Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 1

Tujuh bulan sebelumnya...

"Who is that?" Tanya Scarlett yang duduk didepan meja rias yang penuh dengan berbagai macam kosmetik, seorang hair stylist yang tengah mengatur rambutnya memandang Scarlett tak mengerti.

"Itu." Tunjuk Scarlett melalui kaca yang berada di hadapannya. Paul, sang hair stylist-nya mengikuti arah pandang Scarlett lalu mengangguk mengerti.

"Itu adalah monsieur Butiēr, bos kita." Sahut Paul, Scarlett membulatkan matanya, ia pikir monsieur Butiēr lebih tua dari ini. Tapi yang ia lihat sekarang adalah pria yang mempunyai badan tegap karena latihannya, bukan pria berumur yang rambutnya sudah mulai memutih yang ia pernah lihat di televisi.

"That's monsieur Butièr? Kukira-"

"Kau kira tua, memakai tongkat?" Sambung Paul, yang mendapat anggukan ragu Scarlett.

"Itu Butièr senior cherie, ini adalah Butiēr junior." Sahut Paul.

"Ahh." Sahut Scarlett lalu memandang pria itu diam-diam melalui kaca yang memantulkan bayangan pria itu. Pria itu memakai suit berwarna biru dongker dan celana yang berwarna sama, didalam suit itu tampak kemeja putih yang kaku mungkin akibat sering dikanji, dasinya tidak tergantung di lehernya, tapi itu malah membuat gaya bad boy-nya lebih terasa daripada gaya businessman-nya. Gaya pria itu santai, tapi orang yang berada didekatnya tampak menyimak serius, satu tangan dimasukkan kedalam saku celana, sementara satunya tampak mengelus dagunya.

Kemudian tanpa ada yang menyangka, pandangan mereka bertemu di kaca. Hal pertama yang diinginkan Scarlett adalah membuang pandangan, tapi pria itu seolah memaku pandangannya agar tak beralih.

"Selesai." Suara Paul yang membuat Scarlett mengalihkan pandangan dan menatap wajahnya yang telah dirias dan juga rambutnya yang telah ditata.

Gorgeous!!

Scarlett mengangguk menyetujui, dia memang selalu cantik, itu hal yang tidak bisa terbantahkan karena dia cantik, ia berhasil menjadi model yang namanya cukup diperhitungkan di dunia fashion. Siapa yang tidak mengenal Scarlett Woodrow, debutnya adalah pada saat memenangkan mahkota Miss World of England, walau ia tidak berhasil mendapat posisi pertama di Miss World, tapi dengan mengikuti ajang itu, orang mengenal dirinya.

Walau di Inggris, ia tidak perlu lagi repot-repot mengenalkan diri, orang telah tahu siapa dirinya dan siapa yang berdiri di belakangnya.

Debutnya memperkenalkan diri dikalangan ton sukses besar, ayahnya mengatakan setelah ini ia harus segera menyiapkan mahar untuk Scarlett jika ada pria yang akan melamarnya.Dan itu memang terjadi, setelah debutnya, banyak pria yang datang kerumah menemui ayahnya untuk meminta izin menikah dengannya, dari bangsawan lama dan kaya, bangsawan yang biasa-biasa saja, hingga pria yang tahu menikah dengan Scarlett berarti bisa masuk ke dalam ruang lingkup jet set yang dibawa Scarlett.

Tapi semua pelamar itu pulang dengan tangan kosong, entah karena Scarlett yang menolak atau ayahnya.Kepopuleran dirinya bertambah setelah saudaranya Charlotte Hasting menyelesaikan debutnya. Charlotte sebenarnya bukan saudara kandungnya, bahkan mereka berbeda darah.

Mereka hanya dekat karena orangtua mereka berteman sangat dekat, membuat mereka telah sering bersama semenjak kecil.

Charlotte lebih muda dari padanya, membuat Scarlett berusaha melindunginya seperti adiknya sendiri dan itu tidak menghalangi mereka berdua berteman baik. Setelah debut Charlotte, media menjuluki mereka lady rose from England. Jika dulu ibu Charlotte dan ibu Al yang mendapat julukan itu, maka sekarang julukan itu jatuh ke tangan mereka.

"Scar, your turn." Scarlett menoleh dan melihat asisten photographer yang bertugas mengambil gambarnya telah mendekatinya. Scarlett mengangguk sambil mendesah berusaha menenangkan diri, ia melihat pria itu telah menghilang. Scarlett berjalan keluar dari ruang make up dan langkahnya sempat tersendat saat melihat pria yang ia kira telah menghilang ternyata masih ada disana, tengah berdiri didepan laptop dan tampak berbincang dengan photographer.

"Cherie, akhirnya aku memotretmu lagi." Scarlett tersenyum saat melihat photographer yang telah ia kenal.

"Jean-Paul." Sapa Scarlett manis tapi tidak mendekat ke arah mereka, ia malah melangkah menuju set yang telah disiapkan.

"Kau siap?" Tanya Jean-Paul mendatangi dirinya, Scarlett mengangguk lalu membuka kimono tipis yang melindungi gaunnya dari makeup. Ia memberikan kimono itu kepada seorang seorang crue dan berjalan ke tengah-tengah set.

"You always stunning cherie." Seru Jean-Paul saat melihat Scarlett dalam balutan gaun indah.

"Thats me." Sahut Scar pongah lalu tertawa, ia berjalan menuju tempat yang telah ditentukan berusaha mengabaikan geletar dingin yang muncul di punggungnya yang terbuka, ia tahu bahwa ada sepasang mata yang tengah menatapnya intens.

***

Wanita itu mengusik dirinya, Siapa yang tidak mengenal Scarlett Woodrow, seorang model yang menjadi ambassador sebuah brand baju ternama.

Bahkan ibunya juga selalu mengatakan padanya bahwa ia menyukai wajah Scarlett yang mempunyai wajah khas yang tidak mudah dilupakan.

Marvel juga mengiyakan apa yang dikatakan ibunya saat ia melihat portofolio milik Scarlett dan sekarang saat berhadapan dengan Scarlett ia harus mengakui apa yang dikatakan oleh ibunya benar.

Scarlett adalah model yang memang mempunyai jam terbang tinggi, ia baru bertemu Scarlett hari ini, karena saat proses kontrak, bawahan Marvel yang menanganinya. Ia menatap foto Scarlett yang langsung terpampang di laptop, Scarlett tidak kesulitan melakukan apa yang diteriakkan oleh Jean-Paul, saat ia mendengar Jean-Paul berbincang dengan Scarlett ia tahu bahwa kedua orang ini sudah cukup akrab dan tampak pernah bekerja sama. Marvel tersentak saat ponsel yang berada di saku jasnya bergetar, ia mengambil dan melihat nama yang sudah tak asing lagi. Marvel menjauh dari lokasi pemotretan untuk menjawab panggilan yang tidak akan berhenti.

"Yes, baby." Jawabnya setelah menutup pintu yang menghalangi suara dari set.

"Dimana?" Tanya suara manja yang sudah mengisi telinga Marvel beberapa tahun belakangan ini.

"Lagi di lokasi pemotretan." Sahut Marvel. Ia mendengar suara decak kesal dari wanita yang berstatus sebagai kekasihnya.

"Kau lupa janji makan siang kita." Marvel mengumpat pelan, ia benar-benar lupa janji akan makan siang dengan Elsa.

"Maaf." Hanya itu yang bisa diucapkan Marvel.

"It's okay." Sahut Elsa santai, ia tahu kesibukan kekasihnya itu.

"Aku akan menebusnya malam ini." Sahut Marvel.

"Baiklah." Sahut Elsa, Marvel menoleh kearah dalam set dan melihat tampaknya sesi foto hari ini telah selesai. Scarlett tampak kembali mengenakan kimono tipis sambil berbincang dengan Jean-Paul didepan laptop.

"Aku harus pergi baby." Sahut Marvel.

"Baiklah, sampai jumpa nanti malam." Sahut Elsa lalu mengakhiri pembicaraan.

Marvel masuk kembali tepat disaat Scarlett tengah mengomentari foto yang mereka ambil hari ini.

"Aku tidak suka foto ini." Sahutnya, Marvel menaikkan alisnya, Scarlett memang berbicara dengan santai, tapi ia bisa mendengar nada memerintah dari wanita ini.

"Kau tampak lembut di foto ini cherie." Sahut Jean- Paul, Scarlett memiringkan kepalanya tampak menilai fotonya sendiri.

"Lagipula, kami yang akan memilih foto mana yang akan kami pakai." Marvel angkat bicara membuat Scarlett dan Jean-Paul berbalik, Marvel tidak melihat ketakutan atau canggung dari wanita ini, Scarlett malah dengan terang-terangan mengangkat alisnya.

"Cherie, kenalkan ini adalah Marvel Philip Butièr dan ini adalah-"

"Aku tahu siapa anda, Scarlett Woodrow." Sahut Marvel tanpa melepaskan pandangannya dari Scarlett yang hanya berdiri diam.

"Senang akhirnya bertemu dengan model yang akan mempresentasikan produk kami." Sahut Marvel sambil mengulurkan tangan, Scarlett memandang tangan yang terulur dalam beberapa detik tak lama balas menggenggam tangan Marvel.

"Senang bertemu dengan anda." Sahut Scarlett singkat lalu melepaskan tangan Marvel lalu menoleh ke arah Jean-Paul yang masih setia berdiri di sampingnya.

"Apa aku sudah selesai disini?" Tanya Scarlett. Jean- Paul memandang jam tangannya.

"Kita akan mengambil gambar diluar jam tiga, jadi kau ada waktu dua jam untuk beristirahat." Sahut Jean-Paul. Scarlett mengangguk singkat.

"Aku akan memberi makan perutku untuk saat ini." Sahut Scarlett lalu mengalihkan pandangan ke arah Marvel yang masih menatap dirinya.

"Saya permisi Mr. Butièr." Sahut Scarlett dan langsung pergi tanpa menunggu balasan dari Marvel.

***

Cantik!!!

Itu yang terlintas dipikiran Scarlett saat melihat pantulan wajahnya di kaca rias. Ia terkekeh pelan, Charlotte selalu merasa kesal jika Scar sudah mulai memuji dirinya sendiri.Narsis tingkat akut, kata Charlotte yang langsung dibalas oleh Scarlett dengan perkataan, memang aku cantik dari lahir. Itu semakin membuat Charlotte kesal. Tanpa ia sadari, ia merindukan Charlotte yang tengah berada di Kongo dalam program kemanusiaan. Yeah right!! Dengus Scarlett tak anggun, misi kemanusiaan sekaligus misi memulihkan hatinya.

Scarlett mengambil ponselnya dan mulai mengetikkan pesan untuk Charlotte.

ScarW : Bu dokter.

Hanya itu, Scarlett tahu Charlotte pasti akan membalasnya.

"Scar, mobil sudah siap." Scarlett menoleh dan melihat Betty, asistennya melongokkan wajah dari balik pintu, Scarlett mengangguk lalu menyambar tas Gucci-nya dan berjalan keluar.

Denting suara ponselnya membuat Scarlett merogoh kantong celana jeans-nya dan mengambil ponselnya. Ia tersenyum saat melihat nama Charlotte terpampang.

CharHas : Scar ???

Scarlett berdecak kecil, ia tahu Charlotte sedang mempunyai pikiran saat mengirimkan emoticon seperti itu. Scarlett baru saja hendak mengetikkan balasan untuk Charlotte ketika suara bass mengagetkan dirinya hingga membuat ponsel Scarlett terjatuh.

"Makan siang dengan saya." Sahut pria itu yang ternyata tengah bersandar di dinding dengan santainya.Scarlett mengambil ponselnya tanpa mengatakan apapun lalu meneruskan perjalanannya keluar studio yang sekarang tampak dirapikan oleh crue karena mereka akan mengambil foto diluar.

"Ms. Woodrow." Panggil Marvel membuat Scarlett menoleh dan menatap datar.

"Anda berbicara dengan saya sir?" Tanya Scarlett pura-pura kaget. Marvel menegakkan dirinya dari posisi santainya lalu berjalan mendekati Scarlett yang menolak untuk mundur padahal ia merasa sedikit terintimidasi. Pria itu tampak seperti predator yang tengah mengincar mangsanya dengan perlahan.

"Saya bilang makan siang dengan saya." Sahut Marvel, Scarlett menaikkan alisnya mengejek.

"Aku tidak mendengar anda menyebut namaku sir." Sahut Scarlett, Marvel terkekeh walaupun tidak tersirat nada lucu dari suara tawanya.

"Saya meminta dengan hormat agar nona Scarlett Woodrow bersedia untuk makan siang dengan saya." Sahut Marvel.

"Maaf sir, saya harus menolaknya, saya akan makan siang dengan asisten saya." Sahut Scarlett setelah terdiam sesaat.

"Tidak apa-apa Scar, aku bisa makan sendiri, kau pergilah dengan Mr. Butiēr." Scarlett melotot dengan tatapan penuh peringatan tapi Betty pura-pura tidak melihatnya.

"Aku pergi." Sahut Betty lalu menghambur keluar pintu sebelum Scarlett membunuhnya.

"But-" Scarlett tanpa sadar sudah hampir mengejar Betty tapi ia merasakan ada tangan yang menahan lengannya.

"Sekarang anda pergi dengan saya." Sahut Marvel lalu menyeret Scarlett keluar tanpa bisa membantah.

Sialan!!!

Rutuk Scarlett yang pada akhirnya menuruti kemauan Marvel sambil menimbang-nimbang balasan apa yang bagus untuk Betty.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel