Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6. Tidur Lebih Awal

Hidup di kota memang butuh perjuangan terutama bagi diriku yang memang berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Aku menyingkap tudung nasi, di sana aku jumpai hanya tinggal sepotong ikan untuk sekali makan begitu pula dengan nasi yang ada di termos merupakan nasi terakhir karena saat itu beras pun sudah habis.

Aku pun makan dengan lahapnya, karena seharian tadi perutku hanya diganjal dengan 4 buah gorengan serta sekitar 1 liter air mineral selama ia bekerja. Hanya duduk beberapa menit setelah makan, mataku pun terasa berat, saat itu jam baru menunjukan pukul 8, Aku tidur lebih awal dari biasanya jam 10 malam efek kekenyangan dan kelelahan.

****

Letak pasar induk kota itu tidak jauh dari lokasi sekolahku, hingga aku memutuskan untuk berjalan kaki saja menuju pasar dan ruko milik Paman tempat aku bekerja. Begitu sampai di ruko aku segera masuk ke kamar mandi, untuk mengganti pakaian yang telah aku persiapkan di dalam tas.

Aku kembali melakukan pekerjaan seperti kemarin siang, membawa barang-barang dalam kemasan karton ke lantai atas pasar induk tempat para pedagang enceran, hal itu aku lakukan berulang-ulang, makan siangku kembali hanya dengan beberapa buah gorengan dan kali ini ditambah sebuah jagung rebus, aku merasa cukup kenyang karena semangat bekerja di tempat usaha milik Paman Bimo yang aku anggap orang yang sangat baik itu.

Kebaikan dan perhatian dari Paman Bimo yang telah menerima aku bekerja walaupun setengah hari, membuat ku harus membayar kebaikan itu dengan giat bekerja dan menghindari hal-hal yang akan membuat Paman Bimo itu kecewa. Hari kedua bekerja memang masih aku rasakan berat membawa barang-barang dalam kemasan karton itu, namun semua itu tak aku perdulikan, aku harus bisa menyelesaikan pekerjaan ku itu hingga waktu pulang nanti.

Aku kembali menerima upah sebesar Rp. 15.000,- saat waktu tutup ruko dan waktu para pekerja pulang, aku yang masih duduk di bangku SMK kelas 1 itu kembali ceria saat berada di dalam angkot menuju kos, karena aku telah berhasil menuntaskan pekerjaanku di hari ke dua dengan upah yang sama seperti yang aku dapatkan kemarin sore, bukan hanya itu saat aku hendak membeli seekor ikan untuk aku jadikan sambal sebagai lauk ku untuk 3 hari ke depan.

Setiba di kos aku mandi sambil membersihkan ikan yang aku beli tadi, kemudian setelah memasak nasi aku melanjutkan membuat sambal untuk lauk 3 hari ke depan, hampir tak ada aku rasakan kelelahan di tubuh karena saking semangatnya bekerja dengan menerima upah, aku juga optimis dengan bekerja begitu aku akan bisa menutupi kekurangan yang ada, jika nanti orang tuaku kembali mengalami kesulitan dan mengirimkan uang seperti yang aku terima bulan ini.

Seperti malam kemarin setelah makan malam, aku kembali tidur lebih awal walaupun saat itu malam minggu ketika kebanyakan dari orang-orang di kota itu menghabiskan waktunya dengan jalan ke luar bersama orang-orang yang dikasihi, bagiku meskipun besok pagi libur tidak masuk sekolah, namun aku ingin mencoba bekerja seharian dengan upah penuh seperti yang dikatakan Paman Bimo.

****

Fajar telah menyingsing di ufuk timur, cahayanya membias menerangi seluruh alam Kota itu, aku yang memang lebih awal bangun dan mandi tampak menyiapkan perbekalan untuk aku bawa ke tempat kerja di pasar induk, perbekalan itu akan aku gunakan untuk makan siang nanti saat waktu istirahat kerja tiba.

Setelah semua perlengkapan aku masukan ke dalam tas, akupun melangkah meninggalkan tempat kos-kosan menuju pasar induk dengan menggunakan angkot, hari minggu itu aku rencananya akan bekerja di ruko milik Paman Bimo sehari penuh, sementara dengan urusan mencuci pakaian seragam sekolah, yang akan aku pakai hari senin besok telah aku lakukan sebelum mandi dan terbit fajar tadi.

Lebih kurang 10 menitan aku pun tiba di ruko tempat aku bekerja di pasar induk Kota itu, seperti biasanya aku langsung menuju kamar mandi mengganti pakaian, setiap kali akan bekerja aku selalu memakai baju kaos dan celana pendek, agar aku merasa mudah untuk berjalan menaiki anak tangga ke lantai atas los pasar induk mengantarkan barang-barang dalam karton.

Ada keistimewaan jika masuk bekerja di hari minggu, Paman memberi upah lebih dari hari-hari biasanya, jika hari biasa para pekerjanya diupah sebesar Rp. 30.000,- namun khusus bagi siapa saja yang masuk di hari minggu akan diupah Rp. 40.000,-.

Dulunya Paman Bimo ingin menutup usahanya itu setiap hari minggu tiba, karena ia berfikir tidak akan ada para pekerjanya mau masuk bekerja, sebab hari minggu itulah saatnya untuk berlibur bersama keluarga oleh kebanyakan orang yang berada di kota itu, namun sejak para pekerjanya memutuskan untuk tetap masuk bekerja meskipun hari minggu, makanya Paman Bimo tetap membuka usahanya dengan memberi upah lebih pada para pekerja khusus hari minggu itu saja.

Aku sendiri belum mengetahui akan hal itu, karena memang aku baru masuk bekerja jum’at siang, Paman Bimo pun tidak menjelaskan padaku akan bonus jika masuk kerja di hari minggu itu, Paman Bimo juga tidak melarang bagi pekerjanya yang tidak bisa masuk bekerja saat hari minggu tiba, namun para pekerja di sana telah sepakat untuk bergiliran mengambil libur di hari minggu, agar usaha milik Paman Bimo tetap buka setiap harinya.

Wajar juga Paman memberi upah lebih pada para pekerjanya setiap hari minggu, karena di samping sebagai uang kerajinan untuk para pekerja yang tetap masuk, di hari minggu itu pula pasar induk dua kali lipat lebih ramai dan pesanan barang-barang dari para pedagang enceran lebih banyak dari hari biasanya.

Pekerja di hari minggu itu memang tidak sebanyak hari-hari biasa, karena sebagian mengambil waktu libur sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat oleh para pekerja di usaha milik Paman Bimo itu, meskipun permintaan lebih banyak dari hari-hari biasanya, Paman Bimo tidak pula serta merta memaksa mereka bekerja dengan memenuhi semua permintaan pedagang enceran itu.

Para pekerja tetap melakukan tugasnya secara normal, sesuai dengan jumlah mereka yang bekerja hari minggu itu. Sementara untuk memenuhi permintaan yang dua kali lipat seperti biasanya, Paman Bimo melakukan cara dengan mengurangi harga per jenis barang yang ada di dalam karton dengan syarat para pedagang enceran itu sendiri yang menyuruh pekerjanya untuk menjemput barang-barang itu ke ruko Paman Bimo.

Karena memang mereka sangat butuh, maka setiap hari minggu mereka pun bersedia menjemput barang-barang itu di luar pesanan wajar yang dibawa oleh pekerja Paman Bimo.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel