2. Menyadari
“Turun di sini aja?” Kata Saga yang melihat ke arah sekitar di mana mereka tengah berhenti lebih tepatnya di depan PGC.
“Iya di sini, rumah aku masuk gang situ,” Elena menjelaslan sebari tangannya menunjuk ke arah sana dan di ikuti arah kedua mata Saga.
“Jadi ya turun di sini aja biat aku jalan,”
Saga mengangguk mengerti lantas kembali menatap ke arah Elena yang tengah memakai lipstik di kaca spion dalam.
“Ngapain gincuan kalau mau pulang?” Kekeh Saga yang melihat keabsurdan gadis yang berada di sebelahnya itu.
Elena tertawa kecil. “Ya biar gak pucet-pucet amat balik interview,” Jawabnya penih senyuman.
“Yaudah, kalau gitu makasih ya kak Sag- eh maksudku Saga! Astaga lupa mulu,” Elena menepuk jidatnya pelan lalu tanpa sengaja lipsitk yang ia pegang barusan jatuh ke arah bawa Saga di mana itu terletak di bawah kaki laki-laki tersebut.
Terlebih keduanya pun reflek mengambil lipstik tersebut sehingga kepala mereka berdua akhirnya terbentur pelan dan secara bersamaan tatapan mereka berdua bertemu. Jarak wajah mereka hanya beberapa senti. Dan itu jelas membuat suasana berubah menjadi canggung bukan?
Detak jantung Elena berpacu dua kali lipat dari biasanya saat melihat wajah tampan Saga dari dekat ini, dan ia pun menyadari bahwa Saga adalah laki-laki tampan setelah mantan-mantannya yanh lain.
Begitu juga bagi Saga yang tanpa di duga detak jantungnya juga ikut berdetak tidak karuan, belum lagi mereka berpacu dua kali lipat dari biasanya.
Apa-apaan?!
Tidak, Saga tidak pernah merasakan hal seperti ini terkecuali ya kepada Selin. Terlebih lagi Saga pun menyadari ini adalah hal yang tidak benar sekaligus tidak masuk akal.
Namun sayangnya, kedua matanya benar-benar tidak ingin mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Elena belum lagi harum semerbak yang masuk ke dalam indera penciumnya.
Harum yang membuat semua orang pun terbius dengan aroma softnya.
“Astaga sorry,” Celetuk Elena yang buru-buru mengambil lipstik matte dan menarik tubuhnya langsung agar sediit berjarak di antara mereka berdua.
Yang bisa di bilang benar-benar intim banget!
Seperti biasa, Saga kalau sedang salah tingkah ia sedikit berdehem pelan. Pandangannya menatap ke atah luar jendela denhan tangan memegang kepalanya sekilas.
“Ya, gue juga sorry. Gue gak tahu bakal sedeket itu gara-gara pergerakan reflek kita berdua barusan” Jelas Saga dengan perkataan sedikit terbata-bata.
Elema mengangguk pelan, “Yaudah kalau gitu diriku pamit pulang,”
Saga hanya mengangguk untuk mengiyakan ucapan Elena barusam, dan ia benar-benar tidak melontarkan sepatah kata pun untuk gadis itu yang sudah keluar dan menutup pintu mobil miliknya.
Saga terdiam, nafasnya masih memburu dan ia berusaha untuk mengatur nafasnya sebisa mungkin bahkan mencoba menormalkan apa yang tengah ia rasakan.
“Sialan! Pesonanya gak main-main,”
***
“Kamu tumben banget jemput agak telat,” Kata Selin yang baru saja masuk ke dalam mobil sebari menutup pintu dengan kencang.
Saga menaikan kedua pundaknya acuh, “Biasa tadi interview lumayan lama juga, yang kamu saranin kemarin perihal walk interview lumayan juga banyak yang dateng ke kantor,”
“Oh iya?” Ucap Selin antusias. “Terus gimana? Ada yang nyantol? Maksudku yangbpas gitu buat posisi social media specialist?”
Saga diam sekilas, dengn mata dan pikiran yang awal fokus menyetir tiba-tiba kepalanya membayangkan perihal kejadian beberapa jam yang lalu.
“Ya, syukurnya ada,” Jawabnya singkat, sebisa mungkin laki-laki itu menutupi rasa gugupnya.
“Serius?! Ada?” Berbanding balik dengan Selin yang ternyata mendengar apa yang Saga dengar barusan.
“Cewek apa cowok?”
“Cewek sih, ya lumayan lah. Sampek Ben aja mupeng lihatnya,” Kata Saga menjelaskan senari terkekeh pelan.
“Sumpah? Ben sampek sertarik itu?” Kata Selin yang juga terdengar tidak percaya.
Karena setahu gadis itu Ben emang tipikal cowok yang gak terlalu peduli terhadap gadis-gadis semacam itu.
Ya bisa di bilang Ben itu pemilih lah, ya mungkin karena pernah di sakiti juga sih. Gara-gara jadi bucin akut tapi di tampar oleh realita bahwa gadis yang ia cintainya itu menghianatinya.
Ya kurang lebih seperti itu yang Selin tau sih.
Saga mengangguk pelan, “Iya, ya emang akui sih dia good looking. Terlebih lagi pengalaman dia sebagai copywriter juga oke dan kelitan juga anaknya atraktif gitu. Ya menurut aku why not aku terima? Jadi ya itung-itung trainingin dia lah,”
“Kalau seumpama dalam waktu tiga bulan ini dia bisa naikin followers instagram dan naikin penjualan di aplikasi Oren Shop ya aku angkat sebagai karyawan tetap,”
Mendengar hal tersebut Selin menganggukan kepalanya, di lihat sekarang saja Selin sepeetinya setuju dengan apa yang Saga ucapkan walaupun sebenarnya ia tidak mencurigai apapun, dan tanpa ia sadari pun di titik lain Saga diam-diam tertarik dan ingin mengenal jauh seorang Elena.
Selin mengangguk, “Aku sih oke ya, apapun pilihanmu selama itu baik untuk masa depan kamu aku setuju Ga,”
Saga menoleh, menatap lamat wajah Selin yang juga tengah menatapnya dengan senyuman yang lebar.
Melihat hal itu membuat Saga sedikit merasa bersalah, mungkin perihal kejadian tadi, dan itu cukup membut pikiran laki- laki tersebut sedikit terganggu.
Ya walaupun sejujurnya itu hal yang sangat biasa karena hal tersebut adalah hal yang memang benar tidak sengaja, dan lagi itu gak ada something specialnya juga bagi Saga.
Tapi karena Elena mempunyai daya tarik yang kuat dan juga luar biasa, berbeda dengan gadis yang lain membuat Saga entah kenapa perasaannya menjadi terombang-ambing.
Dan yap! Saga sadar bahwa ini adalah perasaan yang salah, tapi ayolah ini kan manusiawi.
“Yaudah next time nanti aku kenalin aku sama dia ya,” Ucap Saga dengan senyuman kecilnya, tangannya mengelus pipi lembut Selin.
Bahkan Saga pun tidak tahu apa yang terjadi yang akan mendatang kelak, tapi yang pasti Saga sadar bahwa kehadiran Elena di sekitarnya akan membuat hidupnya terombang-ambing seperti perasaannya kepada Selin.
Di sisi lain di waktu yang terbilang sama, Elena yang tengah berada di kamarnya itu tengah menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.
Masih dengan pikiran yang terjebak kejadian tadi, di mana dirinya saling tatap dengan Saga dan juga jarak mereka hanya beberapa sentimeter saja.
Berapa ya?
Kemungkinan ada lah dua atau tiga sentimeter, ya karena sedekat itu!
Bahkan Elena pun sadar di luhat dari dekat warna bola mata Saga tuh berwarna hazel yang biasa di sebut seperti halnya coklat madu.
Belum lagi laki-laki tersebut mempunyai sorot mata yang tajam bahkan hal itu mampu membuat Elena terbius beberapa detik tadi.
Arghhhh!!!!! Rasanya Elena benar-benar terhipnotis dengan apa yang terjadi, bahkan dirinya saja masih sangat hafal harum semeebak tubuh seorang CEO muda bernama Saga yang tengah ramai di kalangan anak muda akubat usaha baju distro di jaman sekarang ini.
Tapi tunggu deh, kek nya gak etis juga gak sih kalau Elena sampai mengagumi bos atau atasannya atau apapunlah itu namanya, benar bukan? Karena bagaimana pun yang ada kerja jadi gak professional terlebih lagi bisa bikin karywan sirik juga.
Tapi kan Elena niat ngelamar sampek interview bukan cari jodoh anjir!
Dan juga Elena inget banget sama omongan Saga sendiri kalau dia udah punya cewek gara-gara dia ngajak pulang bareng karena searah mau jemput ceweknya di kampus.
Halah! Udahlah! Emang paling bener Elena kerja fokus lurus no belok gak sih?
Ngapain jadi cewek yang hobi ngerebut laki orang.
Tangannya menampar pelan pipi sebelah kanan, berniat menyadarkan bahwa sebenarnya Elana bukan gadis yang seperti itu.
Please! Anti banget! Intinya Elena kalau masalah berbau perselingkuhan ogah banget!
Walaupun tanpa ia sadari nanti ke depan kelak ia melakukan hal fatal yang ia tidak sukai itu.
Ya mungkin khilaf, tapi ayolah perselingkuhan itu selalu di lakukan secara sadar bukan?
Apapun itu, entah siapa yang salah hal seperti di atas bukanlah hal yang perlu di benarkan, mau itu alasannya si A lebih bisa memahami, atau si B lebih enak di lihat dan lagi si C yang paling bisa mengerti keadaan pasangan.
Ayolah hal kaya gitu tidak ada pembenaran sama sekali meskipun salah satunya memang ada kekurangan bahkan kelebihan.
Bahkan di diri Elena yang pernah menjadi orang yang di selingkuhi oleh mantannya bernama Gena, di mana ia sudah menjalani hubungan selama dua tahun lebih pun di khianatin habis-habisan padahal setiap hari mereka selalu bersama tanpa terkEcuali tetapi tetap saja orang kalau niatnya mau selingkuh ya psti ada aja jalannya
Alhasil gadis itu menghela nafas, masih saja menatapi nasibnya yang masih terbilang tidak baik-baik saja akibat Gena, dan lagi kenapa harus di pertemukan oleh Saga sih? Ya bisa di bilang laki-laki itu bisa membuat dirinya terasa terusik pikirannya.
Okay Elena, just calm down. Apapun godaannya nanti ia harus fokus dengan tujuannya di sana.
tolong di ingatkan okay!
