Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 5. Harusnya Bahagia

Maharani duduk terdiam di ruang tamu istana Hansen yang mewah, tatapannya kosong, seolah matanya menembus dinding-dinding kristal yang memantulkan kemewahan yang dikelilinginya. Waktu seakan bergerak sangat lambat, dan ia tak bisa lagi menipu dirinya sendiri. Kehamilan yang baru saja diketahui membuat segalanya terasa semakin rumit. Setiap pagi, ia merasa mual dan pusing, tanda-tanda yang tak bisa disangkal lagi—bahwa ia hamil dari perselingkuhannya dengan Robert Hansen, paman suaminya sendiri.

Namun, di sisi lain, Jeremy, suaminya, sedang jauh di luar negeri. Berada di Zhuhai, Cina, ia tengah menjalani pengobatan yang ia harapkan bisa mengembalikan dirinya sebagai pria normal, setelah lama terkungkung oleh masalah kesehatan yang menghalangi kemampuan suami-istri mereka untuk merasakan keintiman yang seharusnya. Jeremy tak tahu tentang segala yang terjadi di Bali, tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh istri tercintanya.

Hari itu, sebuah pesan datang dari Jeremy. Ia mengabarkan bahwa pengobatannya berhasil dan akhirnya, ia merasa seperti pria normal yang sehat kembali. "Aku akan membawa kita berlibur ke Macau, sayang. Ini adalah kejutan untukmu, malam yang akan kita ingat selamanya," tulisnya dengan antusiasme yang jelas terlihat di setiap kata-katanya. Maharani, meskipun kebingungannya tentang keadaan tubuhnya dan perasaan hatinya yang kacau, merasa terkejut dengan kabar baik tersebut. Namun, di dalam hatinya, ada kecemasan yang mendalam, karena ia tahu bahwa perjalanan itu bisa membawa konsekuensi yang lebih besar dari yang ia bayangkan.

Malam itu, mereka tiba di hotel casino milik Jeremy yang megah di Macau. Maharani disambut dengan lampu-lampu gemerlap yang menghiasi setiap sudut bangunan, dan suasana yang penuh kemewahan. Di luar sana, dunia bersinar dengan penuh kehidupan, sementara di dalam hatinya, Maharani merasa sepi dan terperangkap. Bagaimana bisa ia menikmati kejutan indah ini, ketika ia tahu bahwa ada rahasia besar yang harus ia sembunyikan? Ia merasa seperti hidup dalam dua dunia yang bertabrakan, satu dunia yang penuh dengan kemewahan dan kebohongan, dan dunia lain yang penuh dengan penyesalan dan dosa.

Namun, Jeremy tidak tahu apa yang terjadi. Dia merasa bahagia bisa berbagi malam ini dengan istrinya. Setelah begitu lama merasakan kekosongan dalam hubungan mereka, ia akhirnya bisa merasakan kehangatan yang selama ini hilang. Mereka makan malam dengan suasana yang penuh dengan canda tawa, dengan Jeremy berusaha mencairkan suasana yang tegang di dalam hati Maharani. "Aku sangat bahagia, Maharani," kata Jeremy dengan senyum lebar, matanya berbinar dengan harapan yang tinggi. "Aku bisa melakukannya malam ini, kita akan memiliki malam yang indah."

Maharani tersenyum, meskipun hatinya terasa berat. "Aku juga senang, Jeremy," jawabnya, meskipun ada rasa bersalah yang terus menghantuinya. Ia memandang suaminya dengan pandangan yang agak kosong, berusaha tidak menampilkan kekhawatiran yang sedang menguasainya. "Semoga malam ini benar-benar indah," ujarnya, berusaha meyakinkan diri sendiri.

Malam itu, di dalam kamar hotel yang mewah, suasana berubah. Jeremy yang tampaknya merasa lebih percaya diri dan penuh gairah, mendekati Maharani dengan pelan. Ia menunjukkan sisi dirinya yang telah lama tertutup, mencoba untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami dengan penuh perhatian. Bagi Maharani, ini adalah pertama kalinya ia merasa diinginkan dengan sepenuh hati oleh suaminya—satu hal yang telah lama ia rindukan.

Namun, meskipun tubuhnya merespon sentuhan-sentuhan lembut Jeremy, pikirannya tidak bisa lepas dari Robert dan malam yang pernah mereka habiskan bersama. Perasaan yang begitu kuat terhadap Robert, meskipun penuh dengan penyesalan, tidak bisa begitu saja dilupakan. Maharani merasa tubuhnya tergerak mengikuti apa yang diinginkan oleh suaminya, tetapi hatinya—hatinya yang tak bisa sepenuhnya kembali ke Jeremy—terus merasa gelisah dan bingung.

Jeremy, yang begitu gembira karena akhirnya bisa menjadi pria normal dan merasa diterima oleh istrinya, merasa hubungan mereka akan kembali seperti semula. Namun, Maharani tahu bahwa itu adalah harapan yang terlalu besar. Meskipun ia berusaha untuk menikmati momen tersebut, ada sesuatu dalam dirinya yang hancur—sesuatu yang sudah rusak dan tak bisa diperbaiki hanya dengan beberapa malam indah ini.

Keesokan paginya, Jeremy terbangun dengan senyum bahagia di wajahnya, merasa seolah semuanya telah kembali ke jalur yang benar. Ia mencium kening Maharani dengan lembut. "Terima kasih, sayang. Ini adalah malam yang aku tunggu-tunggu," ujarnya, penuh dengan kebahagiaan yang tulus.

Namun, di dalam hati Maharani, ada sebuah pertanyaan besar yang tak bisa dijawab. Apa yang akan terjadi jika semua ini terungkap? Bagaimana jika Jeremy tahu tentang Robert, tentang kehamilan yang bukan miliknya? Bagaimana jika ia tahu bahwa malam-malam indah yang mereka jalani, tidak lagi bisa menghapus rasa bersalah yang membelenggu hatinya?

Maharani hanya bisa berpura-pura tersenyum, menyembunyikan semua keraguan yang menghantuinya. Mungkin, ia berpikir, ini adalah keputusan terburuk dalam hidupnya. Tapi di sisi lain, ia merasa terperangkap, tidak bisa keluar dari lingkaran setan yang ia ciptakan sendiri.

@@@

Satu bulan sudah Maharani tinggal bersama Jeremy suaminya di Macau

Maharani berjalan perlahan di koridor hotel Macau yang mewah, matanya yang memerah menatap ke depan dengan pandangan kosong. Di luar, langit pagi mulai memerah, namun di dalam dirinya, gelombang perasaan yang mengombang-ambing semakin kuat. Kehamilan yang baru diketahui beberapa hari lalu seharusnya menjadi berita bahagia, namun bagi Maharani, itu adalah sesuatu yang jauh lebih menakutkan daripada kebahagiaan yang seharusnya dia rasakan.

Karena Ia tahu,, kehamilan ini karena benih Robert Hansen.

Ketika Jeremy mengetahuinya, wajahnya langsung berubah menjadi cerah, penuh dengan kebahagiaan yang tulus. Di hadapannya, Maharani hanya bisa tersenyum lemah, meskipun hatinya terbelah antara rasa takut dan rasa bersalah yang menggerogoti setiap inci tubuhnya. Jeremy menatap Maharani dengan penuh cinta, seolah-olah ia menemukan kembali keajaiban hidupnya.

"Sayang, aku benar-benar senang mendengar ini!" kata Jeremy dengan wajah penuh keceriaan. "Kita akan memiliki anak, kita akan menjadi keluarga yang lengkap. Ini adalah anugerah terbesar dalam hidupku."

Maharani hanya bisa tersenyum dengan paksa. "Aku juga senang, Jeremy," jawabnya pelan, meskipun hatinya jauh dari kebahagiaan yang ditunjukkan oleh suaminya. Dalam benaknya, ia teringat dengan jelas betapa takutnya ia pada kenyataan ini. Bayi yang ada di dalam kandungannya bukanlah hasil dari cinta mereka, tetapi dari pengkhianatan yang terjadi dengan Robert Hansen, paman suaminya sendiri.

Namun, Jeremy tidak tahu itu. Ia hanya melihat ke depan dengan harapan dan kebahagiaan yang meluap. "Aku akan membawa kita kembali ke Bali, kita akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Aku ingin anak kita tumbuh dengan penuh kasih sayang dan kebahagiaan," tambah Jeremy dengan mata yang bersinar.

Di saat yang sama, jauh di dalam hatinya, Maharani merasa semakin terperangkap dalam kebohongan yang ia ciptakan. Bagaimana ia bisa terus berbohong pada Jeremy? Apakah ia harus mengungkapkan semuanya? Apakah ia bisa merusak kebahagiaan yang begitu murni dalam hati suaminya?

Maharani mengalihkan pandangannya dari wajah penuh kebahagiaan Jeremy, menuju jendela besar yang menghadap ke kota Macau yang sibuk. Hatinya terperangkap dalam kebingungannya sendiri, terikat oleh kenyataan yang tak bisa ia elakkan.

Saat itulah, bayangan Robert Hansen muncul dalam benaknya. Senyuman liciknya yang selalu membuatnya merasa tidak nyaman. Maharani mengingat malam-malam mereka bersama, setiap detik yang terasa seperti mimpi buruk yang ia coba lupakan, namun tak bisa. Robert selalu tahu bagaimana cara mendapatkan apa yang ia inginkan. Senyumannya yang penuh dengan tipu daya, dengan pandangan penuh ambisi yang tersembunyi, selalu berhasil membuat Maharani merasa terperangkap.

Ia tahu betul apa yang Robert inginkan—kekuasaan. Robert tidak hanya ingin menikmati malam bersama Maharani, tapi ia juga menginginkan pengaruh yang bisa didapatkan dari hubungan mereka. Semua ini, perselingkuhan yang terjadi, hanyalah bagian dari rencana besar Robert untuk memanfaatkan Maharani dan keluarganya.

Maharani merasa cemas setiap kali teringat akan pertemuan-pertemuan rahasia mereka. Robert tidak pernah ragu untuk memberi isyarat bahwa hubungan mereka bukan sekadar masalah gairah, tetapi juga permainan kekuasaan. Bahkan saat dia tahu bahwa dirinya adalah paman dari suaminya, ia tetap melanjutkan permainan itu dengan keyakinan penuh. Robert selalu mengingatkan Maharani bahwa kebohongan yang mereka jalani ini hanya akan menguntungkan mereka berdua. Namun, Maharani tahu bahwa perasaan itu tidak pernah menjadi sesuatu yang bisa ia nikmati.

Kembali ke kenyataan, Maharani tahu bahwa dirinya semakin terjerat dalam kebohongan yang semakin dalam. Kehamilan ini, yang seharusnya menjadi tanda kebahagiaan bagi keluarga Hansen, kini menjadi beban besar yang semakin sulit untuk disembunyikan. Bagaimana ia bisa membiarkan semuanya terungkap? Bagaimana ia bisa menghadapi Jeremy ketika akhirnya kebenaran terungkap, dan kehadiran Robert dalam hidup mereka tidak bisa lagi disembunyikan?

Jeremy terus berbicara dengan penuh harapan, namun Maharani hanya bisa mengangguk, berusaha menyembunyikan kegelisahannya. "Aku yakin kita akan menjadi orangtua yang hebat," kata Jeremy, tanpa tahu bahwa dirinya sedang ditipu oleh orang yang paling ia cintai.

Maharani hanya bisa membalas dengan senyuman yang semakin pudar. Ia merasa semakin jauh dari dirinya sendiri. Kini, dalam hatinya yang penuh dengan kegelisahan, ia tahu bahwa tak ada jalan keluar dari permainan ini. Setiap keputusan yang ia buat, setiap langkah yang ia ambil, hanya akan membawa dirinya lebih dalam ke dalam perangkap yang ia ciptakan.

Di sisi lain, Robert Hansen masih dengan senyum liciknya. Dia tahu bahwa permainan ini baru saja dimulai, dan semuanya akan berjalan sesuai dengan rencananya. Kehamilan ini, meskipun membuat Maharani merasa terperangkap, adalah bagian dari rencananya. Robert tidak hanya akan mendapatkan keuntungan dari perselingkuhan ini, tetapi ia juga akan menjadi bagian dari kehidupan keluarga Hansen—dengan cara yang lebih besar dan lebih menguntungkan daripada yang pernah dibayangkan oleh siapapun.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel