Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3. Sebuah Pelajaran

Surti mulai pandai melakoni peranannya. Lidahnya bergerak lincah menyapu seluruh permukaan milik menantunya itu. Setelah puas menyapukan lidahnya, dibukanya mulutnya lalu perlahan benda itu dimasukkan ke mulutnya.

Farhan kembali melenguh merasakan dirinya perlahan tersedot masuk ke dalam mulut ibu mertuanya.

Surti mulai panas. Dikulumnya milik menantunya itu dalam mulutnya sambil memaju-mundurkan kepalanya.

Farhan semakin menanjak nafsunya. Pinggulnya ikut bergoyang menggenjot miliknya di mulut ibu mertuanya. Semakin lama semakin cepat genjotannya sambil memegangi kepala Surti. Farhan sudah mencapai puncak berahinya.

Spermanya menyemprot-nyemprot dalam mulut Surti. Mendapat tembakan sperma di mulutnya, Surti bingung mau diapakan sperma yang tumpah dalam mulutnya.

"Sedot!" perintah Farhan.

Dengan terpaksa Surti menelan sperma yang tumpah dalam mulutnya lalu menyedot-nyedot milik Farhan. Surti merasa mau muntah menelan sperma itu. Seumur hidupnya baru kali itu dia menelan sperma. Dia berusaha menahan rasa mual di tenggorokannya agar tak muntah.

Farhan mencabut miliknya dari mulut Surti. Benda itu masih mengacung tegang. Dibimbingnya Surti berdiri lalu disuruhnya terlentang di ranjang di samping putrinya. Farhan masih belum terpuaskan hasrat berahinya. Dia lalu menaiki tubuh Surti.

"Mas mau apa?" tanya Surti tergagap. Dia pikir tugasnya telah selesai.

"Mau menyelesaikan apa yang baru dimulai," jawab Farhan nakal. Surti tampak kaget.

"Mbak sudah janji mengajari putrimu melayani suami. Mbak belum menunjukkan bagaimana kalau perempuan menikmati persetubuhan."

Surti pasrah. Dia hanya terdiam tak kuasa menolak. Meski selangkangannya sudah basah karena terangsang, dia tak berpikir hendak bersetubuh dengan menantunya.

Farhan lalu melumat bibir Surti. Tangannya dengan gemas meremas-remas buah dada Surti yang montok. Surti menggeliat-geliat merasakan desakan nafsu yang mulai bangkit dalam dirinya. Dia pasrah menikmati persetubuhan mereka.

Ketika Farhan mencumbui buah dadanya, ditutupnya mulutnya dengan tangannya sendiri agar suaranya tak terdengar keluar kamar. Gejolak berahinya tak tertahankan. Dia tak pernah merasakan perlakukan lelaki yang begitu buas menikmati tubuhnya.

Setelah puas mencumbui buah dada Surti, Farhan turun ke selangkangan Surti. Dijilatinya dengan nafsu celah yang telah basah itu. Pinggul Surti bergerak-gerak liar mendapatkan hantaman kenikmatan di celah kewanitaannya. Bekapan tangan di mulutnya sendiri semakin kuat menahan jeritan kenikmatan. Tak mampu bertahan lama, Surti kelonjotan merasakan klimaks pertamanya.

Surti bernapas lega ketika serangan Farhan berhenti sejenak. Ketegangan tubuhnya berangsur melemah. Namun, itu tak berlangsung lama.

"Aaaahhh ...." Surti menjerit tertahan.

Milik Farhan telah menerobos masuk ke dalam dirinya. Dengan gemas Farhan menggenjot memacu ibu mertuanya. Tubuh Surti tampak terpental-pental mendapatkan sodokan di selangkangannya.

Farhan tampak gemas dan bernafsu menghajar tubuh sintal Surti. Hasratnya begitu menggelora merasakan kewanitaan yang matang meremas-remas kejantanannya. Kewanitaan itu sudah terbiasa menerima sodokan sehingga mampu digenjotnya dengan lancar.

Gelombang kenikmatan dari cengkraman otot kewanitaan Surti membawa Farhan menuju ke puncak berahinya yang kedua. Dipercepatnya genjotannya dalam kewanitaan ibu mertuanya itu. Farhan menahan jeritannya saat mencapai klimaksnya.

Tubuhnya tersentak-sentak menembakkan sperma di dalam rongga tubuh Surti. Otot-otot kewanitaan Surti terasa semakin mencengkram milik Farhan.

Farhan mencabut miliknya yang masih saja keras setelah dua kali ejakulasi. Ditatapnya wajah istrinya yang sejak tadi menonton pergumulan suaminya dengan ibunya.

"Kamu lihat gimana mestinya orang bersetubuh?" tanya Farhan nakal.

Muka Kirana memerah. Dia hanya mengangguk menjawab suaminya. Baru kali itu dia melihat persetubuhan dua manusia. Dia bahkan belum pernah melihatnya di gambar maupun di film.

Farhan membaringkan tubuhnya di antara ibu mertua dan istrinya. Kejantanannya masih mengacung keras.

"Jilatin itu!" perintah Farhan pada istrinya sambil mukanya menghadap Kirana agar dia mengerti.

Dengan ragu-ragu Kirana bergerak mendekatkan mulutnya ke kejantanan Farhan yang basah oleh sperma bercampur cairan kewanitaan ibunya. Dengan canggung dipegangnya pangkal benda milik suaminya lalu dijilatinya perlahan. Disapunya bersih kejantanan suaminya dengan lidahnya lalu ditelannya cairan sperma itu.

Farhan menikmati perlakuan istrinya yang mulai belajar bagaimana melayani suaminya. Mulutnya mendesis keenakan.

Setelah puas dijilati istrinya, Farhan memegang wajah istrinya agar menghadap ke arahnya.

"Kamu siap disetubuhi?" tanya Farhan.

Kirana panik. Bayangan kepedihan menghantuinya. Dia ingin menolak, tetapi tak berani melakukannya.

Farhan mengarahkan istrinya untuk mendudukinya. Diarahkannya miliknya ke celah kewanitaan istrinya.

"Masukin punyaku ke punyamu!" perintah Farhan.

Kirana hanya mengangguk kebingungan menatap wajah suaminya. Surti yang melihat putrinya tampak bingung lalu turun tangan. Diarahkannya agar milik Farhan tepat di celah putrinya. Setelah itu, didorongnya pelan pinggul putrinya ke bawah. Kirana tampak mulai mengerti apa yang harus dilakukannya. Didorongnya pinggulnya ke bawah sambil meringis.

Meski celah kewanitaannya sudah basah karena terangsang saat menyaksikan pertarungan suaminya dengan ibunya, tak urung celah yang masih rapat itu merasakan perih saat benda tegang itu membelah dan menghujam ke dalam dirinya. Kirana merasa harus menjalankan kewajibannya terhadap suaminya. Dengan mantap ditekannya terus pinggulnya hingga semua kejantanan suaminya tertelan semua dalam rongga kewanitaannya. Kirana menjerit pelan menahan perih.

Dia mengatur napasnya. Benda itu terasa sesak di dalam rongga kewanitaannya yang belum terbiasa bersenggama. Otot-otot kewanitaannya terasa berkedut-kedut mencengkeram milik suaminya. Itu menimbulkan kenikmatan tersendiri bagi Kirana. Dirinya mulai terangsang. Ketegangan tubuhnya berangsur-angsur berkurang.

Perlahan Kirana mengangkat pinggulnya. Dia tampak kesulitan tanpa tumpuan. Farhan menarik kedua tangan istrinya lalu meletakkan di dadanya. Kirana mulai mengerti. Tangannya bertumpu di dada suaminya. Dia lalu menekan lagi pinggulnya ke bawah.

Kewanitaan Kirana mulai terbiasa. Perlahan rasa perih itu berkurang. Dia mulai bisa menikmati persetubuhan mereka. Selanjutnya gerakannya sudah semakin lancar bergerak memompa milik suaminya.

Buah dada kencang Kirana nampak bergoyang-goyang seiring goyangan pinggulnya yang bergerak naik-turun. Farhan gemas melihatnya lalu meremas-remasnya. Sensasi yang dirasakan Kirana bertambah dengan remasan tangan suaminya di dadanya. Dia semakin lincah menghujamkan milik suaminya ke dalam kewanitaannya.

Rasa geli semakin mendera selangkangan Kirana. Dia mempercepat genjotannya.

"Maaas ... maaa ... uuu ... piii ... piiiss ...," desahnya terbata-bata dengan suara khasnya.

"Pipis aja di situ," jawab Farhan.

Goyangan pinggul Kirana semakin menggila. Dia seakan kerasukan merasakan hantaman kenikmatan dari gerakannya sendiri. Sesaat kemudian, Kirana berteriak lepas.

Dihempaskannya pantatnya ke pinggul suaminya. Tubuhnya roboh menimpa tubuh suaminya.

Tubuh Kirana masing mengejang-ngejang. Sensasi orgasmenya begitu hebat. Mulutnya mendesah-desah. Napasnya ngos-ngosan. Farhan membiarkan istrinya terbaring di atas tubuhnya sambil menikmati orgasmenya yang dahsyat. Tak lama kemudian tubuhnya melemah.

Farhan memutar tubuh mereka hingga tubuhnya menindih tubuh istrinya. Dicabutnya perlahan miliknya yang masih saja tegang dari celah selangkangan istrinya.

"Aaawww ...," jerit Kirana pelan. Dia merasa geli di selangkangannya.

Farhan lalu mendorong tubuh Surti yang tidur menyamping menonton aksi putrinya hingga tubuh perempuan itu terlentang. Dia lalu menaiki tubuh ibu mertuanya.

"Anakmu kelelahan. Mbak harus menuntaskan ini," kata Farhan pelan sambil menunjuk miliknya yang masih tegang.

Perlahan Farhan membenamkan miliknya ke dalam celah selangkangan Surti. Ibu mertuanya hanya mendesah menikmati kewanitaannya yang terisi penuh oleh milik menantunya.

Farhan merebahkan tubuhnya di atas tubuh ibu mertuanya. Dadanya terganjal oleh dua bongkah buah dada montok perempuan itu. Farhan merasa perempuan itu begitu membuatnya bergairah.

"Mbak harus puasin aku," bisik Farhan di telinga Surti.

Surti mengangguk lalu memeluk tubuh menantunya. Buah dadanya semakin tergencet akibatnya. Dia sendiri ingin merasakan orgasme sambil digenjot milik menantunya itu. Dia sudah terbuai kenikmatan yang terasa memabukan dengan sensasi yang baru kali ini dirasakannya.

Biasanya dia hanya menerima perlakukan suaminya yang langsung memasukinya tanpa ada permainan yang macam-macam. Tak jarang suaminya ejakulasi lalu tertidur sementara dirinya belum klimaks.

Malam itu dia sudah merasakan klimaks oleh menantunya. Tubuhnya terasa plong, tetapi merasa ketagihan untuk mendapatkan lagi kenikmatan yang baru dirasakannya.

Farhan langsung menggenjot Surti dengan bernafsu. Mulut Surti disumpalnya dengan mulutnya agar suaranya tak terdengar keluar kamar. Mendapatkan hantaman milik Farhan, nafsu Surti cepat memuncak. Sensasi hebat yang dirasakannya membuatnya tak mampu bertahan lama.

"Mmmhhh ...," jerit Surti terbungkam mulut Farhan yang menyumpalnya.

Surti mengejang merasakan klimaksnya. Otot-otot kewanitaannya berkontraksi cukup lama sambil menerima hantaman milik Farhan.

Farhan tak memberinya kesempatan untuk beristirahat. Digenjotnya terus miliknya di dalam rongga kewanitaan ibu mertuanya yang montok itu. Dia begitu bernafsu menyetubuhi perempuan itu. Ekspresi kepasrahan perempuan itu membuatnya semakin bersemangat.

Rasa geli kembali mendera selangkangan Surti. Baru saja klimaksnya tercapai, kini gejolak birahinya sudah kembali memuncak ingin melepaskan desakan nafsunya. Melihat bahasa tubuh Surti yang akan klimaks, Farhan mempercepat genjotannya. Surti menggila dihantam sodokan dari Farhan yang semakin cepat. Pinggul Surti bergerak-gerak liar ke segala arah.

Farhan mengerang dengan mulut masih menyumpal mulut Surti. Erangannya berpadu dengan erangan Surti yang juga mencapai klimaksnya bersamaan dengan Farhan.

Farhan menekan miliknya sedalam mungkin di dalam rongga kewanitaan Surti. Tubuh keduanya mengejang sampai kemudian perlahan melemas. Keduanya merasa puas. Milik Farhan sudah kelelahan mengalami ejakulasi berkali-kali. Perlahan benda itu mengecil dan terlepas dari celah selangkangan Surti.

"Terima kasih, Mbak," bisik Farhan di telinga Surti. Meski milik Surti tak seketat milik Kirana, tetapi tubuh Surti yang sudah biasa bersetubuh membuat Farhan begitu menikmati tubuh sintal perempuan itu.

"Sama-sama, Mas," balas Surti sambil tersenyum. Dia seolah lupa bahwa yang barusan menyetubuhinya adalah menantunya sendiri.

"Mbak mau tidur di sini atau gak?" tanya Farhan.

"Gak enak sama Mas Narto," ujar Surti.

Farhan tak menahan keinginan Surti. Dia lalu menggulirkan tubuhnya ke sisi tubuh istrinya yang sejak tadi sudah tertidur kelelahan. Nafasnya perlahan berlangsung normal. Dia lalu memejamkan matanya.

Surti bangkit dari ranjang lalu bergegas mengenakan pakaiannya. Dengan terburu-buru dibukanya kunci pintu kamar lalu menghilang keluar. Dia lupa menggelung rambutnya yang terurai.

Ketika masuk ke kamarnya, dilihatnya suaminya sudah mendengkur halus. Surti lalu membalik tubuhnya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan bekas persetubuhannya barusan. Persetubuhan yang begitu memuaskan hasratnya.

* * * * *

Dinginnya udara pagi menembus ventilasi kamar di mana tubuh telanjang Farhan dan Kirana terbaring. Tubuh Kirana mulai bergerak. Dia terbangun dari tidurnya. Sejenak dia merasa kaget mendapati tubuhnya telanjang dengan seorang lelaki telanjang di sampingnya. Lalu dia sadar bahwa lelaki itu adalah Farhan, suaminya. Dia baru sadar bahwa semalam adalah malam pertamanya.

Kirana bangkit dari tidurnya. Selangkangannya masih terasa sedikit perih sisa pertarungannya semalam. Dia segera memakai pakaiannya. Cahaya yang masuk lewat ventilasi kamarnya menandakan hari sudah pagi. Biasanya dia tak pernah bangun setelat ini. Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul enam lewat sepuluh pagi.

Ditutupinya tubuh suaminya dengan selimut. Dia lalu bergerak keluar kamar. Dia harus menyiapkan sarapan buat suaminya. Ini hari pertamanya sebagai seorang istri.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel