Bab 4
Erin hanya nurut saja dan membiarkan Kean mengikat rambutnya,toh ini sudah sering Kean lakukan padanya, bahkan setiap Erin malas mengikat rambut Kean lah yang akan mengikatnya, sungguh persahabatan yang cukup so sweet bukan?
Saat sedang asiknya mereka berdua, sehingga tak menyadari bahwa mereka kini menjadi pusat perhatian dari teman sekolahnya ,lebih tepatnya mereka kini tengah di kelilingi semua siswa SMA SCARLETT.
Ada yang berdecak kagum dan ada pula yang melontarkan kata-kata sindiran bahkan menohok kepada mereka berdua.
"Awww meleleh adek bang
"Dih dasar jalang sok-sok lemah biar di kasihani sama Kean cih
"Si kean makin jadi aja ya,sok perhatian sama Erin lagi ,"
"Perhatian sampah ke gini pun di hebohkan," sembari berlalu pergi meninggalkan kerumunan tersebut.
"Bang mau gak jadi suami gue yang ke dua setelah jin BTS,"
"Erin gue iri sama loh,kapan gue bisa ke gitu sama Kean uhh," teriak Santi dengan histeris karena tak sanggup melihat keuwwuan dua manusia dihadapannya.
"Dih biasa aja juga,gue malah sampai pernah di cium di depan orang banyak lagi," timpal seorang siswi yang berdiri tepat disamping santi.
"Sama Kean?"
"Gak,sama Dion lah ,ya kali sama kean,"
"Hmm kalau itu mah udah biasa dan udah terlalu biasa banget , kalau lo di cium Kean cowok super cool,dan segala-galanya baru gua bakal takjub dan ngucapin selamat ke lo,"
Ucap seorang siswi yang tak lain adalah Desi.
"Deketin nya aja susah apalagi ngarep sampai di cium sama dia," gerutu lani yang mengingat kejadian dimana dia berusaha untuk mendekati Kean namun hasilnya nihil ,bukannya mendapatkan respon baik dari Kean , dirinya malah menjadi Bulan-Bulanan dari teman-teman Kean,argh itu sungguh memalukan.
"WOY KALIAN NGAPAIN NGUMPUL DISINI,KURANG KERJAAN AJA BUBARRR!!"
Perintah Satria selaku Ketua OSIS Di SMA SCARLETT.
"Yang modelan gini aja pake acara lo liatin cih," ucap satria sembari membuang ludahnya di lantai.
"Woy sat lo jorok amat sih ,pake acara ngeludah segala,"
"Iya nih sat , kalau emang lu gak suka karena kami liatin mereka berdua ,lo jangan ngeludah juga lah,"
"LO DIAM!! GUE GAK SURUH LO BICARA PAHAM?!"
"SEKARANG GUE BILANG BUBARRRR!!"
"Huuuuuuuuuu," sorak semua siswa-siswi tersebut dan berlalu meninggalkan tempat itu.
"Dan lo, gak usah sok pamer keromantisan di sini,ingat ini sekolah bukan tempat untuk bermesraan." Sarkas satria tepat di depan wajah Kean.
Setelah itu satria pun beranjak pergi dan meninggalkan mereka berdua yang di buat bingung dengan sikap satria yang seperti tak suka kepada mereka berdua,namun dengan cepat mereka hilangkan pikiran tersebut .
"Mungkin satria lagi pms," ucap kean sembari menatap punggung satria yang sudah menjauh.
"Hhhhh bener banget tuh hhh,"
Ucap Erin yang juga setuju akan ucapan ngaur dari Kean.
~?~
Sudah seminggu berlalu kejadian dimana Erin dijahatin atau lebih tepatnya dijahili oleh teman sekelasnya yang tak lain adalah Juna.Dan hari ini kejadian itu pun kembali lagi namun cukup berbeda yang kemarin Juna hanya mengambil Pana kesukaan Erin dan merusak rambutnya namun kini hmm entahlah mungkin lebih menguji adrenalin.
"Hiks hiks Juna berhenti itu punya Erin Jan diambil hiks," rengek Erin sembari memegang kedua lututnya yang sudah lelah mengejar Juna dari kelas sampai mereka tiba di rooftop .
"Apa punya lo? gak usah ngaku-ngaku deh rin jelas-jelas ini punya Kesya bukan punya lo,"
"Kesya cuma minjam Juna itu punya Erin hiks,"
"Kalau ini punya lo ,coba lo ambil nih,"
Pegang juna sambil berlari ke tepi pembatas rooftop dengan aba-aba akan menjatuhkan nya,Erin yang tak ingin buku Diary nya bernasib sama seperti pena nya Minggu lalu pun berlari untuk merebut nya dari tangan Juna yang sudah bersiap untuk menjatuhkannya.
Tanpa memperdulikan lantai Rooftop yang licin di penuhi lumut dan genangan air hujan ,Erin terus berlari untuk mengejar Juna yang sudah sampai di tepi pembatas Rooftop.
Ketika hampir sampai , Erin yang tidak memperhatikan jalannya pun akhirnya kesandung dan yap~
"Awww tangan gue arghh," Kean meringis karena sakit, sembari mengisap jari telunjuk nya yang terkena pisau,bukan tanpa sebab Kean memegang pisau karena hari ini kelas XII MIPA sedang praktek jadilah dia yang bertugas untuk memotong kabel namun entah apa bukan kabel yang terpotong malah tangannya lah yang terkena mata pisau tersebut.
" KEAN!! ERIN JATUH DARI ROOFTOP!!"
Teriak seorang siswa dengan napas ter-engah-engah dan tanpa memperdulikan guru yang ada di laboratorium tersebut beserta siswa-siswi yang ada di dalamnya.
Masing-masing mereka merespon dengan berbagai hal,ada yang tidak percaya ,ada yang menahan kaget akan kabar tersebut dan ada pula yang bersikap tenang. Dan bagaimana dengan Kean? Sebelum siswa tersebut menyelesaikan ucapannya dia sudah terlebih dahulu berlari keluar kelas dan berlari ketempat dimana Erin berada,dan untungnya banyak orang yang mengerumuninya sehingga dengan mudah Kean menemukannya.
"Erin, gak gak gak ,gue bukan pembunuh arghhh ,gak ini pasti becanda Erin gak mati arghh," teriak Juna dengan histeris yang menyaksikan aksi Erin dari awal hingga tubuhnya mendarat mulus di rerumputan.
"Rin, Erin please bangun ,Lo gak papa kan? Rin jangan buat gue khawatir,siapa yang udah lakuin ini sama lo?" Tanya Kean dengan raut wajah khawatir dan tentunya memapah sebagian tubuh Erin di lengannya untuk sedikit mengangkat bagian tubuhnya yang kini sudah penuh bercak darah.
"ITU DIA!!" teriak seorang siswa sembari mengarahkan telunjuknya kearah rooftop.sontak semua siswa mengikuti arah pandang siswa tersebut membuat mereka semua kaget dan sekaligus tidak percaya.
"Ko bisa ya,"
"Ih bisa-bisanya siswa polos seperti dia menjadi seorang pembunuh,"
"Tapi dia ko gak lari ya ,ko dia malah diam disitu aja,"
"Mungkin dia ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya kali,"
"Aghh gak mungkin,cewek ke dia bisa ngelakuin hal sekeji itu sih,"
Banyak ungkapan yang di lontarkan seluruh siswa kepada sosok yang saat ini berada di rooftop,namun Kean merasa tidak yakin bahwa dia lah penyebab semua nya ini dan karena kebingungan nya sehingga ia tak sadar bahwa petugas yang mengangkat tubuh Erin kedalam mobil ambulance memanggi-manggil namanya.
"Dek,"
"Dek,"
"Eh iya ada apa ya pak?"
"Kata Pak Zaky kamu yang akan ikut dengan kami ke rumah sakit,"
"Oh ya ,tentu saya yang bakal ikut ,"
Kean dan petugas ambulance pun memasuki mobil dan keluar dari pengarangan sekolah menuju rumah sakit teratai.
Saat perjalanan ke rumah sakit Kean tak henti-hentinya merapalkan doa semoga Erin baik-baik saja dan kembali pulih saat menjalani masa perawatan.
"Erin akan baik-baik saja, tenanglah" ucap pak Zaki menenangkan, bagaimana pun Erin adalah salah satu siswanya meskipun Erin adalah satu-satunya siswa yang berani menempelkan permen karet didalam sepatu pak Zaki.
