Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 2

Raja Edward mengangkat Yuan tinggi-tinggi. Tubuh Yuan yang mungil membuatnya mudah diangkat. Setelah itu dia memeluk Rainsword putra pertamanya.

"Kalian sudah besar ya. Rasanya cepat sekali waktu berlalu."

"Diya, ayah ada hadiah untuk kalian," Raja Edward mengambil sebuah kotak dan memberikannya kepada Yuan dan sebuah kotak panjang kepada Rainsword.

Rainsword membuka kotak yang diberikan padanya. Kotak itu berisi sebuah pedang perak. Pedang itu terlihat sangat bagus. Rainsword dan Yuan terpana melihatnya.

"Ini pedang perak, katanya makhluk sejenis werewolf dan vampire akan ketakutan melihatnya, dan pedang ini menyimpan kekuatan yang hebat," ucap Raja Edward membuat Rainsword dan Yuan makin berbinar.

Melihat tingkah kedua putranya Raja Edward hanya bisa tersenyum senang.

Yuan penasaran dengan kotak miliknya dia membukanya. Di luar dugaan isinya adalah baju dan sebuah kalung dengan liontin berbentuk pedang. Melihat itu terlihat ekspresi kecewa dari wajah Yuan.

Saat itu Archilles yang tidak sengaja melihatnya menghampiri pangeran Yuan.

"Pangeran ini adalah pedang Es abadi. Pedang ini akan melindungi Pangeran dari orang-orang yang akan berbuat jahat. Saat ini pedang ini terlihat kecil namun suatu saat nanti Pangeran akan menggunakannya sebagai senjata yang tak terkalahkan. Pedang ini tidak akan pernah hilang dan akan selalu menemani Pangeran," ucap Archilles mengalungkan kalung dengan liontin berbentuk pedang tersebut.

Lalu dia membuka baju yang masih terlipat. Baju itu sebuah jaket dengan hoodie. Archilles mengenakan jaket itu di tubuh Yuan. Jaket itu pas dikenakan Yuan. Seketika jaket yang dikenakannya berubah warna menjadi senada dengan rambut peraknya.

"Ini jaket kamuflase, bisa berubah warna. Kamu bisa bersembunyi dengan ini," ucap Archilles.

Melihat hadiahnya ternyata sangat bagus Yuan menjadi sangat senang.

“Terimakasih Ayahanda,” kata Yuan.

Kedua pangeran pergi meninggalkan Raja Edward dan Archilles.

“Darimana Anda mendapatkan benda-benda itu Paduka Raja?" tanya Archilles yang penasaran dengan pedang Yuan.

“Beberapa hari yang lalu ada pertemuan para raja, ada seorang raja yang mendekatiku dan memberikan hadiah ini. Aku belum pernah melihat Dia sebelumnya, namun Dia mengenal Rainsword dan Yuan. Sangat aneh, tidak ada yang mengenal Yuan di luar istana tapi darimana Dia mengenalnya.” Raja Edward menghela napas panjang seakan seharusnya dia tidak menerima hadiah itu.

Hadiah itu akan sangat berguna untuk mereka, keputusan Paduka Raja sudah tepat, tidak perlu menyesalinya.” Archilles menundukkan kepala mengisyaratkan pamit dari hadapan sang Raja

“Tunggu, katakan padaku yang sejujurnya. Apa yang kau sembunyikan?” tanya Raja Edward.

“Saya tidak menyembunyikan apapun Paduka," jawab Archilles.

“Kau berbohong.” Raja Edward memandang lekat-lekat Archilles.

“katakan, siapa Yuan sebenarnya?"

Archilles menelan ludahnya. Sulit baginya untuk jujur, dan tidak mudah pula untuk berbohong.

“Paduka, saya tidak bisa menjelaskannya sekarang. Mohon maaf, jawab Archilles.

“Lalu kapan? Sudah jelas Yuan bukan anakku, apa Erina selingkuh di belakangku?" tanya Raja Edward.

“Paduka, tolong percaya Ratu Erina sangat mencintai Anda, Dia tidak mungkin selingkuh," jawab Archilles. Kali ini Archilles tidak mampu menatap Raja Edward.

“Kalau begitu jelaskan padaku, bagaimana bisa Yuan berbeda. Apa kau kira aku buta?” Raja Edward berusaha menahan amarahnya. Dia duduk di kursi yang ada.

“Tunggulah, setidaknya hingga Pangeran Yuan berulang tahun, Ratu Erina akan menjelaskan semuanya," jawab Archilles. Dia tidak tahu lagi harus mencari alasan apalagi.

“Baiklah, tidak lebih dari itu.” Raja Edward meninggalkan ruang itu. Kini Archilles berdiri mematung seorang diri.

***

Rainsword dan Yuan melihat ayahnya berjalan dengan santai segera menghampiri. Yuan memanggil ayahnya,

"Ayahanda ... Ayahanda ....

Raja Edward yang suasana hatinya sedang kacau tidak menyadari panggilan Yuan dan tetap berjalan tanpa menoleh. Yuan meraih tangan ayahnya yang seketika ditarik dengan kasar.

Raja Edward yang melihat ekspresi Yuan begitu terkejut dengan tindakannya sehingga dia segera menyesali tindakannya kepada Yuan. "Apa yang kulakukan anak ini tidak bersalah, bahkan dia juga tidak tahu,"

ucapnya dalam hati.

“Yuan, maaf Ayah hanya kaget saja.” Raja Edward ingin mengelus rambut Yuan tapi berhenti karena teringat dia bukan anaknya. Rasa sakit hati membuat Raja Edward memperlakukan Yuan tidak seperti biasanya.

Sejak bertemu dengan raja yang memberikan hadiah kepada Rainsword dan Yuan, dia tidak bisa melupakannya. Wajah raja itu sangat mirip dengan Yuan. Bukan hanya wajahnya postur tubuh juga memiliki kesamaan. Bagaimana mungkin anaknya memiliki wajah yang sama dengan pria lain? Awalnya Raja Edward hanya mengira Yuan mungkin seperti istrinya yang memang bertubuh mungil tapi pria yang dia

temui memiliki kesamaan yang hampir 1004 dengan Yuan. Satu-satunya yang terlintas dalam pikirannya adalah istrinya berselingkuh hingga melahirkan anak hasil hubungan mereka.

"Ayah banyak urusan, pergilah,” kata Raja Edward. Yuan pun meninggalkan ayahnya dan segera berlari menuju kakaknya.

Selama beberapa hari menjelang hari ulang tahunnya. Raja Edward menjauhi Yuan. Tentunya perlakuan itu menyayat hatinya. Ayah yang sangat disayanginya telah berubah.

“Kak Rain, apa Ayah benci padaku?" Yuan berhenti membaca dan menutup bukunya.

“Jangan terlalu dipikirkan, Ayah mungkin lelah,” jawab Rainsword. Dia juga menyadari perubahan sikap ayahnya terhadap adiknya.

“Kurasa ayah membenciku, kalaupun lelah Dia tidak akan seperti itu.” Yuan mengenang perlakuan Raja Edward yang selalu mengacuhkannya atau berusaha menghindari dirinya.

Rainsword memeluk adik kesayangannya. “Sudahlah Yuan, kakak akan selalu sayang padamu."

***

Hari ulang tahun Yuan tiba, sebuah pesta kecil digelar. Acara perayaan pesta ulang tahun yang biasa dilakukan seperti meniup lilin, memotong kue dan memberi hadiah. Pesta ini benar-benar sangat sederhana hanya ada keluarga dan Archilles saja tidak ada orang lain. Selesai acara Raja Edward menagih janji Archilles. “Hari ini sudah tepat 10 tahun, sekarang katakan padaku yang sebenarnya.”

“Apa harus sekarang, biarkan hari ini berlalu,” jawab Ratu Erina.

Yuan dan Rainsword yang tidak mengerti hanya bisa diam dan saling memeluk.

Archilles yang melihatnya langsung angkat bicara, “Lebih baik kita cari tempat lain, tidak baik di depan anak-anak.”

Mereka pun setuju dan meninggalkan Yuan serta Rainsword.

“Apa Ayah sangat membenciku?” Kali ini Yuan menangis. Sudah lama dia memendam perasaannya. Rainsword hanya bisa memeluk adiknya dan berusaha

menenangkannya.

Cukup lama Yuan menangis, hingga hari sudah larut malam. Rainsword mengantar adiknya ke kamar dan memintanya segera tidur.

Kedua orang tuanya tidak kembali lagi, entah apa yang mereka bicarakan.

Hampir dini hari Yuan terbangun, dia tidak menyalakan lampu kamarnya. Di depan cermin bayangannya terlihat. Mata sembab karena menangis terlalu lama terlihat jelas. Rambut berantakan bangun tidur dan suasana hati yang masih belum menentu. Yuan memandang cermin yang memantulkan bayangan dirinya.

"Ada yang aneh. Apa cermin ini rusak?" ucapnya dalam hati. Yuan menyentuh rambut peraknya lalu memandang lagi di depan cermin. Bayangan di cerminnya memiliki wajah yang sama dengan dirinya namun warna mata dan rambutnya berbeda.

Mungkin hanya mimpi. Yuan kembali naik ke tempat tidurnya dan berusaha memejamkan mata.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel