Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Canggung Part I

Bab 7 Canggung Part I

Kesadaran seseorang mulai muncul. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya. Ia berusaha mengambil posisi duduk. Dilihatnya sekeliling ruangan. “I think i know this smell...,” ia mencoba mengingat-ingat, namun kepalanya terasa pusing ia tak bisa mengingatnya untuk saat ini. Ia pun berniat beranjak dari tempat tidur.

Namun, kakinya seperti mengenai sesuatu. Ia pun spontan melihat kebawah. Dan ternyata ada seseorang yang tidur disana dengan melilitkan selimut ke seluruh badannya. Sosok yang baru bangun itu pun terkejut. Yang membuatnya kaget bukanlah posisi orang yang tidur di bawah tadi, malainkan karena orangnya. Karena orang tersebut adalah Keke!.

“Eh...K-Ke-Kekeee...?” ucap Leo spontan ketika melihat Keke tidur meringkuk kedinginan di bawah. Leo pun kini sadar bahwa ia sedang berada di kamarnya Keke. “Ya ampun Keke... kenapa kamu tidur di bawah ...?” ujarnya sembari turun dari tempat tidur.

Leo menyadari ada yang berbeda darinya. Ia memegang kemeja yang sedang ia gunakan. “I-ini bukan punyaku, Apa Keke yang menggantinya untukku...?” gumamnya dengan sedikit tersenyum. Leo pun mulai mendekati Keke yang sedang tertidur. Dilihatnya wajah gadis itu lekat-lekat. Kemudian ia pun tersenyum.

“Kenapa kamu berani sekali membawa seorang laki-laki masuk ke kamarmu...? you dont know what will happen... like now!” Ujar laki-laki itu sambil mengangkat tubuh Keke. Leo pun tampak seperti seorang pengeran yang sedang menggendong kekasihnya. “Dia manis sekali...,” gumam Leo ketika melihat wajah Keke yang dekat dengannya.

Perlahan Leo pun meletakkan Keke diatas tempat tidurnya. Kemudian Leo mencoba menarik lengan kanannya yang berada di bawah leher Keke. Dengan lambat Leo menarik lengannya agar Keke tidak terjaga. Setelah selesai dengan aman, Leo pun menyelimuti Keke dengan selimut yang Keke gunakan untuknya. Yaa walaupun Keke juga sudah melilitkan sebuah selimut ke seluruh tubuhnya sebelumnya.

Leo melirik jam yang ada di dinding kamar tersebut. Waktu sudah menunjukkaan pukul setengah satu malam. “Aku harus pergi sekarang... ini sudah terlambat...,” gumamnya. Namun, sebenarnya Leo masih ingin di sana karena ia belum meminta maaf pada Keke. Ia juga belum menjelaskan apapun pada Keke.

Leo juga berpikir bahwa meninggalkan apartemen Keke saat tengah malam sangatlah berbahaya bagi Keke, karena setelah ia keluar tak ada yang akan mengunci pintunya. Leo menjadi sedikit gelisah. “Apa aku izin saja ya untuk malam ini...?” pikir Leo.

Leo pun mencoba mencari tas sandangnya. Ketika Leo tak menemukan tas sandangnya di kamar Keke, ia pun pergi keluar. “Ouu... Keke bahkan membuat sup dan kudapan,” ucapnya saat melihat meja belajar Keke, ketika hendak keluar kamar. Setelah keluar dari kamar, Leo pun mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia pun mendapati tas sandangnya terletak di atas sofa di ruang tamu.

Leo pun langsung menghampirinya dan mencari ponselnya. “Aa I get it...,” gumamnya ketika ia mendapatkan ponselnya. Leo segera mencari kontak manager tempat ia bekerja. Ketika Leo hendak menekan tombol panggil, tiba-tiba saja ada suara yang memanggil namanya. Leo pun langsung menoleh ke belakang.

Dan ternyata benar, disana ada Keke yang berdiri di samping pintu kamar. “L-Leo... are you okey...?” tanya Keke sambil perlahan mendekat pada Leo. Leo tidak menjawab pertanyaan Keke, ia hanya tersenyum. Keke pun menatap Leo, kemudian dengan sedikit ragu, Keke memberanikan diri untuk menyentuh kening Leo dengan tangan kanannya dan tangan kirinya ia letakkan di keningnya sendiri. “Syukurlah... kamu baik-baik saja,” ucap Keke pada Leo.

“Kamu harus makan sekarang, duduklah! Aku akan hangatkan supnya sebentar...,” ucap Keke sambil berjalan ke arah dapur. Leo yang tadinya mematung karena perlakuan dari Keke tiba-tiba saja meraih tangan Keke dan membawanya dalam pelukannya.

Keke terkejut dengan apa yang terjadi, ia mencoba melepaskan diri dari Leo. “L-Leo apa yang kamu lakukan...? cepat! Lepaskan aku...,” ujar Keke dengan sedikit panik.

“Th-thank you... terima kasih banyak Keke...,” ucap Leo yang masih memeluk erat Keke. Seketika Keke pun berhenti memberontak. “Aku minta maaf jika sudah merepotkanmu, aku juga minta maaf jika ada yang membuatmu merasa tidak nyaman...,” ucap Leo lagi. Keke berusaha menyimak apa yang diucapkan oleh Leo, karena sebenarnya fokus Keke berada pada posisinya saat ini, yaitu dirinya yang sedang dipeluk oleh Leo, laki-laki yang baru saja membuatnya bersedih.

“Le-Leo bisa tolong lepaskan aku...?” ujar Keke lagi. Leo pun mendengar perkataan Keke dan perlahan melepaskan tangannya dari tubuh Keke. Keke berusaha menyembunyikan ekspresi malunya dari Leo. Karena itu Keke mulai bicara dengan berteriak.

“Dengar! Jangan pernah memeluk seorang gadis dengan mendadak seperti tadi, itu tidak baik untuk jantung mereka... dan juga jangan tidur di depan kamar apartemen orang lain, itu merepotkan... dan juga jangan pingsan terlalu lama, itu juga menyusahkan...bla bla bla,” Keke mengomel untuk menutupi rasa malunya.

Namun di lain sisi, Leo merasa bersalah karena telah melakukan semua itu pada Keke, “Ma-maafkan aku...,” ucap Leo menyesal. Kemudian Leo pun menuruti semua perkataan Keke. Ia pun menunggu di meja makan, seperti yang diminta Keke.

Beberapa menit kemudian Keke datang dengan membawa semangkuk sup hangat beserta semangkuk nasi. Ia hidangkan makanan tersebut pada Leo. Leo merasa senang dan hangat ketika mendapat perlakuan seperti itu dari gadis yang ia sukai. “Terima kasih... karena telah peduli padaku...,” gumamnya.

Keke yang merasa mendengar sesuatu, ia pun bertanya pada Leo, “Apa kamu mengatakan sesuatu...?” Leo tersentak dengan pertanyaan dari Keke, namun kemudian ia hanya menjawab dengan tidak ada.

Leo mulai melahap makanan yang disiapkan Keke untuknya. “Wahh... delicious!” Puji Leo ketika ia merasakan suapan pertama. Keke merasa senang sekaligus tersipu dengan yang diucapkan Leo. Keke pun menyembunyikan senyumnya di balik gelas yang saat ini ia pegang.

Selama Leo melahap makanannya, tidak ada percakapan seru yang berlangsung diantara mereka berdua. Terkadang Leo menanyakan sesuatu agar suasana tidak menjadi canggung. “Apa kamu tidak makan, Keke?” tanya Leo ketika ia melihat tak ada piring makan untuk Keke. Keke pun hanya menjawab dengan singkat, “Hmm tidak, aku sudah tadi...,” jawab Keke tanpa melihat ke arah Leo.

Leo melanjutkan makannya walaupun ia sedikit sedih karena sikap Keke kepadanya mulai berubah. Sesekali Leo melirik ke arah Keke yang sedang memandangi minumannya. Setelah selesai, Leo hendak beranjak dari tempat duduknya untuk mencuci peralatan makannya, namun dihentikan oleh Keke. Keke pun mengambil alih peralatan makan Leo dan membawanya ke dapur untuk dicuci.

Leo merasa gelisah ketika Keke bicara padanya namun tidak memandangnya sama sekali. Suasananya membuat Leo tidak bebas. “Ada apa dengan Keke? Kenapa dia tidak mau memandangku lagi...?” gumam Leo yang masih berada di meja makan.

Dilain sisi, Keke yang sedang mencuci piring mencoba untuk bersikap normal. “A-apa yang aku lakukan? Aku seperti menjaga jarak darinya...,” ucap Keke dalam hati sambi terus mencuci peralatan makan tersebut. Keke merasa bingung dengan dirinya. Banyak sekali hal mendadak terjadi yang belum bisa ia pahami.

Pertama, ia merasa tidak senang ketika melihat Leo bermesraan dengan gadis lain, Kedua, ia masih mau menolong orang yang membuatnya sedih, Ketiga, ia merasa senang ketika orang itu memeluknya, Keempat, ia menjadi susah bicara karena malu menatap wajah orang itu. Keke menjadi pusing sendiri karenanya. “Aaa memangnya apa ini? Perasaan aneh apa ini...?” gumamnya sambil meremas pakaian di dekat dadanya.

Keke sebenarnya telah mengetahui apa yang sedang ia alami saat ini. Ia menyadarinya saat ia merawat Leo, namun ia menolak mengakuinya. Apalagi ia sudah mengetahui bahwa Leo sudah memiliki seseorang dalam hidupnya.

“I-ini tidak mungkin... aku rasa aku hanya salah paham... aku hanya ingin berinteraksi dengan Leo seperti biasanya... hanya seperti biasa,” ucap Keke meyakinkan dirinya.

“Sekarang apa yang harus kulakukan...?” gumam Keke ketika telah selesai. Ia ingin kembali ke kamar, namun Leo masih ada di apartemennya, tentu saja ia tidak bisa mengabaikan Leo begitu saja. Ia pun memberanikan diri untuk kembali ke ruang makan. Tampaklah Leo yang sedang duduk disana.

Leo menatap padanya. Keke juga kembali menatap, namun tidak terlalu lama karena Keke mengalihkan pandangannya pada yang lain. Leo paham dengan kondisi saat ini. Ia tersenyum pahit dan mulai berdiri. “K-Keke... terima kasih banyak atas bantuannya, maaf kalau itu merepotkan...,” ucap Leo dengan menunduk karena merasa tak enak. “Baiklah kalau begitu aku pergi sekarang...,” ucapnya sambil membawa tas sandangnya.

Keke hanya termenung. Ia hanya merespon dengan gumaman. Leo pun mulai membuka pintu. Sebelum ia pergi, Leo menyempatkan untuk melihat Keke dibelakangnya. Keke yang terkejut karena dilihat oleh Leo, sekali lagi mengalihkan pandangan ke arah lain. Melihat hal itu membuat Leo menggigit bibir bawahnya.

Leo pun keluar dari sana setelah ia mengucapkan terima kasih untuk kesekian kalinya. “Apa dia mulai membenciku...?” gumam Leo ketika telah keluar.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel