Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

10. Komitmen

Malam itu, Vina membaca novel di Wattpad melalui tabletnya sambil tiduran di tempat tidur. Dia juga menyalakan smart tv di kamar dan memainkan lagu-lagu di Youtube. Vina larut dalam cerita romantis dari novel yang dibacanya. Iringan lagu-lagu piano klasik sangat mendukung suasana yang sendu di kamar.

Sementara Arya duduk di sudut lain kamar mereka. Dia sedang membuat sketsa menggunakan stylus di tabletnya. Catatan ukuran-ukuran yang tadi diukurnya di rumah Vera beserta penjelasan Vera tentang konsep yang diinginkannya menjadi acuan Arya dalam merancang.

Arya memilih gaya desain modern minimalis menyesuaikan dengan gaya Vera yang dia tangkap dari pilihan perabot dan aksesories di rumah Vera. Kesesuaian desain dengan pribadi si pemiliknya itu merupakan hal yang sangat penting. Arya biasa menggunakan pendekatan itu sehingga selama ini desainnya selalu saja disukai si pemiliknya.

Bagian terakhir dari sketsanya tinggal menambahkan atap tempat makan di luar yang diinginkan Vera. Arya merancang tempat makan itu berupa tiang-tiang dan atap tanpa dinding. Permainan kayu pada tiang dan kerangka atap dibuat menjadi aksentuasi dalam desain itu. Arya memilih bahan polycarbonate putih transparan sebagai bahan penutup atap sedangkan kayu-kayu tiang dan kerangka atapnya dipilih kayu kulim yang nantinya dicat putih.

Arya memeriksa ulang sketsa yang baru saja dia selesaikan. Dia ingin memastikan bahwa tidak ada yang terlupa dalam desainnya itu. Setelah semuanya beres, Arya mengirimkan sketsa itu ke email Andi, stafnya di studio, untuk nanti dibuatkan gambar dengan AutoCAD. Arya mematikan tabletnya setelah selesai bekerja.

Dilihatnya Vina masih larut dalam cerita novel yang dibacanya. Vina nampak begitu khusyuk membaca. Tubuhnya diam tak bergerak hanya kedipan matanya yang sekali-sekali terlihat. Arya mendekati Vina dan ikut tiduran di sampingnya.

"Bagus ceritanya?" tanya Arya membuka kebisuan.

"He..em..." jawab Vina tanpa mengalihkan pandangan dari tabletnya.

Arya memandangi wajah istrinya yang tampak sangat serius. Dilihati secara terus menerus begitu membuat Vina menoleh ke arah suaminya.

"Bentar ya, Sayang. Tanggung, tinggal sedikit lagi selesai," dalih Vina sambil tersenyum pada suaminya.

"Gak papa, terusin aja dulu," balas Arya.

Arya tiduran dengan posisi tertelungkup di kasur sambil memandangi istrinya. Vina tampak seksi dengan lingerie tipis transparan warna krem tanpa BH menutupi teteknya. Tak sadar Arya melamun teringat pergumulan mereka bertiga tadi pagi di rumah Vera. Itu pertama kali dalam hidupnya bersetubuh dengan perempuan lain selain Vina. Meski Arya sering bermesraan dengan perempuan tapi tidak sampai bersetubuh. Selalu ada banyak pertimbangan yang muncul di kepalanya meski Vina mengizinkannya.

Tak mau berdiam dalam posisi itu, Arya mengubah posisinya jadi terlentang di samping Vina. Dia menonton video dari Youtube yang diputar Vina di smart tv. Seorang pianis perempuan sedang memainkan 'Moonlight Sonata' karya Beethoven. Meski matanya menonton tv tapi pikirannya kembali melayang teringat kejadian tadi pagi.

Vina sudah selesai dengan bacaannya. dia bergeser ke arah suaminya yang masing tiduran terlentang. Dipeluknya Arya dalam posisi menyamping. Diletakkannya pipi kanannya di dada Arya. Tangan kirinya memeluk badan suaminya.

"Kak..." panggil Vina setelah diam beberapa saat tanpa mengubah posisinya.

"Apa, sayang?" jawab Arya.

"Aku ingat kejadian tadi pagi. Gimana rasanya niduri perempuan lain?" tanya Vina.

Arya tidak tahu persis harus menjawab apa. Pengalaman pertama itu membuatnya merasa campur aduk. Ada sensasi lain yang dia rasakan yang merupakan pengalaman baru dalam hidupnya. Ada kepuasan yang berbeda yang dia rasakan. Menyetubuhi Vera memberi kesan tertentu yang sulit dia lupakan.

"Ya beda aja," jawab Arya setelah berdiam sejenak mencari jawaban yang tepat.

"Selama ini cuma kamu satu-satunya perempuan yang aku tiduri. Aku belum pernah meniduri perempuan manapun selain kamu. Aku bahkan masih perjaka saat pertama kali main denganmu," lanjut Arya.

Vina mengangkat kepalanya dari dada Arya. Kini kedua sisi tangannya ditumpukan di dada suaminya dan dia memandangi Arya.

"Dulu aku sudah mengizinkan Kakak kalau Kakak sampai meniduri perempuan lain asal cerita terus terang sama aku. Kakak selama ini belum pernah menggunakan peluang itu. Tadi juga kejadiannya karena memang aku yang minta Vera menggodamu. Aku sudah siap menghadapi kenyataan ini dan aku gak menyesal telah mengizinkan kalian bersetubuh. Aku ingin merasakan kondisi yang ekstrim saat Kakak bersetubuh dengan sahabatku sendiri di depan mataku. Ternyata aku gak merasa marah. Aku rela Kakak begitu." Vina terdiam sejenak. Arya memandangi istrinya menunggu kalimat selanjutnya.

"Cuma aku minta agar Kakak jangan sampai menyakiti perasaan perempuan. Jangan pernah permainkan hatinya. Jangan berikan harapan palsu. Berterus teranglah apa adanya," lanjut Vina.

"Maksudmu, aku ke kamu?" tanya Arya.

"Bukan begitu. Maksudku dengan perempuan lain. Denganku Kakak sudah kuberi batasan-batasan yang gak boleh Kakak langgar dan kita sudah punya komitmen sejak dulu. Aku tahu Kakak masih selalu menjaganya. Aku cuma gak mau jika perempuan lain Kakak sakiti karena mereka tak tahu apa yang terjadi. Kalau Kakak dekat dengan perempuan lain, lebih baik Kakak terus terang padanya bahwa Kakak tidak mungkin menjalani hubungan percintaan dengannya. Jangan sampai dia berharap untuk memiliki Kakak karena itu takkan kubiarkan terjadi," tegas Vina.

Kata-kata Vina disampaikannya dengan lembut namun berisi ketegasan pada Arya. Ketegasan akan komitmen yang sudah mereka sepakati sejak awal.

"Aku tahu, Kakak sangat menikmati permainan dengan Vera tadi. Aku yakin Kakak terpuaskan. Kakak boleh melakukannya lagi kalau Kakak mau. Atau mungkin Kakak akan mencoba dengan perempuan lain, aku takkan melarang selama tetap pada kesepakatan kita." Vina kembali menegaskan apa yang dimaksudnya.

"Iya, aku mengerti," jawab Arya.

Vina memang selalu bersikap lembut dan menyenangkan bagi Arya. Tak pernah sekalipun Vina marah padanya. Meskipun demikian, Arya sangat menjaga sikapnya terhadap Vina secara hati-hati. Vina adalah cinta pertama dan terakhir bagi Arya. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Vina adalah yang terbaik yang bisa Arya miliki.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel