Bab 6
Pagi ini adalah acara penyambutan kecil yang diadakan di ruang rapat dilantai 5. Acara yang digunakan untuk menyambut manager baru Hollands Group.
Arra hari mengenakan pakaian yang cukup santai, karena sesuai jadwal yang telah ia buat, Arra beserta atasannya akan melakukan makan siang bersama pria yang menjadi managernya disalah satu restoran yang berada dalam mall.
Untuk itu hari ini Arra hanya mengenakan dress terusan berwarna peach dengan belahan dada yang rendah sehingga memperlihatkan gundukan kenyal miliknya.
Ruang meeting sudah di persiapkan, Arra juga sudah berada di ruang meeting sebelum tamu berdatangan. Kali ini Arra dibantu oleh 2 orang resepsionis yang ditugaskan untuk membantunya menghandle acara tak bermanfaat menurut Arra ini.
Tak bersalang lama, Jero beserta beberapa petinggi perusahaan datang memasuki ruang meeting. Arra segera memberikan senyum terbaiknya. Arra juga mempersilahkan mereka untuk duduk kemudian ia berdiri dibelakang Jero.
Di depan pintu berdiri seorang pria yang sepertinya menunggu dipanggil oleh pemilik acara ini. Jero pun langsung saja membuka acara hari ini.
"Selamat pagi semuanya, disini saya akan sedikit memberitahukan bahwa kita kedatangan manager keuangan yang baru. Silahkan masuk Miguel Lorenza" ucap Jero kemudian laki-laki yang bernama Miguel memasuki ruangan meeting.
lelaki yang bernama Miguel ini terus menatap Arra dengan pandangan yang tak suka, entah Arra tak tau maksud dari tatapan sosok dihadapannya ini. Arra lebih memilih untuk mengabaikannya saja dan tetap berdiri di belakang Jero.
"Perkenalkan nama saya Miguel selaku manager keuangan baru semoga bisa bekerja sama" kata Miguel dengan senyum manisnya.
seolah tau hal itu adalah pencintraan yang dibangun lelaki yang membuat mood Arra sedikit kacau saat ini. setelah perkenalan selesai, Arra diminta Jero untuk menunjukkan ruangan manager keuangan yang terletak 3 lantai di bawah lantai tempat Arra bekerja.
"Arra tolong antarkan Miguel menuju ruangannya dan ajak dia untuk berkeliling dan tunjukkan tempat-tempat penting" perintah Jero membuat Arra mau tak mau harus menurutinya meskipun rasanya ia enggan.
"mari Bapak Miguel ikuti saya" kata Arra mempersilahkan Miguel untuk mengikuti langkahnya.
sedangkan Jero dengan beberapa petinggi lainnya sedang mendisukusikan terkait rencana kerjasama dan rancangan terbaru mengenai projek yang akan mereka kembangkan.
Arra memasuki menunjukkan beberapa lantai yang menurutnya penting bagi seorang manager keuangan. Miguel tak banyak bicara ketika Arra menunjukkan beberapa ruangan dan juga beberapa aturan yang tertera pada perusahaan ini.
saat menunjukkan meja kerja Miguel, Arra memberi tahu jika Miguel akan memiliki ruangan yang menjadi satu dengan manager marketing. mendengar itu, Miguel memprotes.
"kenapa jadi satu, ruangan manager lainnya terpisah?" kata Miguel ketus membuat Arra memutar bola matanya malas.
"ini sudah aturan dari atas pak Miguel, saya hanya menjalankan perintah. selain itu gabungan manager marketing dan keuangan dianggap memudahkan dalam menjalankan perusahaan" jelas Arra secara rinci meskipun ia terlihat ogah-ogah, Arra harus terlihat profesional.
" aku ingin satu lantai dengan Jero" kata Miguel tegas membuat Arra memutar bola matanya malas.
Arra seperti menghadapi wanita penggila Jero saja, namun sayangnya dihadapannya ini bukan seorang wanita melainkan seorang laki-laki yang disinyalir memiliki daya tarik terhadap atasannya.
"sangat tidak profesional sekali anda ini, apakah ini lulusan terbaik luar negeri tapi tak memiliki etika. saya akan melaporkan kepada Bapak Erick supaya menindak lanjuti apa yang ada inginkan" kata Arra kemudian mengeluarkan ponselnya.
"jangan kau berani menghubungi lelaki tua itu. baik aku menerima ruanganku" kata Miguel seolah ketakutan. Arra senang sekali melihat wajah panik lelaki manja dihadapannya ini. padahal Arra tak berniat untuk menghubungi Erick, tapi melihat merespon itu membuat Arra tau bahwa orang dihadapannya memiliki ketakutan pada sosok ketua perusahaan ini.
setelah itu, Arra mendapatkan pesan dari Jero.
Pak AJero
cepat ke bawah, saya sudah menunggu di lobby
tak mau membuat atasannya menunggu, Arra segera mengatakan kepada Miguel bahwa Jero sudah menunggu dibawah. dapat dilihat wajah yang menampilkan ekspresi sumringah menghiasi wajah laki-laki dihadapannya.
"bener kata Nyonya Nety, laki-laki ini cukup berbahaya dan merusak citra perusahaan" batin Arra
Arra cukup mengetahui bahwa citra perusahaan sangat penting untuk membangun nama perusahaan agar mendapatkan perhatian dari klien. cukup sulit juga Erick Hollands membangun citra yang baik terkait perusahaan, namun akan hilang jika berita mengenai laki-laki setengah wanita ini terlihat agresif kepada anak pemilik sekaligus pewaris Hollands.
saat sampai Lobby, Jero menatap kedua manusia ini dengan pandangan datar, berbeda dengan lelaki disamping Arra yang sudah menampilkan senyum termanisnya menyambut Jero.
"Jero, ayo lunch ke Harvelist Resto. aku sudah booking untuk kita" kata Miguel dengan nada yang sedikit manja menurut Arra
"tidak bisa Miguel, Arra sudah membookingkan restoran untuk kita makan siang" kata Jero kemudian meminta Arra untuk masuk ke mobil dengan kode kepalanya.
saat akan menduduki kursi depan, Jero menahannya dan meminta Arra untuk duduk di kursi belakang bersama dirinya. hal ini membuat Miguel menatap Jero kecewa dan menatap Arra syarat akan permusuhan.
"kok aku di depan?" dengan nada kesalnya Miguel berkata
"Arra akan mengurus pekerjaan denganku" jawab Jero kemudian meminta Arra untuk membuat beberapa slide presentasi dan mengubha schedulenya untuk seminggu kedepan.
tak banyak bicara, Miguel menatap Jero dan juga Arra dari spion depan. sopir Jero hanya tersenyum biasa seolah tau beberapa hari ini atasannya cukup banyak menghabiskan waktu dengan Arra sang sekretaris.
Arra yang melihat, Miguel terus menatapnya mengeluarkan senyum miringnya. dengan sengaja, Arra menempelkan payudaranya ke lengan milik Jero sengaja menggodanya. karena sang sopir yang tak bisa melihat kebelakang, Arra melancarkan aksi selanjutnya.
dengan sengaja, Arra mengelus jaguar milik Jero. melihat itu Jero hanya menaikkan alisnya seolah bertanya "kau menggodaku disini"
tak hanya itu, Arra kembali menempelkan payudaranya ke lengan milik Jero, dan mulai mendekatkan bibirnya kearea leher Jero. Arra awalnya hanya mengendus, namun lama-lama ia memberikan kecupan pada leher Jero.
di rangsang seperti itu, lelaki mana yang tahan. Jero adalah lelaki normal yang tak tahan dengan godaan yang diberikan oleh Arra. dengan cepat Jero menutup pembatas antara kursi depan dengan kursi belakang.
selanjutnya dengan mudahnya Jero membuat ipad yang berada pada tangannya ke kursi belakang, dan mengangkat Arra untuk duduk dipangkuannya. dengan gerakan cepat, Jero menurunkan baju atas Arra sehingga menampilkan payudaranya yang padat berisi ini.
"Bisakah aku meminum susu sebelum makan?" tanya Jero menatap Arra dengan pandangan seperti anak kecil.
"as you wish" kata Arra kemudian membusungkan payudaranya agar dapat dihisap dengan mudah oleh Jero. desahan kecil mulai lolos dari bibir manis Arra. tak mau berlama-lama, Jero segera menyingkap dresa Arra dan tampaklah G-string berwarna putih yang senada dengan bra yang dipakai Arra.
Jero membelai bibir kemaluan Arra hingga sedikit licin, kemudian ia membuka kaitan celananya dibantu oleh Arra.
dan terpampanglah jaguar milik Jero yang telah mengacung begitu tegaknya. Arra membawa tangannya untuk mengocok jaguar milik Jero. Arra melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian mengocok batang milik Jero. setelah memastikan batang tersebut berdiri kokoh. Arra segera menuntun batang tersebut memasuki miliknya.
"Ouhhhhh" desah Arra saat jaguar milik Jero tenggelam dalam miliknya.
posisi mereka saat ini berhadapan, jadi Jero dengan leluasanya masih menyusu pada Arra sedanagkan Arra bekerja menaik turunkan pantatnya untuk mencari kenikmatan. melihat Arra mulai kelelahan, Jero kemudian mengambil Alih permainan. Jero memompa miliknya di dalam Arra hingga terdengar bunyi penyatuan mereka
plak- plak- plak
"Ouhhhh" desah Arra tak tahan karena ia merasa akan sampai
"do you like it?" tanya Jero sambil menghentakkan miliknya dengan begitu keras dan cepat, ini menandakan ia juga akan mencapai puncaknya
"Yes, Mr. Hollands" jawab Arra sambil membusungkan dadanya
"I wanna cum babyyhh" kata Jero kemudian semakin menghentakkan miliknya semakin dalam
"Aaahhhh" desah Arra tak karuan saat merasakan kehangatan dalam dirinya.
Jero kemudian melepaskan miliknya dan mengambil tisu basah untuk membersihkan miliknya yang terdapat cairan bekas pergumulan mereka. Jero juga membersihkan milik Arra dan menyuruh Arra untuk menanggalkan G-stringnya.
Arra pun menuruti, karena ia merasa lengket ketika memakai G-string sehabis melakukan pergumulan tanpa membersihkan dengan air.
"masih rapat seperti sebelumnya" bisik Jero yang membuat Arra menampilkan senyum manisnya.
Jero kemudian membuka sekat pemisah. dari sini Arra bisa melihat raut wajah marah dari laki-laki dihadapannya, apalagi laki-laki tersebut mengetahui kini posisi Arra masih berada di pangkuan Jero.
