Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Rasa Ingin Tahu

Bab 3 Rasa Ingin Tahu

Sampai jam satu dini hari Maudy benar-benar tidak bisa tertidur. Tubuhnya tidak bisa terlelap memikirkan siapa sebenarnya suaminya itu! Maudy sangat takut jika benar bahwa Killian bukan orang biasa-- mungkin Maudy berpikir suaminya itu adalah orang yang mempunyai misi datang ke kampungnya ini.

Ya, mungkin ingin membunuh orang-orang sekitarnya atau malah satu kampung ini sekaligus. Itu artinya Maudy terjebak dalam pernikahan yang salah. Dia telah salah melabuhkan cinta kepada seorang pembunuh.

Tapi, apa iya suami Maudy seorang pembunuh seperti yang di lihatnya tadi siang? -- maka Maudy bergerak dari atas kasur turun ke bawah dan menuju garasi mobil milik Killian yang terparkir di sana. Ia ingin memastikan bahwa apa yang tadi dia lihat itu benar. -- kebenaran bahwa Killian suaminya adalah seorang pembunuh.

Maudy lebih dahulu mengambil kunci mobil yang Killian letakan di atas nakas lalu segera turun dan menuju ke tempat mobil itu berada. Kini Maydy sudah membuka bagasi mobil itu dan melihat isinya. Tidak ada sama sekali bercak darah, bahkan mobil itu sangat bersih kini.

Tidak mungkin secepat itu Killian membersihkan mobilnya,-- Maudy sekarang benar-benar semakin pusing memikirkan itu. Suaminya itu membuatnya banyak pertanyaan kini.

Baru saja ingin menutup bagasi, Maudy harus di kagetkan oleh suara Briton yang berada di belakangnya. Itu adalah suara Killian. Entah sejak kapan pria itu berdiri di belakang sana. Dan itu membuat wajah Maudy hampir pucat kini. Ia tertangkap basah.

Dengan berani Maudy membalikan badan menatap suaminya itu. Melihat wajah Killian yang begitu santai melihat ke arahnya membuat Maudy sedikit merasa lega. Setidaknya Killian tidak memandangnya horor seperti tadi sore.

"Sedang apa kamu di sana?" Tanya Killian yang berada di sebrang Maudy.

"Eum, a---aku mencari hand sanitazerku yang hilang. Mungkin terjatuh di sini saat kita kemarin ke kota belanja," jawab Maudy dengan sedikit gugup.

Mata Killian kini memicing. Ada gurat ketidak percayaan di wajah lelaki tampan itu atas jawaban istrinya-- maksudnya mereka telah lewat dari seminggu pergi dari kota. Kenapa harus mencarinya kini?

Mungkin Maudy sedang membutuhkannya. Killian harus benar-benar kembali ke kamar. Tubuhnya yang polos tanpa menggunakan apapun mulai kedinginan. Hujan di luar masih sangat deras. Kalau ia tidak segera masuk ke dalam kamar dan memakai selimut maka dia akan masuk angin.

Tapi lagi-lagi ia melihat tubuh seksi milik istrinya itu. Killian lagi-lagi malah menelan salivanya kesusahan. Tubuh milik Maudy benar-benar membuatnya kecanduan layaknya obat-obatan terlarang.

Belum lagi baju wanita itu yang tersingkap sedikit jelas saja Dua buah gunung kembar ranum jelas terlihat olah mata Killian membuat nya semakin bergairah. Cuaca dingin yang menusuk ke tulangnya membuat miliknya bereaksi di bawah sana.

Maudy benar-benar kaget melihat itu-- milik suaminya tegang kembali dan itu artinya dia harus bersiap tempur kembali dengan Killian. Rasa kengerian semakin menyerang pikiran Muady. Saat Killian semakin mendekat Maudy mundur satu langkah.

Lagi-lagi tanpa instruksi dari gadis itu-- Killian sudah menggendong tubuh Maudy seperti karung beras dan membawanya ke kamar milik mereka. Maudy sedikit tersentak kaget, karena itu dia sedikit menjerit.

"Killian---"

"Kau benar-benar membuatku kaget saja. Jantungku hampir copot karena ulahmu ini," kata Maudy yang berada di atas tubuh Killian suaminya. Kini Maudy telah di letakan di atas ranjang. Saat ingin kembali memarahi lelaki itu. Bibir Maudy sudah di bungkam oleh Killian. Ia menutup bibir Maudy dengan lumatan halus yang mungkin sebentar lagi akan kembali bergairah.

"Ummm, kita sudah melakukannya tadi. Apa kau tidak bosan, hmm. Kau selalu saja menginginkan nya.." protes Maudy pada suaminya itu.

"Aku sedang ingin saat ini. Tubuhmu membuat ku sangat bergairah sekali. Karena itu kita melakukan nya lagi," jawab Killian kembali melancarkan aksinya.

"A---aku, hmmm---" ucapan Maudy terpotong akibat desahan yang keluar dari bibir manisnya-- Killian telah mengecap kedua gunung kembarnya dengan lidah pria itu.

"Kill-- ahh...," Lagi-lagi Maudy harus mendesah karena kini bagian inti bawahnya di serang suaminya itu. Lidah Killian bermajn-main di sana dan itu membuat Maudy semakin blangsatan di atas ranjang.

Maudy menjerit. Dia mencapai puncak. Untuk pertama kalinya tanpa melakukan penyatuan. Biasanya Maudy akan sama-sama dengan Killian.

Seolah Killian tidak ingin kalah, miliknya yang tegang kini ingin di kecap oleh bibir Maudy. Dia ingin istrinya itu melakukan hal yang sama untuk miliknya tersebut. Maka Killian mendekatkan diri lalu berhenti di sudut ranjang tepat berada di antara wajah Maudy.

Maudy yang langsung mengerti dengan maksud Killian pun langsung melakukan aksinya.-- Maudy memblowjob suaminya itu. Hingga beberapa menit kemudian Kiliian keluar dan mendesah nikmat.

Sepertinya itu belum cukup. Killian bukan orang yang puas jika hanya di lakukan dengan tangan. Maka hanya istrahat lima menit saja. Senjata milik pria itu kini kembali tegang. Killian masih ingin melakukan penyatuan dengan Maudy.

Kini Killian sudah berada di atas tubuh Maudy, mengarahkan miliknya ke lubang surga dunia yang di miliki gadis itu. Killian mendesah saat miliknya benar-benar tenggelam di dalam sana. Maka ia pun melakukan ritme bokongnya menyesuaikan dengan gerakan Maudy.

Tiga puluh menit berlalu mereka telah mencapai puncak secara bersama-sama. Tubuh Killian masih berada di atas tubuh Maudy. Berlama-lama lelaki itu di sana sambil menghirup aroma istrinya itu.-- aroma vanila yang membuat Killian candu dan ingin terus mengendus tubuh milik Maudy.

Killian menarik miliknya lalu berbaring di sebelah tubuh Maudy, dia menatap langit-langit. Rasanya sangat puas. Bercinta dengan Maudy selalu membuatnya dalam lembah kebahagiaan yang teramat sangat bahagia.

Killian mencintai istrinya itu. Tapi setelah tau siapa dirinya sebenarnya apa mungkin Maudy mau menerimanya?

****

Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Mereka belum ada tidur sama sekali. -- Maudy dan Killian melakukan hubungan mereka selalu pagi begini. Besok Maudy akan bangun kesiangan.

Namun yang ada Maudy malah tidak bisa tertidur kembali! Pikirannya, hatinya masih sangat terarah ke kejadian dimana sang suami melakukan aksinya tersebut.

'Tolong... Jangan bunuh saya' itu adalah suara lelaki yang Killian habisi. Sebelum Killian membunuhnya, lelaki itu sempat minta tolong dan sangat masih jelas terekam dipikiran Maudy.

Pikiran itu tidak bisa lenyap dengan sendirinya. Seolah itu hantu-- yang akan terus menghantui pikiran Maudy. Kini ia pun sangat susah tertidur.

Sebuah tangan kekar tiba-tiba saja melingkar di tubuh milik Maudy, itu adalah tangan Killian sang suami. Suaminya itu kini terbangun dan menatapnya. Maudy memutar kepalanya menatap Killian sang suami. Mereka saling menatap.

"Kenapa kau belum tidur, hmm. Honey? Apa kau banyak pikiran saat ini? Katakan kepada ku maka akan aku bantu menyelesaikan nya."

"A---aku baik-baik saja, mari kita kembali tidur." Setelah mengucapkan kata-kata itu Maudy pun berusaha menutup matanya. Dia tidak ingin jika Killian curiga pada pikirannya. Beruntung Killian bukan tipe suami yang terlalu menaruh curiga jadi Maudy kini selamat.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel