Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Prolog

Bagi Lady Scarlett of Woodrow, pantang baginya untuk menangis mengasihani dirinya sendiri, terlebih-lebih harus mempertunjukkan emosi di hadapan orang yang akan sangat dengan senang hati bertepuk tangan melihat kelemahannya.

Hidup diantara tiga pria yang menjadi saudaranya membuat Scarlett menjadi pribadi yang tangguh, tahu bagaimana caranya untuk mempertahankan diri, tidak mudah dihancurkan. Ia juga belajar lebih bagus bermain dengan otak daripada bermain dengan emosi. Tapi ia tetap seorang wanita, ada saatnya dia hanya ingin menangis dan meratapi nasibnya dan ia tahu saat ini bukanlah saat yang tepat, ia tidak akan memberikan kedua orang yang berada di hadapannya ini kepuasaan karena telah mempermainkan dirinya.

"Scar, kau dengar aku?" Suara itu menerobos masuk kedalam telinga Scarlett seperti suara radio rusak. Scarlett memalingkan wajahnya ke arah pria yang awalnya ia pikir sangat mencintai dirinya.

"Scar?" Panggil pemilik suara itu lagi kali ini dengan nada tidak sabar yang terlihat jelas, sementara ular pirang yang berada disamping pria itu hanya menatap Scarlett tanpa menunjukkan emosi apapun tapi Scarlett tahu wanita itu menertawakan dirinya.

"Ya." Sahut Scarlett sambil memijat keningnya yang tiba-tiba terasa sakit.

"Kenalkan ini adalah Elsa kekasihku." Scarlett kembali memandang wanita itu yang sekarang mencengkram lengan pria yang baru saja berganti status menjadi suaminya tiga belas jam yang lalu.

"Aku minta maaf Scar, aku tahu ini sangat mengejutkan, aku menikahimu hanya karena ibuku sangat tergila-gila denganmu, tapi maaf aku harus mengakui bahwa aku hanya mencintai Elsa."

Marvel Phillip Butièr, pria bajingan yang tidak mempunyai perasaan ini mengatakan dengan terus terang bahwa ia tidak mencintai Scarlett, bahwa janji pernikahan yang diucapkan oleh mereka sebelum ini tidak ada artinya. Bahwa janji pria itu didepan ayah serta paman-pamannya bahwa ia tidak akan pernah menyakiti Scarlett hanyalah omong kosong belaka. Ada satu sisi dalam diri Scarlett untuk segera berlari pulang dan menangis pada ibunya, ia tahu jika ia melakukan hal itu, Marvel tidak akan bisa hidup lagi. Pria itu akan menjadi santapan empuk bagi ayah serta paman-pamannya, belum lagi menjadi bulan-bulanan saudaranya.

Bukan Scarlett kasihan pada pria itu, rasa kasihan dan rasa cintanya pada pria itu telah lenyap saat masuk kedalam kamar hotel yang mereka gunakan dan ia malah menemukan wanita berambut pirang telah menunggu di dalam kamar. Tidak, tidak ada lagi rasa kasihan dan cinta bagi pria itu, lalu kenapa ia tidak mau mengadu kepada keluarganya? Scarlett memandang pria yang berada di hadapannya itu yang tengah berbicara menjelaskan yang tidak didengarkan oleh Scarlett, karena telinganya telah dipenuhi suara amarah. Memberikan kepala pria itu kepada keluarganya tidak akan membuat ia puas, ia akan lebih senang jika ia bisa menjatuhkan pria itu sendirian.

Ya, itu akan menjadi balas dendam termanis jika ia bisa menjatuhkan pria bajingan ini di kakinya lalu ia akan menghancurkannya. Terlalu mudah jika ia memberikan kepala Marvel Phillip Butièr kepada ayah dan keluarganya dan terlalu mudah bagi Marvel untuk menerima balas dendamnya.

Jika pria dan wanita ular ini bisa mempermainkan dirinya begitu juga dirinya, mereka belum tahu mereka bermain dengan siapa, Scarlett akan memukul mereka berdua hingga tidak bisa bergerak.

Aku akan membalasmu bajingan, sumpah itu yang terus bergema dalam diri Scarlett saat ini. Hanya satu misinya sekarang membuat pria itu membayar apa yang ia lakukan.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel