Chapter 5
Scar melangkah keluar lift hotel tempat dia menginap malam harinya, Marvel tidak menghubungi dirinya untuk memastikan janji makan malam mereka, tapi entah mengapa Scar yakin Marvel pasti datang menjemputnya. Dan itu benar terjadi saat jam menunjukkan pukul tujuh malam, ponsel Scar berdering dari nomor yang tidak kenal dan saat ia menjawab telepon itu, ia mendengar suara berat yang termasuk seksi memasuki indera pendengarannya.
"Aku menunggumu di bawah." Dan seketika itu juga Scar tahu siapa yang menghubunginya, Scar dengan segera mengambil mantelnya dan turun ke lobi hotel dan saat ia keluar dari lift ia melihat Marvel tengah menunggunya di area lobi mengenakan setelan malam yang sangat berkelas. Seperti ada benang tak kasat mata yang terhubung pada mereka, pada detik Scar melangkah Marvel menaikkan pandangannya untuk melihat Scarlett.
Scar melihat ada kekaguman dimata pria itu dan ada pancaran yang membuat Scar sedikit takut untuk mendekat , ia ingin melarikan diri tapi tatapan Marvel menahannya. Scar menarik napas panjang sebelum menghampiri marvel yang langsung berdiri.
"Maaf, kau menunggu lama." Sahut Scarlett saat sudah berada di hadapan Marvel yang hanya menggelengkan kepalanya lalu memandang menilai penampilan Scarlett dari bawah hingga atas lalu mengangguk menyetujui. Marvel mengambil mantel bulu dari tangan Scarlett dan membantu wanita itu mengenakannya, Scarlett berbalik dan Marvel harus menahan napas panjang saat melihat punggung terbuka Scarlett.
Wanita ini cantik, teramat cantik bahkan. memiliki wajah bangsawan Inggris, Marvel sudah melihat penilaian awal tentang Scarlett yang ia dapat dari orang kepercayaannya sebelum ia menjemput Scarlett. "Ayo." Sahut Marvel sambil membimbing Scarlett untuk berjalan keluar menuju mobil mewah yang telah parkir di depan lobi hotel.
"Kita akan makan malam dimana?" Tanya Scarlett setelah mereka berdua berada di dalam mobil dan marvel mulai memacu mobilnya perlahan menembus lalu lintas Paris yang macet.
"Kejutan." Sahut Marvel, Scar memandang Marvel lalu mengangguk dan tidak mengatakan apapun lagi, ia mengalihkan pandangannya keluar mobil.
Lady Scarlett Woodrow, salah satu bangsawan muda Inggris yang patut diperhitungkan, ia mempunyai orangtua dan keluarga yang menyayangi dirinya dan karirnya yang patut diacungi jempol. Relasi yang dimiliki oleh Scarlett Woodrow bukan relasi biasa.
"Kita sampai." Sahut Marvel sambil menghentikan mobilnya di depan sebuah restauran mahal, Scarlett memandang berkeliling lalu mengangguk menyetujui, ia tidak menunggu marvel membukakan pintu mobil untuknya dan itu membuat Marvel terdiam sejenak, satu lagi yang ia tahu Scar adalah wanita mandiri.
"Uncle Marvel." Seruan anak kecil pada saat mereka baru saja memasuki pintu restauran membuat Scarlett memandang Marvel yang baru saja ditabrak sebuah tornado kecil tapi pria itu hanya tertawa.
"Gendong." Sahut Tornado berambut hitam yang terurai cantik itu dengan nada angkuh sambil menjulurkan tangannya, Marvel menggelengkan kepala.
"Astaga Luna, jangan menghilang begitu saja." Scarlett kembali menoleh saat sebuah suara feminim menghampiri tempat mereka berdiri.
"Kau sudah datang?" Tanya wanita yang memiliki garis wajah persis seperti Marvel dalam versi yang lebih muda, wanita itu menoleh ke arah Scarlett dan langsung terbelalak.
"Kau Scarlett bukan?" Tanya wanita itu, Scarlett hanya bisa mengangguk lalu terbelalak kaget saat dia merasakan tubuhnya direngkuh dan dipeluk erat.
"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu, tunggu sampai mom melihatmu." Sahut wanita itu dengan bersemangat, Scar memandang Marvel tanpa tahu harus berkata apa. sementara pria itu hanya mendengus.
"Scar, perkenalkan ini adalah adikku Claire dan makhluk mungil ini adalah keponakanku namanya Luna." sahut Marvel sambil menggelitik leher Luna dengan hidungnya membuat anak perempuan itu tertawa.
"Hai, senang bisa berkenalan denganmu." Sahut Scarlett sambil mencium pipi Claire.
"Yes, she is princess." Scarlett dan Claire menoleh ke arah Marvel yang tampak berbicara serius dengan Luna.
"Dia bertanya apakah kau seorang princess?" Sahut Marvel menjelaskan, Scarlett tersenyum lembut pada Luna.
"Aku bukan seorang princess, kau yang seorang princess." Sahut Scar membuat pipi Luna berubah menjadi merah.
"Ayo masuk, semua sudah menunggu." Sahut Claire, Marvel menurunkan LUna dari gendongannya kemudian mengambil tangan Scar yang bebas lalu menyelipkannya di lekukan lengannya.
"Semua sudah menunggu?" Bisik Scarlett tak mengerti kepada Marvel yang seperti biasa memasang wajah tak dapat dibaca.
"Sebenarnya hari ini adalah hari ulang tahun ibuku." Sahut Marvel lalu membawa Scarlett masuk kedalam pusat ruangan luas yang sekarang ramai dengan tawa dan obrolan para tamu.
"Ulang tahun ibumu?" Tanya Scarlett kaget lalu mendengus kesal.
"Seharusnya kau memberitahuku." Sahut Scarlett, Marvel memandang Scarlett penuh tanda tanya.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan jika aku memberitahumu?" Tanya Marvel, belum sempat Scarlett menjawab ia melihat seorang wanita berumur berjalan membelah kerumunan yang langsung membuka seperti adegan nabi Musa membelah laut. Dengan sekali pandang Scarlett tahu bahwa wanita itu adalah ibu Marvel, seorang mantan supermodel Georgina Hart atau sekarang lebih dikenal dengan Nama Gina Butier.
"Maaf terlambat mom." Sahut Marvel lalu mencium pipi ibunya yang hanya menepuk pipi pria itu dengan rasa sayang lalu mengalihkan pandangannya ke arah Scarlett.
"Kenalkan ini Scarlett-" Ucapan Marvel belum selesai saat Gina tanpa kata langsung memeluk Scarlett erat.
"Senang bertemu dengan anda ma'am." Sahut Scarlett sopan.
"Kau sudah besar ya." Sahut Gina lembut di telinga Scarlett yang langsung mendapatkan kerutan kening dari Scarlett saat pelukan Gina terurai tapi Gina hanya mengangguk sambil tersenyum senang lalu dengan cepat mengambil tangan Scarlett dan menariknya untuk memperkenalkan kepada semua tamu meninggalkan Marvel dibelakang mereka.
"Maaf, aku tidak membawa apapun untuk anda ma'am. Mr, Butier tidak mengatakan apapun tentang ulang tahun anda." Sahut Scarlett sambil memandang Marvel yang duduk disebelahnya dengan santai menyesap wine-nya.
"Tidak perlu membawakan apapun untuk ibuku, apa yang ia mau ayahku akan mengabulkannya." Sahut Marvel memancing tawa sekitarnya.
"Tetap saja." Sahut Scarlett kesal lalu terdiam saat Gina menarik perhatiannya.
"Apa kau akan lama berada di Paris?" Tanyanya yang langsung mendapat gelengan kepala dari Scarlett.
"I'm sorry ma'am, besok aku harus kembali ke London." Sahut Scarlett penuh sesal.
"Jika kau kembali, sediakan waktu untuk makan siang bersamaku ya." Sahut Gina sambil tersenyum, Scarlett mengangguk mengiyakan.
"Boleh aku duduk denganmu?" Scarlett menoleh saat melihat Luna berdiri disamping kursinya.
"Tentu saja." Sahut Scarlett lalu mengangkat Luna dan mendudukkan di pangkuannya.
"Kau cantik." Sahut Luna sambil mengelus rambut Scarlett yang langsung tersenyum.
"Kau paling cantik disini." Sahut Scarlett.
"Apa kau pernah melihat wanita itu bersikap lembut kepada Luna?" Marvel mengalihkan pandangan matanya dari memperhatikan Scarlett saat suara Claire terdengar di telinganya.
"Jangan memulai Claire." Sahut Marvel sambil menggertakkan giginya.
"Aku tidak akan memulai jika kau tidak tergila-gila pada wanita yang salah, Kau lihat bagaimana mom menyukai Scarlett dan kapan kau melihat mom tersenyum pada wanitamu seperti ia tersenyum pada Scarlett?" Claire membombardir Marvel.
Marvel memandang Scarlett yang tengah tertawa mendengar lelucon garing sepupunya dan mengakui bahwa Scarlett sangat pas berada disini, tapi ia mempunyai Elsa. Elsa yang mencintai dirinya tanpa peduli apa nama belakangnya. Elsa mencintai Marvel sama seperti ia mencintai Elsa.
Dan ia merasa marah karena tidak seorangpun keluarganya yang dapat menerima Elsa betapapun kerasnya ia berusaha agar Elsa diterima di keluarganya. Terutama ibunya yang terang-terangan menolak Elsa untuk menjadi istri Marvel.
"Kenapa mom?" Tanya Marvel pada saat itu setelah ia membawa Elsa ke acara makan siang bersama ibunya. Entah siapa yang salah, Marvel yang terlalu terburu-buru ingin mengenalkan Elsa tanpa mempersiapkan wanita itu atau salah Elsa yang tidak bisa mengambil hati ibunya atau salah ibunya yang tak bisa melihat kelebihan Elsa.
"Kenapa apa" Tanya Gina sambil melepas kacamata baca yang sangat dibencinya tapi ia tidak bisa menolak.
"Kenapa kau bersikap dingin terhadap Elsa?" Tanya Marvel geram, Gina mengerutkan kening tak mengerti.
"Aku tidak menyukai wanita itu." ujar gina. Marvel menarik napas panjang. "Aku mencintainya mom."
"Silahkan jika kau ingin bermain-main tapi kalau untuk serius lebih baik kau berpikir lagi." Sahut Gina.
"Aku ingin dia menjadi istriku." Sahut Marvel membuat Gina terbelalak.
"Kalau begitu langkahi dulu mayatku." Sahut Gina penuh amarah.
Semenjak itu pertengkaran demi pertengkaran terjadi antara Marvel dan keluarganya terutama ibunya jika menyangkut Elsa dan itu diperkeruh saat Marvel memutuskan tinggal bersama dan pada saat ibunya berkunjung tanpa memberitahu dan Elsa yang membuka pintu.
"Ada apa? apa semuanya baik-baik saja?" Tanya Scarlett memecah lamunan Marvel lalu mundur sedikit saat melihat aura kemarahan menguar dari diri Marvel.
"Tidak apa-apa." Sahut Marvel lalu merubah raut wajahnya.
Beberapa jam kemudian Marvel menurunkan Scarlett didepan hotel, Scarlett berbalik diujung tangga dan memandang Marvel, pria itu tampak diam sepanjang perjalanan membuat Scarlett bertanya-tanya apa ada yang salah.
"Terima kasih untuk makan malamnya dan terima kasih karena memperkenalkanku pada keluargamu." Sahut Scarlett, Marvel mengangguk.
"Jam berapa pesawatmu besok?" Tanya Marvel, Scarlett mengangkat bahunya yang tertutup mantel.
"Besok pagi aku harus sudah berada di bandara." Sahut Scarlett, Marvel mengangguk mengerti.
"Kalau begitu hati-hati. Sampai bertemu lagi." Sahut Marvel lalu berjalan memutari mobil dan masuk kedalam mobil membuat Scarlett terbelalak lalu memandang mobil itu menjauh.
"Ok Scar, tampaknya hanya sampai disini saja dongeng indahmu." Sahut Scarlett sambil tertawa tipis dan melangkah masuk dan berjanji akan meletakkan Marvel di kotak paling belakang dalam pikirannya.
***
