Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

Tugasku mengamati semua komentar yang masuk. Walau geram tapi penasaran.

Pro kontra tetap saja ada. Kulirik Mbak Salamah dan Ipeh. Mereka masih sibuk dengan gawai masing-masing. Fokus ke layar benda pipih itu. Dengan gigi yang terus menyembul. Pertandan mereka masih tertawa lepas baca komentar-komentar tersebut.

"Mbak Yuyun memang ajib pokoknya," celetuk Ipeh.

"Ho'oh," balas Mbak Salamah.

Telinga ini tetap mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi mata tetap saja fokus ke kolom komentar.

Sebenarnya aku malu baca kolom komentar yang masuk. Ada juga sebagian yang membela Mbak Yuyun. Tapi kebanyakkan, banyak yang bilang Mbak Yuyun yang sekilo kurang.

Komentar yang kontra dengan Mbak Yuyun, di kasih emot marah atau kata kerennya di kasih tomat sama Mbak Yuyun

Tapi kalau yang pro dengan dia, di kasih emot love. Benar-benar ketan dia. Nggak merasa salah sama sekali.

Ada komentar yang menurutku cukup menggeletik. Mungkin dia juga korban dari Mbak Yuyun.

[Haduh ... ini pembeli yang pernah PHP dengan olshop parfume ku. Udah Mbak dia memang secanting kurang,]

Seperti itulah, komen dari akun yang memiliki nama, Ratu Parfume.

"Aku balas, ah, yang ratu parfume ini. Kayaknya seru," celetuk Ipeh.

"Ho'oh, Peh, balasin aja!" sahut Mbak Salamah.

"Siippp," balas Ipeh dengan jempol terus mengetik di layar pipihnya.

[Kak, emang di PHPin gimana parfumenya?] Seperti itulah pertanyaan Ipeh. Ditanggapi emot love di pertanyaan Ipeh itu, oleh Mbak Salamah. Seperti itulah, tugas Mbak Salamah. Supporter huru hara di belakang layar.

"Kita tunggu balasan dari Ratu Parfume, kepo aku," celetuk Ipeh.

"Ho'oh, Peh. Sama, aku juga kepo," jawab Mbak Salamah. Aku diam aja, walau juga sebenarnya kepo.

"Nah, akhirnya di balas juga," ucap Ipeh.

"Ho'oh," balas Mbak Salamah. Semua mata terus fokus ke layar gawai. Termasuk diriku sendiri.

[Katanya wangi parfumenya mengingatkan dengan parfume sang mantan. Terus si Mbak Quen Yunika membatalkan gitu saja. Kan bukan salah saya dong harusnya. Salah siapa beli parfume yang sama kayak punya mantan,]

seperti itulah balasan dari Ratu Parfume.

"Hua ha ha ha," Mbak Salamah melebarkan tawa. Pun Ipeh juga tak kalah lantang melebarkan tawa.

Aku sendiri juga tertawa. Karena manusia tipikal Mbak Yuyun ini memang benar-benar sekilo kurang dan sama sekali tak merasa salah.

"Udah banyak yang kena PHP Mbak Yuyun ternyata," ucap Ipeh.

"Ho'oh," balas Mbak Salamah. Yang masih diderai tawa. Dengan jempol masih sempat-sempatnya meninggalkan emot ngakak di komenan si Ratu parfume.

Memanglah, Mbak Mah ini suporter hura hara sejati. Dia tak ada balas komen. Tapi setiap ada komen yang masuk, dia kasih emot ngakak semua.

"Eh, tapi Ratu Parfume kasih tag Mbak Yuyun, semoga aja di balas sama Mbak Yuyun. Penasaran apa reaksi dia," ucap Ipeh.

"Pasti seru," sahut Mbak Salamah.

"Iya. Eh, ini komentar yang pro dengan Mbak Yuyun, apa mungkin yang otaknya sama-sama kayak Mbak Yuyun? Kadang beras kadang ketan?" tanya Ipeh.

"Iya, mungkin. Ternyata Mbak Yuyun nggak sendirian, hua ha ha ha," jawab Mbak Salamah.

Kalian penasaran seperti apa, komentar yang pro dengan Mbak Yuyun? seperti inilah.

[Ish ... kalau suamiku yang di sayang-sayang, aku juga pasti marah,]

[Makanya Mbak Ul ... jadi penjual donat, jual donat aja, jangan jual tulisan sayang. Jadi ributkan? awokawokawok,]

[Hajar! Pelakor sekarang memang nggak tahu malu, ha ha ha ha,]

[Mbak! Aku miris lihat hasil SS chat ini. Tapi wajar saja kalau yang punya suami marah, ckckckck,]

Seperti itulah sebagian, yang menurutku pro dengan Mbak Yuyun. Entahlah itu pro atau nyindir.

"Eh, Quen Yunika balas komen si Ratu Parfume," celetuk Mbak Salamah.

"Iyes, Mbak, aku suka, kita lihat apa balasan dari Mbak Yuyun," balas Ipeh.

[Eh, Mbak ... dari pada aku habis duit, tapi parfume itu nggak aku pakai, karena ingat mantan, jadi nggak jadi aku beli sekalian. Emang salah? Lagiankan parfumenya masih utuh. Belum aku pakai. Nyinyir amat jadi orang,]

Seperti itulah balas komentar dari Mbak Yuyun.

"Hua ha ha ha," lagi, Mbak Salamah tertawa renyah plus gurih.

"Huuuaaa ha ha ha, Beras ketan memang, kok, si Mbak Yuyun ini," Ipeh juga ikut tertawa renyah.

Aku sendiri juga ikutan tertawa. Huhh ... ngeladeni Sekilo Kurang jadi ikutan kurang. Tapi nggak di ladeni, hatiku nggak terima. Karena kok merasa terdzolimi.

"Eh, Ratu Parfume balas komen," ucap Ipeh.

"Akuu sukaaaa ... ha ha ha ha," balas Mbak Salamah.

Memanglah ... supporter huru hara di belakang layar, Mbak Salamah ini. Dia tak ada duel efbe dengan Mbak Yuyun. Tapi dia suka dengan kejadian ini. Geram juga sama si Mayuyun.

[Makanya, move on dari mantan! Kelihatan banget belum bisa move on dari mantan. Di nyinyirin pun orang kayak kamu ini nggak nyadar, apalagi kalau nggak di nyinyirin. Aku doain deh, semoga suatu hari nanti jadi penjual online. Terus dapat pelanggan kayak dirimu semua!]

seperti itulah balas dari Ratu Parfume.

"Hua ha ha ha," lagi, Mbak Salamah ngakak gurih. Ipeh pun juga. Ngelus dada.

Setidaknya aku faham, bukan aku saja yang mengalami PHP Mbak Yuyun. Tapi hampir semua Olshope juga ikut curcol di kolom komentar.

"Eh ... Putra Arjuna ikut komentar," celetuk Ipeh.

"Iyakah? apa katanya?" tanya Mbak Salamah.

"Yok kita baca!" ajak Ipeh.

[Astagfirullah ... kalian kok suka ghibah di sosial media! Sayang Quen Yunika, sabar ya! Mamas akan selalu setia padamu, walau banyak pelakor yang mendekat,]

"Hua ha ha ha," lagi, Mbak Salamah menggelegarkan tawa. Ternyata benar, Arjuna itu suami Mbak Yuyun.

"Eh, Quen Yunika balas koment," ucap Ipeh.

[Bersyukurnya aku punya kamu, Mas. Udah ganteng, setia. Padahal banyak cewek yang ganjen mendekatimu, tapi kamu tetap setia. Bersyukur tiada tara,]

"Hua ha ha ha, Mayuyun pede abis," celetuk Mbak Salamah.

"Hua ha ha ha, sakit perutku sama pasangan sejoli ini," Ipeh juga ikut menambahi.

Allahumma sholi 'ala sayyidina muhammad.

Ngelus dada dan ngelus perut. Amit-amit jabang tuek.

[Siippp ... biar Allah yang balas, Sayang,] balasan dari Putra Arjuna.

Allahu Akbar. Kok jadi mereka yang merasa terdzolimi?

"HUA HA HA HA, yang ada mereka yang kena adzab," ucap Ipeh.

Ipeh dan Mbak Salamah masih terus tertawa ngakak.

[Iya, Mas. Kamu memang suami terbaik,]

"HUA HA HA HA!"

*******

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel