8. Rachel hamil?
Rachel membulatkan matanya terkejud.Begitu pula dengan Alka.Pria itu nampak melongo sambil menelan ludahnya susah payah.
Berbeda dengan bunda dan Ayah yang nampak menunjukan senyum jahil mereka saat melihat beberapa barang yang sudah tertata rapi di depannya.
"Gimana?kalian seneng nggak?"Tanya Bunda membuyarkan keterkejutan keduanya.
Alka dan Rachel kompak tersenyum canggung sambil mengelus belakang kepala mereka masing masing.
"Ini buat apa bun?"tanya Rachel heran
"Ya buat calon cucu kita lah sayang.Iya nggak yah?"
Ayah mengangguk mengiyakan ucapan bunda.Mereka pun segera duduk di sofa diikuti Rachel dan Alka yang bergerak kaku.
"Sayang kalian berdua kenapa sih?kok jadi diem aja kayak patung.Gimana?kalian suka kan?"
Rachel melihat setiap barang barang yang berjejer rapi di sana.Pakaian bayi yang bertumpuk beberapa jenis,satu set tempat tidur bayi,tempat makan bayi,Dot bayi,boneka boneka lucu,Kereta dorong bayi,Dan masih banyak lagi perlengkapan bayi disana.Dan semua berwarn biru dan putih.
"Ya Tuhan Bun.Kenapa banyak banget?ini buat apa coba?Siapa yang hamil?"Tanya Alka yang membuat Ayah terkekeh.
"Ya Rachel dong sayang"
Rachel menahan nafasnya sesaat saat mendengarkan jawaban Ayah atas pertanyaan Alka.
"Kenapa jadi Rachel?perut Rachel masih datar ayah.Rachel nggak hamil kok"Jawab Rachel.
"Sayang kamu bukan nggak hamil tapi belum aja"
Alka menepuk jidatnya saat mendengar ucapan bunda barusan.
"Tapi bun.Rachel masih sekolah.Kalian tau sendiri.Alka juga baru lulus.Alka belum kerja.Alka mau kasih makan apa nanti anak Alka?"
"Alka kamu tenang aja,kamu bisa kuliah sambil kerja di perusahaan ayah,sambil bantu bantu ayah di kantor kan bisa,Nah setelah lulus kuliah baru nanti kamu ayah percayan pegang salah satu cabang di perusahaan"
Alka menggelengkan kepalanya sambil menyangganya di sisi sofa.
"Kalian ini disuruh bikinin cucu buat kita aja susah banget.Kamu ini lho Alka.Betah banget ya nahan kalo di deket Rachel.Dosa kamu"
"Ah nggak tau lah maksut Ayah apa.Ribet"jawab Alka sambil menutup wajahnya menggunakan bantal sofa.
"Gimana Rachel?mau ya?Bunda udah mau dan pengen banget punya cucu.Bunda udah tua.Kamu nggak kasian bunda ya?Ya sayang ya..Masak bunda di PHP in terus sih dari dulu nggak keturutan.Kalo cucu bisa dibeli pakek uang bunda pasti beli.Karena nggak bisa jadi bunda mintak sama kalian.Ayo dong..Jangan jadi anak durhaka kalian ini..tega"
Rachel kaget saat melihat bunda yang kini tengah menangis.Rachel yang tak enak hati segera memeluk Bunda dari samping wanita itu.
"Bunda jangan nangis..Rachel nggak tega liat bunda nangis.Rachel jadi ikut sedih"Kata Rachel sambil mengelus bahu bunda lembut.
"Bunda jangan drama ya.Jangan kebiasaan.Rachel belum tau kebiasaan bunda yang suka ngeluarin air mata bu-"
"Ish Alka diem kamu!mau kamu tak kutuk jadi kantong plastik?"
Seketika itu Alka langsung bungkam setelah mendengarkan ancaman dari Ayah.
"Sayang..hiks..Rachel mau ya...kasih cucu buat bunda..bunda udah pengen banget..pengen nimang cucu dari kalian...hiks"
Rachel menatap ke arah Alka yang kini juga tengah menatapnya dengan tatapan sendu.
Seperti mengisyaratkan di dalam mata Alka terselip penuh kecemasan dan kekawatiran pada diri istrinya itu.Pasalnya baru beberapa waktu yang lalu mereka membicarakan hal ini.Alka jadi tak enak hati harus memaksa Rachel menuruti keinginan kedua irang tuanya.
Lama mereka bertatap muka.Saling berdiskusi dalam fikiran mereka masing masing.
Sampai sampai Rachel menghela nafasnya kemudian menganggukan kepalanya.
Alka yang melihat itu tak percaya bahwa Rachel akan menyanggupi permintaan Bunda.Dan kali ini pasti tak akan main main lagi.
"Iya bunda.Bunda tenang aja."Jawab Rachel yang membuat tangis bunda seketika berhenti.
"Serius sayang?kamu nggak bohong lagi kan?"Tanya bunda sumringah.
Rachel menggelengkan kepalanya membuat Senyum di wajah bunda dan ayah merekah.
Alka yang melihat itu hanya bisa mengusap wajahnya kasar.
"Makasih ya sayang"
Rachel menerima pelukan bunda saat wanita paruh baya itu memeluknya hangat.
"Mau gitu aja mintak di paksa.Huuuuu dasar Alka pecundang"
Alka membulatkan matanya tak terima saat mendengar ejekan yang dilontarkan ayah untuknya
"Bukannya pecundang.Belum waktunya aja.Nanti kalo udah waktunya nggak perlu disuruh pasti juga langsung jadi"Jawab Alka santai.
Rachel menundukan wajahnya malu mendengar ucapan Alka barusan.Pipinya terasa memanas saat mengingat apa yang mereka bicarakan sekarang.
"Sayang tau nggak?bunda bahagia banget denger kamu ngomong iya tadi"
"Ih bunda.Rachel juga seneng kalo bunda bahagia"
"Oh ya.Kenapa pakek beli kayak ginian?banyak banget lagi."
Ayah terkekeh mendengar pertanyaan Alka.Kemudian berkata "Yah untuk mempersiapkan kehadiran cucu pertama keluarga kita dong"
"Iya sayang.Kita nggak mau kalah dong sama Daniel dan Ely.Mereka udah beliin kalian Box bayi.Kita yang beli perlengkapannya.Iya nggak Yah?"
"Tentu Bun."Jawab Ayah bangga sambil menyeringai lebar.
"Yaudah akhirnya nggak sia sia kita nyuruh mereka kesini ya yah.Kita udah berhasil bujuk mereka lagi.Dan pasti nanti Daniel dan Ely bakalan seneng denger berita ini"
"Belum juga berita hamil udah seneng dulu"
"Heh Alka.Kita ini seneng banget sebagai orang tua.Apa lagi kalo denger Rachel hamil.Nggak karuan senengnya."
"Iya iya"dengus Alka kesal.
Rachel hanya terkekeh saat melihat suaminya itu yang tidak bisa berkutik saat berhadapan dengan kedua orang tuanya.
Kemudian di sore hari itu mereka semua larut dalam canda dan tawa.Saling bertukar emosi,cerita dan kebahagiaan satu sama lain.Dengan diiringi langit sore yang penuh dengan senja.
