Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

9. Sore Yang Manis

Jam menunjukkan pukul empat sore. Arya mulai bersiap untuk pulang. Malam ini dia berencana mengerjakan desain renovasi rumah Vera yang dijanjikannya tadi pagi.

Vina sudah pulang sejak jam 3 sore tadi. Dia sempat mampir untuk belanja setelah dari rumah Vera tadi. Karena hari ini dia tidak masuk kantor dan pulang lebih cepat, dia berencana masak istimewa buat Arya.

Sesampainya di rumah tadi, Vina minta Inah membantunya menyiapkan segala sesuatu untuk memasak. Sebetulnya tidak banyak persiapan yang perlu dilakukan. Vina cuma berencana bikin steak daging sapi kesukaan Arya. Rencananya dia akan membakar dagingnya saat Arya sudah sampai di rumah. Semua bakal disiapkan dadakan laksana restoran siap saji.

Inah sedang memotong-motong buah untuk menyiapkan es teler yang diminta Vina. Tadi Vina sudah membeli buah-buahan yang dibutuhkan. Untungnya tadi ada buah nangka segar di swalayan sehingga es telernya nanti akan lengkap. Biasanya agak susah mencari buah nangka. Arya paling suka makan es teler yang ada potongan buah nangka di dalamnya.

"Mandi dulu deh," perintah Vina pada Inah. "Saya mau kamu bersih dan wangi karena nanti ikut aku melayani Bapak." Inah mengangguk lalu menjawab, "Baik, Bu."

Gadis muda itu meninggalkan Vina dan pergi mandi ke kamar mandi. Dia sabuni seluruh lekuk tubuhnya. Rambutnya juga dikeramas dengan shampo. Setelah itu menggosok giginya sampai bersih dan tak lupa berkumur dengan penyegar mulut. Majikan perempuannya itu selalu memerintahkannya begitu jika Inah akan bertemu majikan lelakinya.

Inah mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut lalu menyisirnya rapi. Diikatnya rambutnya di bagian belakang agar lebih rapi. Inah tampak manis dengan pakaian yang dipakainya. Kulitnya cukup bersih dan tampangnya cukup manis untuk ukuran seorang asisten rumah tangga. Vina sangat selektif memilih asisten rumah tangga. Dia suka ketika melihat Inah yang manis dan sopan. Inah lulusan SMA dan cerdas kalau diajak bicara. Itu yang membuat Vina suka dengan Inah. Tak jarang dibelikannya pakaian yang bagus buat Inah agar bisa tampil manis layaknya anak muda masa kini. Vina membuat Inah tampil layaknya seorang gadis dari keluarga berada.

Setelah beres berdandan, Inah kembali menemani Vina yang masih asyik menyiapkan acara sore itu. Hidung Vina mencium bau parfum yang dibelikannya buat Inah. Dia memandang Inah sambil tersenyum.

"Kamu tampak cantik," puji Vina. Inah cuma tersipu malu sambil tersenyum ke majikannya. Inah mengenakan kaos ketat warna putih yang membuat BH hitamnya tampak membayang di balik kaos ketatnya. Puting kecilnya tampak agak menonjol di permukaan kaos ketatnya karena BH tipis yang dikenakannya tak mampu menutupi tonjolan kedua puting kecilnya. Inah mengenakan rok setengah paha yang longgar. Paha mulus betis mulusnya tampak indah menghiasi tubuh langsing Inah.

Arya tiba di rumah tak lama kemudian. Sore itu dia tak mampir ke studionya dan langsung pulang ke rumah. Dia mengecup bibir Vina yang menyambutnya. Arya langsung pamit ingin segera mandi. Sudah kebiasaan mereka untuk langsung mandi ketika sampai di rumah sepulang kerja. Vina sendiri sudah tampil cantik ketika Arya pulang.

Arya sedang menyisir rambutnya ketika Vina menyusulnya ke kamar. Seperti biasa, Arya berpakaian santai saat sedang di rumah.

"Sore ini kita makan di teras belakang ya, Kak. Aku sudah menyiapkan daging steak untuk dibakar." Vina menjelaskan rencananya sore itu pada suaminya.

"Wah, keliatannya makan enak sore ini," ujar Arya. "Emangnya dalam rangka apa ini?" tanya Arya antusias.

"Gak ada apa-apa. Cuma menyenangkan suamiku," jawab Vina manja.

Arya tersenyum, mengecup bibir Vina sambil memeluknya. Lalu mereka berjalan berdua ke teras belakang. Di sana Inah sedang mempersiapkan segala sesuatunya sambil menunggu komando dari Vina.

Arya tersenyum kepada Inah ketika Inah menoleh ke arah mereka berdua. Arya memang agak jarang bertemu Inah. Biasanya Inah sudah pulang ketika Arya tiba di rumah.

"Gimana kabarmu?" sapa Arya ramah.

"Baik, Pak," jawab Inah sambil mengangguk sopan.

Arya senang karena Vina memperlakukan Inah dengan baik. Dari penampilan Inah, Arya bisa menangkap bagaimana cara Vina memperlakukannya. Inah tampak manis dan tak tampak seperti seorang asisten rumah tangga. Penampilannya sebagaimana layaknya gadis belia pada umumnya.

Acara makan sore itu berlangsung menyenangkan. Ketiganya asyik makan dan ngobrol sambil bercanda. Arya dan Vina memperlakukan Inah seperti keluarga mereka sendiri. Inah ikut makan dan ngobrol bersama. Karena Arya belum pernah ngobrol dengan Inah sebelumnya, dia baru sadar kalau Inah itu cerdas dan pintar bergaul.

"Kak, ambil gitar dong. Kita nyanyi bareng," ajak Vina.

"Asyik ...," sambut Inah antusias.

Arya beranjak ke kamarnya untuk mengambil gitar akustiknya. Dia cukup terampil memainkan gitar dan suka bernyanyi juga. Seringkali, Arya bernyanyi bersama Vina di teras belakang menikmati saat-saat kebersamaan mereka ketika santai di malam hari.

Arya sudah mulai memainkan intro lagu 'Shallow' dari Lady Gaga dan Bradley Cooper dengan gitar akustiknya.

"Tell me somethin', girl. Are you happy in this modern world?..." Bait pertama dinyanyikan Arya dengan suaranya yang bagus. Suasana terasa berbeda seketika. Vina dan Indah terbawa suasana karena Arya menyanyikan bait itu penuh perasaan.

Vina menyambung bait kedua. Suara lembutnya mengalun dengan penuh perasaan juga. Arya memandangi istrinya dengan tatapan romantis. Dia suka sekali mendengar Vina bernyanyi. Vina lebih sering menyanyikan lagu-lagu mellow. Karakter suaranya cocok untuk menyanyikan lagu-lagu jenis itu.

Tiba di bagian refrain, Arya maupun Vina tak tampak akan mengambil bagian itu. Inah berinisiatif menyanyikannya.

"I'm off the deep end, watch as I dive in ...." Arya dan Vina sontak memandang ke arah Inah yang sedang menyanyikan bagian itu. Suaranya halus dan melengking tinggi. Inah hafal dengan baik lirik dan cengkok lagu itu. Dia menyanyikannya dengan tepat.

"In the sha-ha-sha-ha-llow ...." Bagian itu dinyanyikan mereka bertiga dengan suara satu, dua, dan tiga layaknya penyanyi profesional.

Selesai menyanyikan lagu itu, mereka kompak bertepuk tangan dan tertawa-tawa.

"Kapan nih kita rekaman?" Seloroh Vina sambil tersenyum lucu.

"Nanti pak Arya carikan produser dulu, Bu," jawab Inah dan diiringi tawa ketiganya.

Sore itu berlalu dengan manis. Inah pamitan pada Arya dan Vina untuk pulang. Dia setiap hari datang jam enam pagi dan pulang sekitar jam lima sore. Jam pulang Inah tergantung pada Vina. Kadang Vina masih minta bantu Inah untuk mengerjakan sesuatu dan membuatnya pulang lebih telat. Kalau Arya ke luar kota, Inah diminta Vina menemaninya di rumah.

Tugas Inah bukan hanya sekedar mengurus kebutuhan dan kebersihan di rumah itu. Karena kecerdasan dan keterampilannya, Vina menganggap Inah sebagai orang yang bisa dia andalkan di rumah sebagai asisten pribadinya. Sesekali Vina minta Inah membantunya kalau sedang ada pekerjaan kantor yang dibawanya pulang. Vina melatih Inah untuk bisa mengerjakan sesuatu menggunakan laptop. Setidaknya Inah sudah pandai mengetik dengan komputer jika diminta Vina membantunya mengetik laporan.

Di rumah itu, ada kamar yang memang disiapkan khusus buat asisten rumah tangga. Sebuah kamar berukuran sedang dengan perabotan yang memadai. Kamar itu tak seperti layaknya kamar asisten rumah tangga. Tersedia spring bed, lemari, dan meja rias bahkan ada kamar mandi di dalamnya. Kamar itu juga dipasang AC sehingga Inah merasa sangat nyaman di kamar itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel