Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 2. Derlin

Derlin memasukkan buku-buku kuliahnya ke dalam karton. Derlin sudah menyelesaikan studi S1 Teknik Kimianya. Bisa menyelesaikan S1 jurusan Teknik Kimia dalam waktu tiga setengah tahun begitu sangat tidak pernah dibayangkan oleh gadis cantik berkaca mata tersebut. Sampai saat ini Derlin masih mengingat sosok pria yang dulu pernah mengisi hatinya. Bayangan pria itu masih ada di dalam pandangan dan ingatannya. Tanpa terasa tiga setengah tahun telah dilewatinya. Derlin seakan menutup hatinya dengan rapat ketika ada pria lain yang mendekatinya. Delin tidak pernah menyangka bahwa cintanya untuk pria itu sangat besar. Namun Derlin tetap mengiklaskan bahwa pria itu sudah menjadi milik wanita lain. 

Disaat dia sendiri, ada rasa rindu yang berkumpul di ruang hatinya. Rindu akan melihat sosok pria itu kembali. Disaat rindu itu datang Derlin akan memfokuskan dirinya dengan rumus-rumus kimia yang sudah menjadi makanan sehari-harinya. Derlin hanya memfokuskan dirinya untuk kuliah dan belajar, sehingga Gadis yang memiliki paras yang manis itu bisa menyelesaikan S1 nya dengan predikat Dengan Pujian. Derlin begitu sangat bangga saat berhasil menjadi mahasiswa cumlaude di fakultasnya.

Setelah selesai kuliah, gadis itu akan kembali ke Jakarta untuk berkumpul dengan umi dan Abinya.

Derlin tersenyum memandang wajah sahabatnya yang terlihat sangat sedih, ketika sahabatnya membantu memasukkan buku-buku kuliahnya ke dalam karton.

“Kenapa,” tanya Derlin.

“Aku sedih,” jawab Erika.

Derlin memeluk sahabatnya. “Sejak SMP kita selalu bersama. Kita juga SMA di sekolah yang sama. Di saat memilih universitas untuk kuliah, kita juga memilih universitas yang sama, hanya beda fakultas. Kita juga tinggal di kos-kosan yang sama, hingga detik ini kita masih terus bersama," ucap Derlin yang menangis memeluk tubuh sahabatnya yang lebih mungil darinya. 

"Aku gak tau gimana sepinya kamar ini tanpa Derlin," ucap Erika yang menangis memeluk erat sahabatnya.

"Derlin minta maaf bila pulang lebih dulu," ucapnya yang mengusap air matanya. Terasa berat baginya meninggalkan sahabatnya yang selalu melindunginya.

Erika memiliki ilmu bela diri. Gadis yang memiliki paras cantik itu merupakan atlet beladiri dan atlet lari. Selama ini Erika selalu menjaga dan melindungi sahabatnya. Sikapnya yang cuek dan terkesan galak mampu menjaga dan melindungi sahabatnya yang lemah tersebut. Sejak SMP mereka menjalin persahabatan bertiga. Aisah, Erika dan Derlin. Diantara mereka bertiga hanya Derlin yang tidak memiliki ilmu bela diri, sehingga Aisah dan Erika selalu melindunginya. Mereka bersahabat bukan hanya sekedar untuk berganti cerita saja namun mereka bersahabat saling melindungi, saling mendukung dan saling menyayangi hingga persahabatan mereka terjalin sampai saat ini.

"Iya gak apa, aku masih lama lagi di sini. Aku masih harus selesaikan teori 1 semester lagi. Setelah itu aku akan koas 2 tahun," ucap Erika yang mengusap air matanya.

“Iya Erika sama dengan Aisyah. Kalian masih koas dulu, sedang  Derlin nggak,” ucapnya. Dua sahabatnya mengambil jurusan kedokteran hanya saja Erika mengambil dokter hewan sedangkan Aisyah mengambil dokter umum.

“Iya, aku sudah gak sabar mau cepat tamat biar kita bisa kumpul seperti dulu lagi," ucap Erika.  

"Erika harus semangat. Lagi pula bang Azzam juga belum disinikan?" ucap Derlin yang tersenyum menggoda sahabatnya.

“Iya Bang Azam masih nyusun tesisnya di Amerika,” ucap Erika yang menceritakan tentang kekasihnya. Setelah kekasihnya mengambil studi  S2 di Amerika, kekasihnya belum pulang ke Indonesia. Saat ini kekasihnya baru menyelesaikan tesisnya.

“Kak Derlin ada yang cari kakak," ucap adik kos-kosannya yang membuka pintu kamarnya.

Derlin memandang adik satu kosnya tersebut, “siapa Ri?" tanyanya.

“Abang yang manis itu kakak, yang tatapan matanya teduh," ucap Riri sambil tersenyum genit.

“Aa firman,” ucap Derlin.

“Iya Kak,” jawab Riri.

“Mau ngucapin perpisahan atau mau ngelamar,” ucap Erika.

Darling tersenyum saat mendengar ucapan sahabatnya. Derlin tahu bahwa pria yang saat ini mencarinya begitu sangat menyukainya.

“Tunggu sebentar ya kakak pakai jilbab,” ucapnya yang menjangkau jilbab langsung yang berwarna hitam.

“Ya Kak,” jawab Riri.

Derlin keluar dari kamarnya setelah memakai jilbabnya. Derlin memandang pria yang berwajah manis dengan kulit yang tidak begitu putih namun bersih. Pria itu memiliki jenggot tipis didagunya.

“Assalamu’alaikum Aa,” ucap Derlin ketika iya sudah dekat dengan pria tersebut.

Firman mengangkat kepalanya. Pria yang sejak tadi hanya menunduk itu memandang gadis yang berwajah cantik dan imut imut yang saat ini berdiri disampingnya.

"Wa’alaikum salam,” jawabnya sambil memberikan boneka wisuda teddy bear berukuran cukup besar untuk Derlin.

Derlin tersenyum memandang boneka wisuda yang diberikan pria tersebut.

"Aa sudah kasi Darlin buket bunga dan sekarang kasi boneka,” ucapnya yang mengambil boneka teddy bear tersebut.

“Katanya wajib ada bunga dan boneka biar afdol,” ucapnya.

Derlin tersenyum mendengar jawaban pria tersebut. “Terima kasih ya Aa,” ucapnya.

Firman sedikit tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

“Aa mau Derlin ambilin minum,” tanya Derlin.

Firman tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Aa mau ngajak adek keluar makan,” ucapnya.

"Kebetulan Aa, Derlin Belum makan," ucap Derlin yang tidak menolak ajakan  pria tersebut.

“Apa mau langsung berangkat,” tanya firman.

“Boleh aa,  tapi Derlin gini aja ya,” ucapnya yang hanya memakai baju santai dan juga hijab.

Firman tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Adek tetap manis walaupun pakai baju apa aja,” ucapnya memuji.

Darlin tertawa saat mendengar ucapan pria tersebut. “Aa sekarang sudah pandai gombal-gombal,” ucapnya. “Tunggu sebentar ya Darlin mau kasi tahu Erika dulu,” ucapnya yang tersenyum memandang firman.

Firman tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Aa tunggu,” ucapnya.

“Bentar aja Aa,” ucap Derlin yang memeluk boneka yang diberikan firman. Derlin masuk kedalam rumah kosnya dan menuju ke kamarnya. 

Derlin masuk ke dalam kamar dan memandang Erika yang masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam karton.

“Apa Aa firman sudah pulang,” tanya Erika.

“Belum masih ada di depan,” jawab Derlin.

“Cie... cie.. sudah dapat buket bunga sekarang dikasih boneka wisuda,” ucap Erika yang tersenyum memandang sahabatnya.

"Nggak tahu nih Aa firman,” ucap Darlin yang meletakkan boneka di atas kepala tempat tidurnya.

“Kenapa ditinggal,” tanya Erika.

“Derlin mau kasi tahu Erika kalau Derlin mau keluar sama Aa firman,” ucapnya.

“Pasti diajak taaruf,” ucap Erika yang sengaja menggoda sahabatnya.

Derlin tersenyum saat mendengar ucapan sahabatnya. “Derlin belum minat untuk nikahan,” ucapnya.

“Emangnya kalau jodoh bisa ditolak,” tanya Erika.

“Belum dipikirkan,” jawab Derlin.

“Udah nggak usah diingat-ingat lagi yang dulu, mending pilih yang ini aja. Cowok soleh, rajin sholat dan puasa sunnah,” ucap Erika.

Derlin sedikit mencubit tangan temannya. “Jangan ngomong gitu, siapa juga yang masih ingat sama yang itu,” ucapnya yang berbohong.

“Terus ke sini mau ngapain,” tanya Erika yang beranggapan bahwa sahabatnya akan berganti pakaian.

“Nggak ada mau kasi tahu Erika aja kalau Derlin mau keluar. Apa mau nitip?" tanyanya.

“Derlin mau kemana,” tanya Erika.

“Ya belum tahu,” jawab Derlin.

“Ya udah deh bungkuskan apa yang Derlin makan ya,” ucap Erika.

“Oke siip,” ucap Derlin yang akan keluar dari pintu kamarnya.

“Apa nggak ganti baju dulu dan make up-an,” tanya Erika yang memandang sahabatnya yang hanya berpenampilan ala kadarnya.

Darlin tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “lagi males ganti baju, lagian juga kata Aa Firman nggak apa-apa,” ucapnya.

“Kasi kesan yang menarik kek,” ucap Erika.

“Udah jangan rebut,” ucap Derlin yang pergi meninggalkan kamar kosnya. 

“Sudah Aa," ucap Derlin yang baru datang dari dalam.

“Ayo berangkat," ucapnya Firman tersenyum memandang Derlin. Firman berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kemotornya yang terparkir di depan kos-kosan Derlin.

Firman memakai helmnya. "pakai helmnya dek" ucap firman yang sudah menyiapkan helm untuk Derlin.

“Terima kasih Aa,” ucap Derlin yang mengambil helm dari tangan firman dan memakai helm tersebut.

Firman duduk di atas motornya dan memegang stang motor tersebut.

"Apa sudah,” tanya Firman ketika Derlin sudah duduk di jok belakangnya.

“Sudah aa," jawab dari Derlin yang duduk menyamping. Tangannya memegang besi yang berada di ujung jok tersebut.

“Roknya dipegang nanti nyangkut di jari-jari,” ucap Firman.

“Iya aa ini sudah Derlin pegang,” ucapnya.

Firman mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

"Adek mau makan apa,” tanya Firman yang yang sedikit memutar kepalanya dan memandang gadis yang duduk di belakangnya.

“Apa aja boleh aa. Nasi goreng Brebes, bakso, makan soto juga boleh, atau makan cireng juga Derlin mau," ucapnya.

“Nasi goreng Brebes aja bagaimana,” tanya Firman.

“Boleh aa,” jawab Derlin.

****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel