Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 Kevan adalah Alasan

Bab 10 Kevan adalah Alasan

Vicky POV

Aku memiliki banyak waktu untuk anakku malam ini. Claire sudah dari tadi pergi, ia tidak kuliah karena sedang libur. Adikku pergi bersama teman kuliahnya. Claire berhak menggunakan harinya untuk bersenang-senang. Aku sudah membebani hidupnya dengan menjaga Kevan sepanjang hari. Claire senang menjaga keponakannya, tapi aku tidak tahu apa yang ada di hatinya. Aku tahu Claire menyayangiku tapi aku tidak berhak memanfaatkannya. Claire kadang memarahiku karena pikiranku ini. Aku tidak mau membuat adikku kehilangan masa mudanya gara-gara diriku juga anakku.

Claire bilang kalau dia tidak mau kalau keponakannya diasuh oleh orang lain. Aku mengiyakan perkataan adikku, karena aku takut pengasuh-pengasuh itu mencelakai anakku. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku karena itu satu-satunya pekerjaan yang bisa kuandalkan yang memberiku cukup uang. Kepalaku sakit sendiri kalau mengingat ada tagihan bulanan yang harus kubayar kepada perusahaan. Aku berhutang untuk membuat anakku tetap hidup. Walaupun sekarang Kevan sudah baik-baik saja, aku harus menanggung hutang yang mungkin akan lunas dua atau tiga tahun lagi.

Aku tidak mengerti dengan penyakit Kevan. Belum genap delapan bulan Kevan sudah lahir. Berbulan-bulan anakku tinggal di rumah sakit. Setiap malam aku akan datang untuk menjaganya di rumah sakit. Kalau tidak salah hampir empat bulan anakku dijaga bergantian olehku dan Claire pada waktu siangnya. Setelah keluar dari rumah sakit, Kevan sering sakit, daya tahan tubuhnya buruk sekali. Aku bersyukur karena Tuhan masih memberi Kevan izin untuk hidup lebih lama bersamaku. Semua organ tubuh Kevan berfungsi normal, hanya tingkat kekebalan tubuhnya saja yang membuatnya sering demam.

Keadaan Kevan terus membaik, terakhir kali Kevan sakit mungkin dua atau tiga bulan yang lalu. Biaya rumah sakit dan tindakannya mungkin gratis, tapi biaya obat dan suplemennya tidak. Aku baru tahu kalau susu untuk bayi prematur dan bayi normal itu berbeda. Harganya juga berbeda. Kalau waktu bisa diulang aku tidak mungkin terus-terusan menangisi Kevin yang meninggalkanku. Aku melupakan istirahat dan makan teratur. Padahal seorang ibu hamil harus menjaga pola makan, emosi, juga jam tidurnya. Misalnya nanti aku hamil lagi, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama seperti waktu mengandung Kevan.

Aku ini bodoh atau apa? Mana mungkin aku hamil lagi. Aku belum ada rencana untuk menikah atau menjalin cinta dengan seorang laki-laki. Pria mungkin bisa langsung menikah lagi setelah istrinya meninggal dunia, tapi untuk wanita tidak semudah dan segampang itu, karena aku wanita. Aku wanita yang terlalu banyak berpikir, ada perasaan takut untuk memulai suatu hubungan. Aku akan lebih hancur lagi kalau sampai dipermainkan oleh pria untuk kedua kalinya. Wanita butuh banyak waktu untuk memulai lagi jalinan asmaranya. Aku bukan laki-laki, jadi aku tidak bisa seperti mereka yang baru ditinggalkan lalu dua atau tiga bulan langsung mendapatkan gantinya. Walau tidak semua laki-laki seperti itu.

"Kevan sayang." Kevan berkomat-kamit mengeluarkan suara yang sedikit aku tahu apa artinya. Anakku sedang menyanyi lagu anak-anak.

Aku menciumi Kevan gemas. Setelah jarang sakit, sedikit demi sedikit tubuhnya menjadi lebih berisi. Kevan tertawa sambil menggigiti tangannya. Aku mengelus rambutnya yang lembut. Jangankan membayar hutang selama bertahun-tahun. Menyerahkan apa saja aku rela asalkan Kevan baik-baik saja. Aku mengecup dan mengajak becanda anakku.

Hari-hariku berlangsung seperti sebuah siklus yang terlihat membosankan. Berangkat kerja pagi-pagi setelah memandikan Kevan dan membuat sarapan. Pulang jam enam sore, beres-beres rumah yang belum dikerjakan oleh adikku. Ketika adikku ada jadwal kuliah aku akan menjaga Kevan, kalau ia libur aku akan pergi ke Café Bellarosa untuk bekerja sampai tengah malam. Selama Claire liburan, aku mendapat jatah empat kali dalam seminggu untuk berada di café itu. Aku akan berdiskusi dengan Mauren dan Gaby. Mauren dan Gaby sama sepertiku, mereka penyanyi dan mereka melakukan itu untuk menambah uang jajan mereka. Gaby masih kuliah, sama seperti Claire. Sedangkan Mauren aku tidak begitu tahu tentang hidupnya. Ia terlalu pendiam, tidak seperti Gaby yang blak-blakan.

Kami bertiga akan saling menggantikan kalau ada yang tidak bisa hadir. Ini hanya sampingan yang lumayan. Satu bulan ini Mauren sedang mengunjungi orang tuanya, jadi tinggal aku dan Gaby. Kami sering bernegoisasi mengenai jadwal, karena memang pekerjaan kami sangat mudah untuk diatur. Sejauh ini Gaby dan Mauren tidak pernah mengeluh. Kalau kami bisa berlaku adil, masing-masing dari kami memiliki jatah dua sampai tiga kali tampil dalam satu minggu. Akan tetapi itu tidak berlaku bagi kami. Tidak ada jadwal yang mengikat, pemilik café tersebut tidak mempermasalahkan siapa penyanyinya, yang penting pos tersebut terisi orang setiap harinya. Entah itu aku, Mauren, atau Gaby.

Ketika Gaby membutuhkan uang untuk membayar kuliahnya, selama berminggu-minggu ia mengambil jadwalku juga jadwal Mauren. Kedua temanku itu cukup asyik. Mauren, Gaby, dan diriku memang suka menyanyi, tapi itu bukan pekerjaan utama kami. Gaby seorang mahasiswi, Mauren seorang pegawai Bank, dan aku menjadi sales di Meyer Mall. Bagiku menyanyi itu panggilan jiwa, aku bisa gila kalau tidak mempunyai pengalihan untuk menghadapi stress yang menumpuk di kepalaku, karena melihat Kevan setiap hari belum bisa menuntaskan perasaanku sepenuhnya.

Semua orang bisa menyanyi, selama mereka memiliki mulut juga pita suara. Akan tetapi tidak semua orang bisa menyanyi bersama dengan jiwanya. Meskipun ini hanya pengalihan agar aku melupakan segala beban hidupku, aku tetap mementingkan Kevan jauh diatas segalanya. Banyak orang yang memujiku dan bertepuk tangan setelah aku menyelesaikan bait-bait lagu yang kubawakan. Aku memusatkan segala perasaanku kepada lagu yang kunyanyikan. Tidak semua orang bisa dengan bebas mengungkapkan kalau dirinya sedang jatuh cinta atau patah hati, dan aku salah satu dari orang-orang itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel