Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9

"Assalamu'alaikum," ucap Rima saat masuk ke dalam rumahnya yang tampak sepi.

Seorang pengurus rumah tangga di sana bergegas menghampirinya. "Wa'alaikumsalam,"

"Ada apa, Bi?" tanya Rima saat melihat asisten rumah tangganya tampak gelisah.

"Tadi Tuan menghubungi ke rumah, katanya Nomor Nyonya tidak aktif," ucap pembantu itu.

"Oh iya kebetulan handphone saya habis baterai, ada apa?" tanya Rima ikut merasa khawatir.

"Tuan tadi bilang kalau Non Hulya di bawa ke rumah sakit, pihak sekolah menghubungi kalau Non Hulya pingsan di sekolah."

"Astagfirulloh, di rumah sakit mana?" tanya Rima semakin gelisah, pantas saja hatinya tidak tenang sejak tadi.

"Ini Nyonya." Asisten rumah tangga itu menyerahkan secarik kertas pada Rima, dan tanpa pikir panjang lagi Rima berlalu pergi.

***

Rima sampai di sebuah rumah sakit, ia berlari menuju IGD dimana Hulya masih dalam penanganan Dokter. Sesampainya di sana, ia melihat Akbar bersama Kanaya.

"Assalamu'alaikum," ucap Rima dengan tatapan bertanya-tanya kenapa Kanaya bisa ada di sini.

"Wa'alaikumsalam, kamu ini bagaimana sih Rima!"

Deg... Rima memandang Akbar dengan rasa sakit, pertama kalinya Akbar memanggil namanya bukan memanggilnya Umi lagi. "Kamu ini seorang Ibu, bagaimana bisa kamu mengabaikan Hulya?"

"Sebenarnya kerjaan kamu apa saja di rumah? mengurus satu anak saja kamu tidak bisa! Lihat, kini Hulya sakit dan Dokter masih menanganinya sejak setengah jam yang lalu!"

"A-abi?" Rima mendadak kelu untuk menjawab, hatinya terlanjur terluka dengan kata-kata yang di lontarkan suaminya itu.

"Mas, tenangkan dirimu. Kita sedang berada di rumah sakit," ucap Kanaya berusaha melerai.

"Ma-maafkan aku, Bi. Aku tadi sedang ke pengajian dan kebetulan handphoneku mati." Rima memberanikan menjawab dengan menundukkan kepalanya tak berani menatap manik mata suaminya.

"Aku tidak perna melarangmu untuk pergi ke pengajian, Rima. Tetapi kamu akan lebih mendapatkan pahala dengan fokus mengurus anakku dan aku. Setidaknya fokuskan pada putriku!" ucap Akbar penuh penekanan.

Tak lama Dokter keluar dari ruang IGD membuat ketiganya beranjak mendekati Dokter tersebut.

"Bagaimana Hulya?" tanya Akbar.

"Kami akan melakukan tes darah padanya, kami belum bisa mendiagnosa. Setelah hasil lab keluar, kami akan segera memberitahu kalian. Prosesnya biasa memakan waktu satu jam." Setelah menjelaskan perihal itu, sang Dokter berlalu pergi meninggalkan mereka bersama beberapa perawat yang bertugas membawa sample darah Hulya.

"Ya Allah, semoga bukan hal buruk yang terjadi pada Hulya," gumam Akbar mengusap wajahnya sendiri.

"Insa Allah semuanya akan baik-baik saja," ucap Kanaya yang di angguki Akbar.

Rima hanya menatap interaksi mereka berdua, sepertinya ucapan Kanaya begitu berpengaruh pada Akbar. Rima memalingkan wajahnya dan mengambil duduk di kursi tunggu dengan berbagai macam pikiran. Mungkin untuk sekarang, Rima harus fokus pada Hulya dulu.

Kanaya duduk di samping Rima dan merangkul Rima. "Jangan di masukkan ke dalam hati ucapan mas Akbar yah, kau tau kan dia selalu begitu kalau sedang kalut," ucap Kanaya.

Rima tidak menjawab dan hanya melirik Kanaya. Mendapat tatapan seperti itu dari Rima membuat Kanaya paham, semua pertanyaan yang tersirat di matanya.

"Aku bekerja di kantor mas Akbar sebagai Admin. Dan tadi aku berpapasan dengan mas Akbar di kantor saat ia terlihat gelisah, ternyata Hulya masuk rumah sakit. Maka dari itu aku ikut kemari, aku ingin melihat keponakanku." Penjelasan Kanaya sedikit membuat hati Rima lega.

"Kemarin aku melihat Mbak dengan mas Akbar ke rumah Budhe, apa kamu sudah berbaikan dengan Budhe?" tanya Rima.

"Itu karena mas Akbar tidak mengijinkanku meninggalkan kontrakan, ia khawatir kalau mantan suamiku masih mengincar keselamatanku. Maka dari itu ia membawaku kembali pulang, dan alhamdulillah mereka menerimaku dengan tangan terbuka, walau awalnya ku pikir, aku akan di usir kembali," ucap Kanaya.

"Budhe begitu menyayangi Mbak, dan ia begitu merindukan Mbak selama ini," ucap Rima.

"Ya aku tau," jawab Kanaya.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel