Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Strong Girl Two

"Mencintai sendiri, berjuang sendiri, dan harus merasakan sakit sendiri. Besar juga ya konsekuensi dari mencintai dalam diam."

***

Nesa berjalan di Koridor sekolahnya bersama teman sebangkunya yang juga merupakan satu-satunya teman dekatnya di kelas, dia Ervina gadis sexy yang cukup famous karena penampilannya dan ia terkenal suka membully orang yang tidak ia suka. Ia merupakan kekasih dari kapten tim futsal, Rifkan Hendrawan laki-laki manis yang banyak di gilai kaum hawa.

Kini Nesa dan Ervina tengah berjalan menuju ruang guru, karena tadi wali kelas mereka memanggil Nesa.

"Nes, ada Arka tuh," tunjuk Ervina dengan dagunya pada laki-laki yang berjalan berlawanan arah dengannya, Nesa sudah tersenyum malu saat melihat Arka, sang ketua OSIS yang menjadi most wantednya SMA Atlantik.

"Mau kemana Nes?" tanya Arka saat mereka sudah berhadapan. Nesa memang mengenal Arkan, mereka saling mengenal semanjak mereka terelibat lomba bersama saat kelas XI.

"Mau keruang guru," ucap Nesa sambil tersenyum pada Arka. Nesa sudah dagdigdug saat berada sedekat ini dengan Arka. Nesa sudah menyukai Arka sejak awal kelas 11 tepatnya saat pemilihan ketua OSIS. Hanya dengan menatap Arkan entah mengapa membuatnya tenang ia mulai menyukai Arkan hanya dengan tatapan teduh milik Arkan.

"Ya udah gue duluan ya," ucap Arka, setelahnya ia langsung pergi meninggalkan Nesa yang sudah panas dingin.

"Aduh oksigen dong, gila gue degdegan Vin, sumpah dia kenapa bisa ganteng gitu sih." Nesa sudah tersenyum tidak jelas sambil mengipasi wajahnya yang sudah mulai memanas, sambil tersenyum tidak jelas. Sepertinya urat malu Nesa mulai luntur karena bertingkah seperti itu di koridor yang untungnya sudah tak ramai hanya tersisa beberapa orang saja yang untungnya sudah sibuk dengan kegiatan mereka.

"Iya in udah, ayo cepet nanti keburu masuk," ucap Ervina yang segera menyeret Nesa menuju ruang guru.

***

"Nesa," panggil salah satu teman kelas Nesa saat gadis itu tengah fokus membaca novelnya.

"Apa?" tanya Nesa pada Anya teman sekelasnya yang memanggilnya itu.

"Di cari sama Talia," ucap Anya. Talia itu teman yang biasa Nesa tebengi untuk pulang, karena jarak rumah mereka yang tidak terlalu jauh.

Nesa melangkahkan kakinya keluar kelas untuk menemui Talia.

"Kenapa Ta?" tanya Nesa saat ia sudah berdiri di depan Talia, FIY Talia itu juga termasuk gadis famous karena ia penyanyi band di sekolah mereka, jadi tak heran banyak yang mengenal gadis itu. Apa lagi Talia gadis yang mudah berbaur dengan temannya.

"Nanti gue ada latihan band mungkin sampe sore. Jadi, sorry ya, gue gak bisa pulang bareng lo," ucap Talia tidak enak, Nesa menampilkan senyumannya maklumi Talia.

"Sans aja, nanti gue bisa cari tebengan lain," jawab Nesa santai sambil tersenyum ke arah Nesa.

"Serius? atau gue minta Arka nganter lo? kan kalian juga satu arah," ucap Talia menawarkan, Talia juga tahu mengenai Nesa yang menyukai Arka dan kebetulan sahabat Arka adalah kekasih Talia jadi sangat mudah untuk mereka akrab.

"Eh gak usah, nanti gue bisa minta anter sama Dino," ucap Nesa menolak, namun hanya mulutnya yang menolak hatinya sudah menyuarakan 'mau dong' dengan girangnya.

"Emang gak papa? kasian Kali Dino, rumah dia sama rumah lo beda arah masak iya dia harus muter lagi?" tanya Talia, pasalnya rumah Dino itu dekat dengan sekolah sedangkan rumahnya lumayan jauh.

"Gak papa kali?," ucap Nesa seperti lebih ke bertanya bukannya memberi pernyataan.

"Hadeh, ya udah tar lo pulang bareng Arka aja. Lumayan lah sekalian pdkt," tawa Talia dan segera pergi meninggalkan Nesa. Nesa jadi tidak sabar untuk segera pulang dan dia akan pulang bersama laki-laki yang di sukainya itu.

Sebenarnya jika ia mau bisa saja ia nebeng bersama temannya yang lain namun jika sudah di tawari pulang bersama Arka kenapa ia harus menolak?. Kesempatan tak datang dua kali buakan?.

Nesa mengikuti pelajaran dengan tidak fokus, ia terus memikirkan bagaimana nanti saat ia dan Arka akan pulang bersama?. Hany adengan memikirkannya saja dapat membuat Nesa menjadi dagdigdug.

Bel pulang sekolah yang sudah di tunggu Nesa sejak tadi akhirnya berbunyi, membuat Nesa jadi gemetaran karena akan pulang bersama laki-laki yang di sukainya.

"Nes, pulang sama siapa?" tanya Ervina sambil memebereskan bukunya.

"Sama calon dong," ucap Nesa dengan bangganya sambil tersenyum lebar, ia sudah tidak sabar untuk pulang bersama Arka.

"Sok berani banget, kalau ketemu aja kicep gimana mau bilang kalau lo mau nebeng? Serangan jantung kali lo," tawa Ervina menghina Nesa membuat Nesa mencibikkan bibirnya kesal.

"Nes ada temen pulang kan?" tanya Dino menghampiri Nesa, ia sering mengantar Nesa pulang saat Nesa tak ada teman pulang karena Talia yang sering ikut ekskul. Dino tak pernah keberatan mengantar Nesa meskipun ia harus berputar balik, ia sudah menganggap Nesa sebagai adiknya sendiri bukan lagi sebagai sahabatnya. Mereka sangat dekat sampai banyak yang mengira bahwa mereka memiliki hubungan. Bahkan orang tua Nesa sering menjodoh-jodohkan mereka.

"Nebeng sama ketos katanya No," ucap Ervina menggoda Nesa yang sudah bersemu merah.

"Hah? Bhaha" tawa Dino pecah karena ia tak percaya sahabatnya itu akan berani untuk mengatakan ingin nebeng dengan sang ketos, jika berbicara saja ia sudah panas dingin.

"Demi apa? gaya lo nebeng sama Arka, di sapa aja lo udah kekurangan oksigen," ucap Dino yang masih tertawa bersama Ervina. Nesa memutar matanya malas mendengar ejekan dari kedua temannya itu.

"Nesa, dicari sama Arka," ucap Mela salah satu teman sekelas Nesa yang sontak menghentikan tawa kedua temannya itu.

"Gue serius kali, udah ya gue duluan kasian calon imam gue nungguin," pamit Nesa sambil mengibaskan rambutnya pada Dino dan Ervina dengan gaya angkuhnya lalu ia menjulurkan lidahnya mengejek Dino dan Ervina yang menatap tidak percaya kearah Nesa.

***

"Balik sekarang?" tanya Arka pada Nesa yang sudah berdiri di depannya dengan menundukkan kepalanya, terkadang Arka bingung dengan Nesa ia selalu menunduk saat Arka berada di dekatnya, namun tak jarang Arka sering melihat Nesa mencuri pandang dengannya.

"Ehm terserah lo aja," ucap Nesa masih menundukkan kepalanya sambil mengatur datak jantungnya yang sudah berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Ya udah ayo pulang," ajak Arka yang mendapat anggukan dari Nesa.

Mereka berjalan kearah parkiran laki-laki. Fiy di SMA Atlantik tempat parkir antara laki-laki dan perempuan di bedakan, tempat parkir laki-laki berada di gedung selatan dekat dengan kelas 12 sedangkan untuk tempat parkir perempuan berada di gedung belakang dekat dengan kelas 10.

"Udah ganti tebengan Nes?" tanya Tara ia teman Nesa yang berbeda kelas dengannya, Nesa mengenal Tara karena laki-laki itu sering bermain di kelasnya dan karena Tara dan Talia bersaudara jadilah mereka saling mengenal.

"Iya, Talia lagi ada latihan musik," ucap Nesa dengan senyumannya setelahnya ia sudah naik di atas motor Ninja milik Arka.

"Duluan ya Tar," ucap Nesa yang mendapa anggukan dari Tara.

****

terima kasih ya guys udah baca cerita aku ini semoga kalian suka dan selalu nunggu cerita ini ya :)

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel