Chapter 4
"Ok, its wrap." Riuh tepuk tangan dan hembusan napas lega karena pemotretan ini berhasil menguar di lokasi pemotretan.
"Cherie, you great as always." Jean Paul mendatangi Scarlett dan mencium pipi wanita itu.
"Merci Jean Paul." Sahut Scarlett lalu berbalik hendak berganti baju tapi langkahnya terhadang Marvel yang telah berada di hadapannya.
"Monsieur Butièr." Sapa Scarlett sopan saat melihat pria itu. Ia masih tidak melupakan betapa tidak sopannya pria itu tadi malam di teater.
"Saya ingin berbicara dengan anda setelah anda berganti baju." Sahut Marvel tak kalah sopan nya, Scarlett menaikkan alisnya yang terukir sempurna kearah pria itu.
"Baik sir." Sahut Scarlett lalu meneruskan langkahnya ke ruang ganti diikuti oleh pandangan Marvel dibelakangnya. Scarlett memandang pantulan dirinya di kaca besar ketika selesai berganti baju, ia tersenyum melihat pantulan dirinya lalu meraup tas besar miliknya sebelum keluar untuk menemui Marvel. Scar melihat Marvel tengah berdiri di ruangan yang telah kosong sambil memandang keluar jendela yang menampakkan pemandangan kota Paris di siang hari. Scarlett mendesah sebelum mendekati Marvel dan berdiri disamping pria itu sambil mengikuti Marvel memandang kota cantik itu.
"Saya ingin minta maaf." Scarlett menaikkan alisnya yang terukir indah tanpa mengatakan apapun atau menoleh ke arah pria itu.
"Saya ingin minta maaf karena sudah lancang mencium anda di teater ." Scarlett mengangguk kecil mengerti. Marvel berbalik dan memandang Scarlett yang masih berdiri diam.
"Apa anda ada acara malam ini?" Tanya Marvel. Scarlett mengerutkan kening lalu berbalik memandang Marvel yang masih menatap dirinya.
"Sir, kita hanya berbeda usia lima tahun. Bisakah kita menanggalkan kekakuan kita? Saya merasa seperti sedang berbicara dengan Napoleon," Sungut Scarlett sambil mendengus tak anggun, Marvel tersenyum simpul memandang gadis itu.
"Jadi anda ingin saya bersikap tidak sopan dengan anda?" Tanya Marvel dengan nada geli. Scarlett melotot kesal karena permainan kata-kata pria itu.
"Bukan seperti itu-" Desis Scarlett kesal tanpa menyelesaikan kalimatnya. Ia lalu menyipitkan matanya sambil menatap Marvel.
"Sebenarnya apa maumu ?" Tanya Scarlett curiga, ia tahu banyak pria yang tergiur dengan tubuhnya, tidak jarang juga ia menerima tatapan mesum atau ajakan para pria hidung belang. Ibunya sudah memperingatkan tentang ini, begitu juga aunty Miranda yang lebih paham dunia ini daripada Scarlett.
"Aku ingin mengajakmu makan malam."Sahut Marvel, Scarlett memiringkan kepalanya hingga membuat helaian rambutnya terjatuh ke samping pipinya. Marvel tanpa sadar menaikkan tangannya untuk meraup rambut Scarlett dan menyelipkan di balik telinga, gerakan itu sangat halus hingga membuat Scarlett menahan napas saat pria itu mendekat.
"Kau cantik." Sahut Marvel tanpa sedikitpun melepaskan pandangan atau tangannya dari rambut Scarlett. Scarlett mendengus pelan lalu menjauhkan dirinya dan berusaha untuk mengatur napasnya yang tiba-tiba tak beraturan.
"Aku tahu aku cantik." Sahut Scarlett sombong membuat Marvel langsung tertawa nyaring, gadis ini memang lain daripada yang lain. mengingatkan dirinya pada ibunya yang juga mempunyai energi yang sama seperti Scarlett. Sombong karena memang mereka mempunyai sesuatu untuk disombongkan, kecerian mereka pun menular bagi setiap orang yang ada didekat mereka. Marvel mendekat ke arah Scarlett yang langsung mundur satu langkah.
"Who are you?" Tanya Marvel membuat kening Scarlett berkerut, Marvel tersentak saat tiba-tiba tangan Scarlett mampir di keningnya dan menempelkan di kening Marvel. Sekarang giliran Marvel yang tiba-tiba terdiam dan menahan napas.
"Kau tidak sedang sakit bukan?" Tanya Scarlett tiba-tiba. Marvel menggelengkan kepala pelan, Scarlett mengangguk lalu memandang Marvel lekat-lekat mencari sesuatu diwajah pria itu,
"Lalu kenapa kau menanyakan pertanyaan tak masuk akal seperti itu padaku?" Tanya Scarlett kesal, lalu menjauhkan diri tapi belum sempat ia menjauh Marvel dengan cepat tersadar dan langsung menarik tangan Scarlett dan menariknya mendekat. Scarlett yang tidak siap dengan pergerakan itu tertarik ke depan dan membentur tubuh Marvel yang dengan sigap langsung melingkarkan tangannya dipinggang Scarlett.
"Karena aku seperti merasa kita pernah bertemu sebelum ini." Sahut Marvel sambil mendekatkan wajahnya ke arah wajah Scarlett yang langsung menjauh tapi Marvel dengan cepat mempererat pelukannya.
"Mungkin kita adalah dua orang dimasa lalu yang bertemu lagi di kehidupan kedua?" Jawab Scarlett asal memancing tawa Marvel.
"Kalau kita berdua pernah bersinggungan di kehidupan sebelum ini, apa yang kau pilih. dulu kita sebagai musuh atau sebagai kekasih yang tidak ditakdirkan bersama?" Tanya Marvel.
"Tentu saja sebagai musuh." Sahut Scarlett cepat dan dipertegas dengan anggukan kepalanya. Marvel tertawa nyaring. Belum sempat Scarlett membalas, ia mendengar suara yang memanggil namanya. Scarlett dan Marvel langsung menoleh, Marvel memandang tak suka saat ia melihat siapa yang mengganggu dirinya sementara itu Scarlett langsung melepaskan diri dari pelukan Marvel dan menjauh.
"Al,sedang apa kau disini?" Tanya Scarlett dengan wajah merah padam. Al memandang pasangan yang ada di hadapannya. Al bisa melihat pria yang tadi memeluk Scarlett memandang dirinya tidak suka.
"Aku menjemputmu baby." Sahut Al santai mengubah posisi berdirinya menjadi bersandar di kusen pintu sambil bersedekap, Scarlett memandang kesal ke arah Al lalu memandang Marvel yang masih terdiam tanpa berkata apapun.
"Aku menunggumu di bawah." Sahut Al santai tanpa memperdulikan pandangan membunuh yang dilayangkan oleh Marvel kearahnya.
"Kau tidak mau mengenalkan kami baby?" Tanya Al usil, Scarlett melemparkan pandangan membunuh kearah Al tapi langsung mengalihkan pandangannya ke arah Marvel.
"Perkenalkan sir, ini adalah Alexander Penwood." Sahut Scarlett lalu menoleh kearah Al sambil menggertakkan giginya.
"Dan perkenalkan ini adalah monsieur Marvel Butier." Sahut Scarlett. Al tersenyum lalu menegakkan badannya dan menjulurkan tangannya ke arah Marvel yang hanya memandang sesaat lalu menyambut jabat tangan Al.
"Senang bisa bertemu denganmu." Sahut Marvel sopan, Al mengangguk lalu memandang Scarlett yang hanya bisa diam di tengah kedua pria itu yang seolah-olah tengah mengukur kekuatan mereka masing-masing sebelum membantai.
"Aku bertanya apa yang kau lakukan disini?" Tanya Scarlett sambil bersedekap memandang Al yang hanya tersenyum manis,
"Aku datang menjemputmu untuk makan malam." Sahut Al, Scarlett menyipitkan matanya, ia tahu akal bulus Al. Ia hidup lama dengan Al hingga ia tahu permainan pria itu, Scarlet baru saja membuka mulutnya ketika tiba-tiba Marvel membuka suara yang membuat Al dan Scar menoleh ke arahnya.
"Mohon maaf mr. Penwood tapi Scarlett sudah berjanji akan makan malam denganku," Scarlett memutar kepalanya ke arah Marvel,
"Benarkah?" Tanya Scarlett sarkas, Marvel memandang Scarlett santai.
"Kau sudah mengiyakan ajakanku tadi." Sahut Marvel tak mau kalah, Scarlett mendengus pelan.
"Aku tidak ingat." Sahut Scarlett sambil mendengus, Al terkekeh pelan lalu mengangguk.
"Kalau begitu she is yours malam ini sir." Sahut Al membuat Scarlett mendelik kesal.
"Apa Scarlett punya hak suara?" Tanya Scarlett, Al menggeleng lalu menarik tangan Scarlett.
"Ayo aku antar ke hotel. sampai jumpa sir." Sahut Al lalu menarik tangan Scar keluar tanpa membiarkan wanita itu berpamitan dengan marvel. Sementara Marvel masih terdiam di tempat memandang Scarlett pergi. Menarik, sangat menarik melihat wanita itu dari dekat. Marvel tersenyum simpul lalu merogoh kantong jasnya dan mengeluarkan ponselnya, Ia mendial sederet nomor dan menunggu dengan sabar hingga panggilannya dijawab.
Ia tersenyum saat suara yang ia kenal menjawab panggilannya, Marvel berjalan keluar dari studio dengan santai.
"Cherie, aku akan makan malam dengan klien malam ini. tidak usah menungguku pulang." Sahut Marvel sambil tersenyum, ia mendengarkan beberapa kalimat sebelum mengakhiri pembicaraan.
***
