Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5

"Kenapa lo mau berkorban buat gue?"

Tidak ada jawaban.

"Kenapa lo bodoh banget , sampai rela gantiin posisi gue Riana!!"

"Ka-karena gue gak mau orang yang gue sayang membekap di jeruji besi dan tersiksa ,gue gak mau orang yang gue sayang gak bisa bahagia karena harus terus berada di dalam tahanan," jawab Riana dengan wajah menunduk,tak sanggup menatap manik mata Juna .

Jleb

"Lo goblok banget na , kalau lo gak mau gue ke gitu kenapa harus lo yang gantiin posisi gue, kenapa lo gak tebus gue aja,"

Tanya Kean tak habis pikir dengan jalan pikiran wanita yang ada di hadapannya kini.

"Gue gak punya uang banyak untuk nebus lo dari penjara dan gue akan sangat-sangat bodoh kalau ngebiarin hal itu terjadi,"

"Trus lo kira , dengan cara lo ngelakuin ini dimana lo pura-pura yang menjadi pelaku atas jatuhnya Erin semua masalah akan berhenti sampai disini? gak Riana arghh," ucap Juna dengan raut wajah frustasi, kenapa ada orang yang berpikiran bahwa jika ia melakukan hal yang bakal ngelabuhi orang banyak tidak akan pernah ketahuan hmm dia sangat ceroboh.

"Trus setelah ini lo mau nanggung semua akibat nya? terutama akan di keluarkan dari sekolah , emang lo rela dan pastinya keluarga lo udah tau berita ini ,secara wartawan banyak yang datang untuk meliput kejadian ini,emang lo gak takut,? Tanya Juna dengan nada pelan dan terkesan berbisik.

"Emm e-enggak,gue gak akan takut terserah disitu ,mau gue di keluarin dari sekolah atau di marahin keluarga,gue gak peduli intinya lo bahagia gue udah cukup senang Jun," jelas Riana dengan wajah yang menunjukkan bahwa dia benar-benar yakin akan pilihan nya.

"Dasar orang gila,sudah cukup terserah lo disitu ,gue gak peduli dengan hidup lo dan anggap bahwa gue gak pernah berbicara sama lo,"

"Arghhhh Anjing!" Erang Juna dengan nada frustasi sembari menghancurkan benda-benda bermerek dan mungkin dengan harga selangit.

"Kau Babi , kau Setan yang gak ngotak,"

Lanjut Febri dengan wajah watadosnya.

"Sudah puas?" Tanya Febri dengan tatapan dinginnya sembari bersedekap dada.

"Arghhhh! ini gila ,kenapa harus berakhir seperti ini arghh,"

"Nih pistol yang udah gue isi'in peluru sebanyak enam butir ,dan kalau lo pengen hidup Lo berakhir disini segera tadahkan tuh pistol tepat dikepala dan kedua mata lo,di meja sebelah sana gue udah letakin camera untuk ngerekam semua aksi lo dari awal hingga akhir dan bakal gue jadikan kenang"an di kemudian hari dan bakal gue kasih untuk tontonan anjing,dan lu bilang Riana bodoh?lu yang lebih bodoh Jun,mau ikut andil dalam kebohongan ini , kalau lu laki lu gak bakal ikut nutupin apa yang sebenarnya terjadi dan siapa pelakunya."sarkas Febri dengan penekan di kata "laki" dan berharap dalam hati temen sedajjal nya ini mau mengungkapkan semuanya.

"Tapi itu bukan salah gue ,dia nya aja yang gak hati-hati dan berakhir seperti itu," elak Juna yang tak mau disalahkan.

"Kalau lo gak ngambil Diary nya ,Erin gak bakal ngejar lo yang kurang kerjaan dan buang tenaga doang Jun,mikir pake otak dan sesekali ikut sertakan juga tuh hati biar paham." Juna yang merasa di pojokan pun , bukanya luluh malah semakin tersulut emosi.

"Woy njeng ,lu temen gue gak sih? Seharusnya Lo bantu gue nyari jalan keluar bukan malah mojokin gue bangsad,"

"Terserah," melambaikan tangannya sembari melangkah keluar dan memilih pergi dari pada meladeni Juna yang notabenenya keras kepala dan gak mau disalahkan meskipun itu adalah salahnya.

                         ~?~

Flashback on

"Erin,hati-hati lantainya licin.Enggak liat tuh lantai basah karena terkena hujan tadi malem ditambah lagi lantai nya penuh lumut,"peringat Kean , karena merasa ngeri atas tindakan kenakalan Erin yang tidak melihat sekitar.

"Ihh ,lu diem ae ye gak usah ngebacot ,nih lantai licin kalau gue jatuh yang gue salahin tuh lu , karena banyak cincong,"

"Lu kalau di bilangin gak pernah dengar, kalau udah jatuh baru nangis trus ngadu ,dasar bocah ,"

"Aaawwww,hiks hiks kean,"

"Erin Lo kenapa?" Tanya Kean dengan raut wajah khawatir karena melihat keadaan Erin yang sedang terduduk dan memegangi kedua lututnya.

"Sakit hikss,"

"Yang mana?,aduh lo sih bandel,"

Tanya Kean dengan nada frustasinya,habis sudah jika Erin terluka , nasibnya akan sangat mengenaskan bila orang tua nya mengetahui hal tersebut.

"Yang ini,yang itu huwoooooii.Sakit yang kurasa menjalar di seluruh tubuhh,Tuhan begitu kejam,yang memilih diam tuk menyaksikan luka kuuuuu."Kean yang mendengar itu pun sontak mengubah raut wajahnya yang semula khawatir kini menjadi jengah atas tingkah absurd Erin yang hampir membuat nyawanya pergi begitu saja.

"Halo kantor polisi,segera datang ke sekolah SMA SCARLETT sekarang tepatnya di rooftop ,karena temen saya sedang kumat gilanya,"telepon Kean yang pura-pura sedang berbincang dengan seorang polisi.

"He?,pala lu ,gue gak ada riwayat sakit jiwa goblok,"embat Erin sembari menjitak kepala Kean yang di respon dengan umpatan dari sang empu.

"Makanya kalau becanda tuh jangan pake konsep ala-ala murahan ,gue sampai khawatir karena acting bodoh lo goblok,"

"Pantesan jomblo ,baperan nya tingkat akut," Cibir Erin dengan bibir yang di monyong-monyongkan.

"Elah ,he asal Lo tau ,udah hampir satu Sekolah SMA SCARLETT yang minta untuk jadi pacar gue,tapi karena lo yang selalu ngadu sama nyokap gue dengan embel-embel kalau gue gak mau temenan dan jagain lo lagi,makanya sampai detik ini gue gak pacaran maumunah bukan karena baperan nya tingkat akut lagian ye,karena baperan gue yang tingkat akut inilah yang menjadi salah satu daya tarik bagi gue dan menjadi incaran seluruh warga sekolah."Jelas Kean dengan lagak sombong nya dan sedetik kemudian wajah yang tadinya ceria dan menampilkan deretan gigi ,kini berubah menjadi muram lagaknya orang yang sedang bersedih.

"Nape lo? Nyesel karena sampai sekarang lo gak bisa pacaran karena gue?" Tanya Erin yang merasa bahwa dirinya lah penyebab Kean tidak berpacaran sampai detik ini ,dan itu benar adanya.

"Bukan,"

"Trus?"

"Kadang gue mikir , kalau Lo udah nikah trus punya anak , adalah hal yang paling gue takuti,karena takutnya anak lo punya sifat Dajjal ke lo yang banyak ngaturnya."

"Taek lo bangsat ,gelud yok," tantang Erin yang di buat emosi oleh penuturan Kean.

"Gak makasih,entar kalau lo nangis gue juga yang repot,trus entar muka jelek lo makin bulug lagi." Tolak Kean sembari mencubit kedua pipi Erin yang gemash menurut nya bila sedang marah karena ulahnya.

"Aaaaaaa Kean hiks hiks,"

"Udah-udah cup cup ,Erin comel ,Erin Baek jangan nangis ye.Yok masuk kelas,"

"Yok,"

Flashback off

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel