Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bab 6

Lily memutar matanya malas, sangat aneh bukan? Camelia yang memintanya untuk menikah dengan Axelo, tapi lucunya, wanita itu justru terus mencoba menyerang dan menekannya. Seolah ia istri yang tak berguna dan kehadirannya tak di inginkan.

"Tante... Tante... Dokter Yu yang bersertifikat dan sudah berada di dekatnya dan merawat suami ku selama ini tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi ini. Bagaimana bisa kau mengharapkan ku yang hanya seorang istri ini membawa perubahan padanya?"

Dokter Yu dan Raize menutup wajahnya seolah sedang menahan senyum agar tak terlihat. Sedangkan, Camelia sudah merah padam oleh amarahnya, karena mulut Lily yang seolah mengatakan dirinya bodoh secara tidak langsung.

"Aku ini hanya,, yeeeaaahhh,,, merawatnya saja." Sambung Lily enteng, "..... Hal-hal sepele seperti mengantikan dia baju dan menemaninya saja."

Mulut Camellia terbuka, bersiap untuk menyerang Lily lagi, namun,,

"Kalian semua keluar!"

Tiba-tiba tuan Douglas bersuara lantang dan tegas.

"Aku ingin bicara hanya berdua dengan cucuku."

Dalam suasana yang sangat canggung dan hampir panas itu, perlahan Russel dan Angelica yang berdiri di dekat pintu melangkah keluar lebih dulu, di susul Elvan dan Camellia yang menatap sinis pada Lily. Namun, gadis itu acuh seolah tak melihat. Ia bergeming di tempatnya.

"Ayo nona, kita keluar. Tuan Douglas hanya ingin bersama dengan tuan muda Axelo." Raize mempersilahkan dengan tangannya.

Walau merasa aneh, Lily menurut juga. Sesekali ia menoleh kebelakang melihat Suaminya yang terbaring dan tuan Douglas yang mulai berpindah dan duduk di kursi samping Axelo terbaring. Setelahnya, pintu itu tertutup.

Membawa segudang tanya di hati Lily. Gadis itu menahan lengan Raize yang mulai melangkah menjauhi kamar tuannya.

Raize menoleh sembari menatap tanya sang nona muda baru.

"Ummm... Apa mereka sering melakukan ini?"

Raize bergeming.

"Bukankah sangat aneh jika tuan Douglas berbicara dengan Axelo yang bahkan tidak sadarkan diri itu?"

Raize mengulas senyum mendapat pertanyaan dari Lily.

"Nona Lily, meski tuan Axelo tak bisa bergerak atau pun tidak sadar diri. Namun, di hati tuan besar Douglas, tuan Axelo bisa mendengar dan merasakan. Berbicara dan berinteraksi dangan tuan Axelo bisa merangsang otak, dan memungkinkan proses kesadaran tuan Axelo. Seperti, yang bisa anda lakukan..." Pungkas Raize yang seketika membungkam Lily.

Lalu pria itu undur diri, melangkah jauh meninggalkan Lily yang mematung di tempatnya.

"Dia... Apa dia tau apa yang kulakukan Selama ini di dalam sana?" Gumam Lily pias.

***

Karena merasa bosan, Lily memutuskan untuk berjalan-jalan saja keliling mansion. Karena dulu ia belum sempat melakukan nya saat pertama kali datang ke dalam keluarga Douglas Alfaro.

Lily berjalan tak tentu, sampai di suatu sudut mansion, Lily melihat Russell dan Angelica sedang bercumbu dengan mesra. Lily memutar matanya malas sekaligus jijik.

"Iyuuhh, apa mereka tak bisa melakukannya di kamar? Astaga..." Lily bergumam lalu berbalik mencari jalan lain, malas melintas di sekitar orang yang sedang bercumbu tak tau tempat.

"Uuugggghhhh, sayaaaannnggg.... Kamu sungguh menggairahkan.."

Suara Angelica membuat Lily membuka mulutnya mau muntah.

"Kamu sangat bisa memuaskanku, tak seperti Axelo. Dia hanya tergeletak di atas ranjang."

Seketika langkah Lily terhenti. Lalu berbalik dan mengintip dari balik pilar.

"Bukankah dia kekasihmu?"

"Ayolah, kita sudah bersama sejak dua tahun yang lalu. Kenapa kau masih mengatakan itu." Tangan Angelica meraba perut lalu naik ke dada Russell dan memainkan kancing kemeja pria itu.

"Bagaimana kalau kita cari tempat yang lebih private?" Cetus Angelica dengan nada manja dan genit.

"Kamu selalu begitu, bahkan sebelum kecelakaan itu pun kamu selalu mendatangiku." Suara Russell tak kalah menggoda.

Lily menutup mulutnya yang refleks membulat. "Astaga, jadi wanita itu awalnya kekasih Axelo. Tidak kusangka..." Bisik Lily bergumam sembari berdecak.

"Bagaimana kalau kita cari tempat yang lebih private?" Dengan nada manja dan genit.

"Kamu selalu begitu, bahkan sebelum kecelakaan itu pun kamu selalu mendatangiku." Suara Russell tak kalah menggoda.

Lily menutup mulutnya yang refleks membulat. "Astaga, jadi wanita itu awalnya kekasih Axelo. Tidak kusangka..." Bisik Lily bergumam sembari berdecak.

"Ayolah, kau tau, Axelo sulit sekali di ajak berduaan. Pikiran nya sangat kolot. Berbeda dengan mu... Ayolah."

"Wanita picik itu, sepertinya jika aku beri dia sedikit pelajaran tak masalah kan?" Gumam Lily.

Tepat saat itu seorang pelayan membawa beberapa gelas jus buah yang belum habis. Lalu Lily mencegatnya.

"Ini mau di bawa kemana?"

"Ke dapur."

Lily mengangguk, "untuk ku saja." Sambil mengambil gelas dan mencampur sisa-sisa jus. Lalu membawa satu gelas penuh.

Lily berjalan pelan ke arah dua anak manusia yang masih bercumbu itu.

"Ayoooo Russell..." Dessaah Angelica menarik lengan Russel dengan penuh nafsu.

Saat itu Angelica dan Lily bertabrakan, dan tubuh Angelica basah terkena tumpahan jus. Angelica terkejut sampai mulutnya terbuka sempurna. Melihat baju yang dia kenakan kotor.

"A-astaga, ya ampun... Maaf...." Ucap Lily seraya menutup mulutnya berakting sedang terkejut dan sangat menyesal.

Angelica marah melihat baju mahalnya terkena noda jus. Menatap Lily dengan penuh emosi.

"Kau!!!"

Angelica yang sangat marah dan geram itu mengayunkan tangan ke arah Lily. Gadis lincah itu dengan cepat bergeser, hingga Angelica hanya memukul udara dan kehilangan keseimbangan lalu tersungkur di lantai.

"Ya ampun, apa kamu baik-baik saja?"

Angelica menatap sengit Lily yang sangat jelas sedang menertawai nya. Lalu, melirik Russell yang sedang menutup mulutnya menahan tawa.

"Russell! Lakukan sesuatu? Kenapa kau malah diam melihatku di perlakukan seperti ini?"

Russel mencoba mengusir tawanya. "Bukankah dia tak sengaja." Sembari mengulurkan tangannya.

"Apa?"

"Sudahlah, ayo kita ke kamar saja." ajak Russel menarik naik tangan Angelica.

"Russel!"

Walau masih merasa jengkel, Angelica pergi juga dengan tangan yang di genggaman oleh Russel menuju suatu kamar. Sebelum menghilang di balik pintu, Angelica sempat menoleh dan mengupati Lily.

Lily tidak begitu perduli, yang penting dia sudah menuang jus itu ke baju wanita yang sudah berhianat, plus, bonus tersungkur.

Lily melanjutkan lagi langkah, karena merasa sudah cukup lama berkeliaran diluar. Lily memutuskan untuk kembali ke kamar Axelo.

Di depan pintu kamar yang di jaga oleh dua orang bodyguard, Raize juga terlihat sedang memberi mereka instruksi. Lalu melirik Lily dan membalikkan badan hingga mereka berhadapan.

"Nona, tuan besar sudah pergi."

"Aahh, syukurlah."

"Dan ini waktunya nona Lily untuk memandikan Tuan muda Axelo."

"Aahh, baiklah." Lalu Lily membatin, 'aku akan lakukan seperti biasa.'

"Kali ini tolong mandikan dengan benar nona Lily."

Lily tertegun, 'apa dia tau?' batinya.

"Aku sudah melakukannya sesuai instruksi mu, Raize."

"Tidak nona, anda hanya memberi sedikit parfum dan mengganti pakaiannya. Bahkan celana itu masih sama dengan yang tuan Axelo pakai tiga hari yang lalu."

"Apa?" Mata Lily membola."bagaimana bisa kamu tau? UPS!" Lily langsung menutup mulutnya yang keceplosan.

Raize tersenyum tipis.

Di dalam kamar Axelo, Raize meletakkan Baskom berisi air hangat dan handuk kecil lalu mulai membuka selimut yang menutupi tubuh Axelo. Raize menghentikan gerak tubuhnya sejenak. Lily sedikit merasa heran mencoba mengangkat kepalanya untuk mengintip dari balik punggung Raize yang tegap.

"Selanjutnya, lakukan tugas anda dengan benar nona Lily." Ucap Raize sembari berbalik dan memandang Lily.

"Ummm... Itu, apa tak bisa kamu sekalian saja yang lakukan? Kalian sama-sama pria pasti tidak Masalah...."

"Anda istrinya, nona." Potong Raize.

Lily berdecak, lalu memajukan tubuhnya mendekat pada tubuh Axelo yang masih terbaring.

"Kau keluarlah, biar aku lakukan dari sini." Ucap Lily dengan malas.

"Saya harus mengawasi anda dengan benar nona, itu adalah imbas dari ketidak jujuran yang anda lakukan beberapa hari yang lalu." Tegas Raize datar.

"Aaagggg!!!! Baiklah."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel