaan. Mendengar hal itu Huang Pai langsung beranjak pergi. Langkahnya begitu ringan khas pendekar dengan ilmu peringan tubuh tingkat tinggi.
“Hmm mendapat tawaran dari kakak Chin untuk jadi bibi pertama keluarga Chin mana mungkin aku tolak, ada orang yang menghargai prinsipku dalam pengembangan ilmu pedang dan ilmu tenaga dalam tentu harus aku hargai balik, kakak Chin tidak mempermasalahkan pendirianku bahwa untuk mengembangkan ilmu pedang dan ilmu tenaga dalam bukan lewat jalur kultivasi melainkan dengan bertarung dan membunuh sebanyak mungkin pendekar ahli pedang, prinsip moral ilmu pedang Dharma bertentangan dengan pahamku ini” tukas Huang Pai dalam hatinya sambil melesat dengan kuda. Dia ingin bertualang di Jiang Hu untuk beberapa hari.
