Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Dia Memiliki 2 Kepribadian

Nina juga dibuat terkejut oleh ucapannya.

Apakah dia adalah menantunya yang selalu patuh dan penakut itu?

"Baik, ternyata sebelumnya kamu sedang berpura-pura patuh di depanku!"

Nina semakin emosi setelah memikirkannya, dia menggertakkan gigi dan mengancamnya, "Masalah hari ini tidak akan terselesaikan dengan mudah, aku akan memberitahu Raymond dan menyuruhnya untuk bercerai denganmu! Kali ini walaupun kamu bersujud di depanku, aku tetap akan mengusirmu keluar dari rumah!"

Theresa tertawa dingin, wajahnya mengeluarkan ekspresi tidak peduli.

"Oh, tadi aku lupa memberitahumu, 10 menit yang lalu, aku dan Raymond sudah resmi bercerai. Kali ini walaupun kamu bersujud memohonku, aku tidak akan pernah masuk ke dalam rumah Keluarga Basiroen lagi."

Sudah bercerai? Baru saja bercerai?

Bagaimana mungkin! Bagaimana mungkin wanita kampungan ini tiba-tiba merelakan posisinya di Keluarga Basiroen?

Nina dengan aneh melihat punggung belakang Theresa, untuk membuktikan ucapannya, dia juga langsung meneleponi Raymond.

"Putraku, kalian benar-benar sudah bercerai?"

Raymond menjawab "Hmm" sekali, kemudian alisnya berkerut parah, "Tadi kita baru melakukan proses perceraian di kantor sipil, siapa yang memberitahumu?"

"Masih ada siapa lagi, tadi di jalanan aku bertemu dengan Theresa, wanita murahan itu berani-beraninya menjerit-jerit di depanku!"

Ekspresi wajah Nina pun penuh amarah, tetapi sewaktu mengingat kali ini mereka sudah resmi bercerai, wajahnya malah mengeluarkan sebuah senyuman ceria, "Tetapi ini adalah kabar bahagia! Akhirnya kalian telah bercerai, dia hanyalah seorang wanita liar yang dipungut dari panti asuhan, bagaimana mungkin bisa cocok dipasangkan dengan putra kesayanganku yang sangat sempurna ini, dari awal dia juga sudah seharusnya keluar..."

Raymond mengatup rapat bibirnya, perasaannya saat ini juga sangat berbeda dengan perasaan Nina saat ini.

Bahkan... dia ada sedikit kesal dan merasa bersalah.

Sebelumnya, dia selalu beranggapan bahwa Theresa tidak akan menyetujui perceraian dengan mudah, jadi dia pun sudah mempersiapkan biaya ganti rugi sebesar 6 miliar dan sebuah vila, tetapi kali ini Theresa yang mengajukan perceraian dulu, dia bahkan tidak meminta biaya ganti rugi apapun.

Mereka sudah bercerai, dia tidak mempunyai uang, di sisinya juga tidak ada keluarga, bagaimana dia bisa tetap bertahan hidup di masa depan?

Sudahlah, tunggu sampai di tidak menemukan jalan lain, dia pasti akan datang mencarinya.

...

Theresa naik taksi untuk kembali ke vila kecil yang ditempatinya selama 3 tahun bersama Raymond, vila ini berisi semua memori buruk yang dialaminya selama 3 tahun ini.

Memorinya terlalu berat, sampai-sampai dia tidak ingin mengingatnya kembali lagi.

Dia berjalan melewati taman kecil yang berada dekat pintu, kemudian dia langsung naik ke lantai atas untuk menyusun bagasinya, setelah selesai beres-beres, dia pun bersiap-siap untuk keluar dari vila ini tanpa mengulur sedetik pun lagi.

Tetapi, sewaktu dia sampai di lantai 1, ada seseorang yang telah menunggunya di ruang tamu.

Orang yang menunggunya adalah Caroline yang berpakaian gaun putih, dia tersenyum dengan begitu bahagia dan anggun, "Theresa, sudah lama tidak bertemu."

Theresa sedikit terkejut, dia sama sekali tidak menyangka bisa bertemu dengan Caroline di vila ini.

Mereka baru saja bercerai dan Raymond pun sudah memberikan kunci vila kepada Caroline, apakah Raymond sedang bersiap-siap menjemput Caroline untuk tinggal di dalam vila?

Kelihatannya Raymond benar-benar sangat menyayangi cinta pertamanya ini.

Hati Theresa terasa dingin, dia berjalan turun sambil mengeluarkan senyuman anggun.

Sewaktu Caroline melihat Theresa masih bersikap anggun, seketika ekspresi wajah Caroline pun membeku, kemudian senyuman kembali mengembang di wajahnya, "Theresa, kita baru tidak bertemu berapa tahun saja, tetapi sikapmu sudah semakin mirip dengan sikap yang seharusnya dimiliki oleh Nyonya Basiroen."

"Aiyoo, aku sudah salah bicara." Caroline menutup mulutnya, kemudian tertawa canggung, "Aku sudah lupa bahwa kamu dan Ray sudah bercerai, kamu sudah bukan Nyonya Basiroen lagi."

Walaupun Theresa jelas-jelas tahu bahwa Caroline sedang menekannya dengan statusnya, tetapi Theresa sama sekali tidak marah, malah senyuman di wajahnya semakin cerah.

"Raymond adalah pria yang sudah bosan kupermainkan, tetapi karena kamu begitu suka memungut mainan bekas orang lain, maka aku akan memberikannya padamu, tetapi kamu tidak boleh bersikap terlalu buru-buru, kalau tidak di mata orang luar, kamu akan kelihatan seperti seorang simpanan yang tergesa-gesa ingin memiliki status resmi."

Setelah mendengar ucapannya, wajah Caroline yang awalnya penuh dengan senyuman juga berubah dingin, kemudian ekspresi kejam memenuhi seluruh wajahnya.

"Aku dan Ray saling mencintai, kalau saat itu bukan karena kamu, maka dari dulu kita sudah bersama-sama, kamulah yang merupakan simpanan yang dibenci oleh semua orang!"

Theresa dengan penuh sindiran melototinya, "Sebenarnya siapa yang merupakan simpanan Raymond, kamu akan mengetahuinya sebentar lagi."

Setelah mengatakannya, dia juga tidak berencana untuk tetap berada di vila ini lagi, dia berjalan melewati Caroline, sewaktu dia bersiap-siap akan berjalan keluar, pergelangan tangannya tiba-tiba ditarik oleh Caroline.

Dia memutar kepalanya, kemudian dia pun melihat Caroline mengeluarkan ekspresi penuh kasihan, matanya terbuka lebar dan berwarna merah, seperti mata seekor kelinci, ekspresi wajahnya juga seakan-akan telah dipermalukan dan dihina oleh Theresa.

"Theresa, maaf, selama ini aku selalu menganggapmu sebagai teman baik, sebenarnya kedatanganku kali ini hanya untuk melihatmu, aku tidak bermaksud jahat, aku tidak tahu kalian telah bercerai, aku benar-benar tidak memiliki maksud lain, bolehkah kamu jangan marah padaku lagi?"

"Oh, ternyata kamu memiliki 2 kepribadian?"

Dia tertawa, sewaktu dia bersiap-siap melepaskan genggaman Caroline, dia pun melihat Caroline menggunakan gerakannya untuk berpura-pura terjatuh lemah di lantai, kemudian menjerit sekali.

Kalau dilihat dari belakang dan dari kejauhan, adegan ini akan terlihat seperti dia mendorong Caroline dengan kasar ke lantai.

Hehe, menarik sekali.

Theresa dengan wajah dingin melihat adegan yang dirancang oleh Caroline, kalau dia tidak salah tebak, pasti Raymond kebetulan pulang ke vila dan saat ini sepertinya pria itu sedang berdiri di depan pintu melihat mereka berdua?

Memang seperti tebakannya, tiba-tiba suara seorang pria yang penuh emosi terdengar dari bagian belakang mereka.

"Apa yang sedang kamu lakukan!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel