Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

5. KEMBALINYA GADIS MASA LALU

Malam sudah semakin larut di kasino milik Li Tianhao. Di lantai atas, di dalam ruang VIP yang sunyi mencekam, hawa dingin terasa menusuk lebih dari sekadar suhu ruangan.

Pistol di tangan Chen Wei berkilau di bawah cahaya lampu gantung, pantulannya memantulkan bayangan kematian di dinding marmer. Ujung larasnya mengarah lurus ke dahi Lu Zhen, begitu dekat hingga ia bisa merasakan hawa besi dinginnya.

Di seberang meja kaca yang retak akibat benturan sebelumnya, Li Tianhao bersandar santai di kursinya. Pria licik itu tampak sedang menyesap anggur merahnya dengan ekspresi puas, seolah ini hanyalah hiburan baginya. Matanya yang tajam menatap penuh ejekan pada Lu Zhen.

"Lu Zhen," katanya, suaranya berat dan datar, tapi penuh kepastian. "Aku sudah mengatakan bahwa di Makau hanya ada satu raja."

Ucapan Li Tianhao itu serasa menggantung di udara, bagaikan vonis yang telah diputuskan tanpa ada celah untuk banding.

Namun, Lu Zhen tetap diam. Tatapannya sama sekali tidak goyah, langsung menembus mata Chen Wei tanpa sedikit pun menunjukkan rasa takut.

Sementara itu di dalam pikirannya, sistem pun langsung bereaksi. Layarnya muncul dengan peringatan merah menyala.

[Situasi Hidup atau Mati!]

Risiko: Ekstrem

Opsi:

1. Merebut pistol Chen Wei (Peluang keberhasilan: 40%)

2. Menyerah sementara dan mencari celah untuk kabur (Peluang keberhasilan: 80%)

3. Memprovokasi Li Tianhao agar keadaan menjadi kacau (Peluang keberhasilan: 60%)

“Astaga! Apa yang harus aku pilih sekarang?”

Waktu terasa berjalan lebih lambat. Lu Zhen merasakan setiap detak jantungnya, setiap tarikan napas dan setiap getaran ketegangan di ruangan ini. Ia tahu satu hal pasti. Jika saat ini ia nekad untuk melawan secara langsung, maka itu adalah tindakan bunuh diri.

Tangannya perlahan terangkat, gerakannya tenang, seolah menerima kenyataan yang ada.

"Baiklah," katanya dengan nada datar.

"Aku mengerti sekarang. Kau tidak pernah berniat bekerja sama sejak awal."

Chen Wei menyeringai licik. Jemarinya mengencangkan genggaman di pistol.

"Akhirnya kau sadar juga,” sahut Chen Wei dengan angkuh.

"Tapi ada satu hal yang perlu kau tahu, Chen Wei."

Chen Wei tertegun, lalu menyipitkan mata dengan keheranan.

“Apa itu?"

Lu Zhen tersenyum tipis. Senyum aneh yang bahkan tak bisa dibaca oleh Chen Wei.

"Kau harus tahu, kalau aku tidak pernah datang tanpa rencana."

“Hah? Apa maksudmu?” Chen Wei terbelalak.

Seketika itu, tiba-tiba saja ….

Bruak!

Duar!

Sebuah ledakan kecil terjadi di sudut ruangan. Lampu gantung di langit-langit mendadak semuanya meledak, memercikkan serpihan kaca ke segala arah. Dalam sekejap, seluruh ruangan itu pun menjadi gelap gulita.

[Efek Item: Granat Kejut Aktif!]

Daya Penglihatan Musuh Berkurang 80% selama 10 detik.

“Argh! Ada apa ini?” Suara Li Tianhao berteriak.

“Brengsek kau, Lu Zhen!”

Suara kursi bergeser dan langkah kaki kacau memenuhi ruangan. Tanpa membuang waktu, Lu Zhen bergerak cepat. Dengan satu tendangan kuat, ia menghantam meja kaca ke arah Chen Wei.

Brak!

“Argh! Sialan!”

Chen Wei terhuyung ke belakang karena kehilangan keseimbangan. Pistolnya terlempar jatuh dari genggamannya, berguling di lantai.

Lu Zhen tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menyapu tangannya ke meja dan meraih pisau lipat kecil yang telah ia sembunyikan sebelumnya.

Dalam satu gerakan cepat, ia melesat menuju pintu dan menerjang seorang penjaga yang mencoba menghalangi jalannya.

Bruk!

Tubuh mereka berbenturan keras, tapi Lu Zhen lebih cepat dan gesit. Dengan siku yang menghantam rahang lawan, ia akhirnya berhasil membuat penjaga itu jatuh ke lantai.

"Akhirnya dimulai juga," gumamnya seraya berlari keluar lorong kasino yang kini dipenuhi kekacauan.

Di belakangnya, terdengar suara Li Tianhao menggeram marah.

"Tangkap dia! Bunuh bajingan itu kalau perlu!"

---

Sementara itu di luar kasino, hujan mulai turun. Rintik air membasahi jalanan, menciptakan genangan yang memantulkan cahaya lampu neon.

Lu Zhen berlari keluar dari tempat itu. Langkahnya semakin cepat, menuju gang belakang. Napasnya kian memburu. Sedangkan di belakangnya, suara langkah kaki menggema semakin mendekat.

[Pengejaran Dimulai!]

Jarak dari musuh: 20 meter

Opsi:

1. Kabur ke jalan utama dan mencuri kendaraan (Peluang keberhasilan: 50%)

2. Masuk ke gang sempit dan menghilang dalam bayangan (Peluang keberhasilan: 70%)

3. Melawan mereka di tempat terbuka (Peluang keberhasilan: 30%)

Tanpa ragu, Lu Zhen langsung memilih opsi kedua.

Ia melompat ke dalam gang sempit di antara dua bangunan tua itu dan bergerak cepat tanpa suara. Jalanan di sini tampak lebih gelap, hanya diterangi oleh lampu neon yang berkedip-kedip dari kejauhan.

Para anak buah Li Tianhao yang tadi mengejarnya kini berhenti di persimpangan. Mereka menoleh ke sana kemari, mencari-cari ke mana Lu Zhen menghilang.

“Kemana si brengsek itu pergi?” tanya salah seorang pria yang tubuhnya dipenuhi tato.

“Sialan! Bukankah tadi dia lari ke sini?” Pria yang lain pun ikut menimpali.

Lu Zhen terus menempelkan tubuhnya di dinding sembari menahan napas. Ia berusaha keras agar anak buah Li Tianhao itu tak bisa menemukannya.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Setelah beberapa detik berlalu, perlahan, para pria yang mengejarnya itu pun berpencar karena telah kehilangan jejaknya.

[Misi Berhasil: Lolos dari Perangkap Li Tianhao!]

Imbalan: +500 EXP, +1 Skill Peningkatan Kecepatan Level 1.

Lu Zhen menghela napas panjang. Ia merasa puas karena telah berhasil lolos dari kejaran anak buah Li Tianhao. Ia bergegas melangkah untuk pergi dari tempat itu. Namun, sebelum ia sempat melangkah keluar dari sana, tiba-tiba saja ….

“Lu Zhen.”

Lu Zhen tersentak kaget. Matanya membelalak, ketika melihat seseorang berdiri di hadapannya.

Sesosok wanita.

Rambut hitam panjangnya sedikit basah karena hujan. Gaun merahnya membalut tubuhnya dengan sempurna, terlihat begitu mencolok di tengah gelapnya gang.

Namun, yang paling menarik perhatian Lu Zhen adalah matanya.

Mata itu sangat familiar baginya.

Ia memicing, menatap wanita itu dengan seksama yang membuat jantungnya berdegup lebih cepat.

"Kau …"

Wanita itu hanya tersenyum tipis.

“Sudah lama, Lu Zhen."

Suara itu .…

“Mei Ling?” Suara Lu Zhen tercekat.

Itu Mei Ling! Cinta masa lalunya.

Wanita yang pernah menghilang bertahun-tahun lalu. Dan kini, sosok itu muncul di hadapannya di saat yang paling tidak terduga.

Lu Zhen menatapnya dengan sorot penuh kecurigaan.

"Apa yang kau lakukan di sini, Mei Ling?"

Mei Ling menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Wanita itu tersenyum tipis, menciptakan senyum bentuk bulan sabit di bibir indahnya.

"Lama tidak bertemu, tapi kau masih seperti dulu. Selalu dalam masalah besar."

“Tapi kau ….”

Sebelum Lu Zhen bisa merespons, suara langkah kaki mendekat lagi. Suara langkah berderak dari beberapa orang yang terdengar terburu-buru.

Mei Ling menarik napas pelan, lalu berkata dengan nada rendah sambil menatap lekat pada Lu Zhen.

"Kau harus ikut denganku sekarang, atau mereka akan menemukanmu di sini."

Lu Zhen menyipitkan mata. "Kenapa aku harus percaya padamu?"

Mei Ling tersenyum samar, lalu mengangkat tangannya, memperlihatkan sesuatu.

Sebuah lencana emas!

Lencana yang hanya dimiliki oleh agen rahasia pemerintah.

"Karena aku bukan lagi orang yang kau kenal dulu, Lu Zhen."

*****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel