Bab 5 Berbicara Lewat Lagu
Bab 5 Berbicara Lewat Lagu
Orang-orang mengenalnya dengan nama Mark Meyer. Di negeri kincir angin, Belanda, keluarga Meyer sangat dihormati karena dekat dengan ratu yang memimpin negara tersebut, selain itu keluarga Meyer memiliki berbagai lini bisnis yang diturunkan dari leluhur mereka hingga sekarang. Berawal dari memasok bunga tulip ke luar Belanda, hingga sekarang memiliki supermall yang hampir ditemui di penjuru Benua Hijau, nama Meyer semakin dikenal karena banyak produk dari supermall itu yang berlogo Meyer Food, Meyer Beauty, Meyer Frozen, dan lain sebagainya. Nama Meyer Corporation kini sudah banyak dikenal orang sebagai sebuah perusahaan yang menggawangi semua kegiatan usaha milik keluarga tersebut.
Sejak kakek buyut Mark Meyer tiada, keluarga Meyer pindah dan menetap di Zola City, salah satu negara di Benua Hijau. Mereka meninggalkan Belanda yang sudah membesarkan nama keluarga Meyer. Dan Mark Meyer sebenarnya lebih betah berada di Zola City daripada berlama-lama di New Coral, Tempat Rayna, tunangannya berasal.
Mark Meyer merupakan salah satu orang yang berpengaruh di Meyer Corporation karena dirinya merupakan salah satu orang yang berada di top level management perusahaan tersebut. Lima bulan yang lalu, Mark dipilih oleh Dewan Direksi Perusahaan untuk menjabat sebagai Chief Executive Officer Meyer Corporation. Posisi tersebut bukanlah posisi yang mudah karena Dewan Direksi bisa saja menendang Mark kalau dia tidak kompeten dalam bidangnya, meskipun ia adalah anak dari pemilik perusahaan tersebut.
Dua tahun yang lalu Mark Meyer mengikat dirinya dengan Rayna Cruz, dan sebentar lagi mereka akan menyelenggarakan pesta pernikahan termegah di Zola City juga di negara tempat dimana Rayna dilahirkan. Rayna termasuk wanita yang beruntung karena bisa mendapatkan hati penerus utama Meyer Corporation. Akan tetapi tidak ada yang tahu kalau Mark memiliki masalah dengan hatinya. Ia sama sekali tidak mencintai Rayna, meskipun wanita itu sangat baik kepadanya. Hanya Tuhan yang tahu alasan Mark menutup dirinya. Mark tidak tahu ap arti cinta, setahunya kalau cinta itu pasti berakhir menyakitkan. Maka dia memutuskan untuk tidak mencintai karena Mark takut tersakiti.
Mark keluar dari lift yang langsung mengarah ke kediamannya. Pintu lift segera menutup kembali ketika dia berjalan beberapa langkah, ia membuang jasnya ke sofa, lalu duduk di sebelahnya. Ia merebahkan punggungnya, memijat sedikit pangkal hidungnya, Mark merasa kalau ia sedikit pusing. Tidak jelas apa yang membuatnya pusing. Beberapa menit yang lalu adiknya menelepon agar dia tidak usah menikah dengan Rayna, karena adiknya tahu kalau Rayna bukanlah wanita yang dicintai oleh kakaknya. Memang benar penuturan adiknya itu, hanya saja ia tidak tahu harus berbuat apa. Pernikahan tidak bisa seenaknya dibatalkan. Rayna sudah menunggu cukup lama agar bisa menikah dengan Mark.
***Flashback On
"Siapa yang menyanyi itu?"
"Mrs. Fonda, Vicky Vonda. Ini tuan." Pelayan lelaki mengembalikan kartu kredit milik Mark.
"Setiap hari?"
Pelayan lelaki itu mengernyit dan berpikir sejenak, "tidak setiap hari, sesuai dengan jadwal masing-masing, karena penyanyi di café ini tidak hanya Mrs. Fonda, Tuan."
"O, begitu."
"Saya pamit dulu, Tuan. Semoga anda terkesan dan menjadi pelanggan kami." Pelayan tadi tersenyum ramah lalu pergi.
***Flashback Off
"Vicky Fonda." Mark menyebut nama wanita itu dan tampak seperti sedang berpikir. Entah apa yang membuat Mark begitu tertarik dengan Vicky. Mark tersenyum mengerikan, seperti sedang merencanakan sesuatu yang jahat kepada seseorang. Semoga saja itu bukan niat buruk kepada Vicky Fonda, karena kehidupan Vicky sudah begitu rumit.
Vicky Fonda memiliki ceritanya sendiri. Dia bukan janda, karena dia tidak pernah mengurus perceraiannya. Akan tetapi selama bertahun-tahun suaminya menghilang entah kemana, Vicky yakin kalau itu berkaitan dengan wanita idaman lain suaminya. Seorang lelaki tidak akan meninggalkan perempuan yang menyanyanginya kalau bukan karena ada sesuatu. Vicky tidak pernah tahu kemana suaminya pergi, dan mengapa ia diberi surat cerai yang sudah dibubuhi tanda tangan suaminya. Benar-benar tipikal suami tidak memiliki budi dan pekerti. Vicky tidak tahu akal pikiran suaminya ada di mana kala itu.
Intinya, Vicky seoarang janda atau bukan ia tetap sendiri bersama anaknya. Kevin tidak pernah tahu perihal Kevan. Kevin seperti ditelan bumi dan tidak pernah kembali. Bisa saja dia sudah hidup bahagia bersama anak dan istri barunya. Kalau Kevin meninggal pasti jelas dimana letak pemakamannya. Bukan hanya rasa jengkel yang bercokol di hati Vicky. Ia kecewa dan sakit hati karena Kevin. Siapa yang tidak sakit hati ketika dicampakkan oleh orang yang begitu Vicky cintai.
Mark memejamkan matanya beberapa menit. Mata itu terbuka dan pandangannya tertuju pada langit-langit yang menggantung indah di atasnya. Lampu Kristal menghiasi ruang tamu yang megah. Sofa yang lembut membuatnya mengantuk, tapi ia urung untuk pergi tidur. Pikirannya lagi-lagi melayang kepada wanita yang menyanyi dengan sepenuh hati. Mark masih mengingat setiap kata dan ekspresi milik wanita bernama Vicky Fonda.
I wish nothing but the best for you ( Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu )
Too.. Don't forget me ( Dan juga.. jangan lupakan aku )
I beg ( Kumohon )
I remember you said ( Aku ingat kau pernah berkata )
Sometimes it lasts in love ( Kadang cinta akan abadi )
But sometimes it hurts instead ( Namun kadang juga menyakitkan )
Ketulusan Vicky ketika bersenandung begitu mengena di hati Mark. Seperti Vicky sedang berbicara kepada kekasihnya kalau dia masih memiliki cinta tapi sang cinta harus menikah dengan wanita lain. Padahal Mark tidak pernah berpikir untuk menghabiskan waktu bersama Vicky atau wanita manapun. Mark ragu dengan keyakinannya sendiri. Apa suatu tindakan yang benar kalau ia menikah dengan Rayna? Meskipun Mark tidak mau mengakui, ia merasa sangat menginginkan Vicky, karena nampak jelas di sorot matanya kala melihat Vicky bernyanyi. Orang bodoh pun tahu kalau ada perasaan di sorot mata tajam milik Mark. Lagi-lagi hanya Tuhan yang tahu.
