Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. BALAS DENDAM

“Penghinaan ini tak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun.”

Hujan telah reda, menyisakan genangan air di gang-gang sempit Makau. Udara masih lembap, bercampur bau darah yang mengering di jaket Lu Zhen. Tubuhnya masih terasa sakit, tetapi ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Kartu bank hitam yang baru saja muncul di tangannya terasa begitu nyata, dan layar holografik yang melayang di udara di depannya menunjukkan saldo yang tidak masuk akal.

$10.000.000!

Seumur hidupnya, Lu Zhen tidak pernah memegang uang sebanyak ini. Namun, ini bukan hanya tentang uang. Ini adalah kesempatan.

“Li Tianhao, kalian pikir aku sampah? Aku akan membuat kalian menyesal.”

Dengan napas berat, Lu Zhen meraih tiang lampu untuk menyeimbangkan tubuhnya, lalu melangkah pergi dari gang itu. Ada satu tempat yang harus ia datangi terlebih dahulu.

Beberapa jam kemudian, di sebuah bar bawah tanah di distrik Coloane, suasana ramai dengan suara tawa kasar dan dentingan gelas bir. Di salah satu meja, sekelompok pria berbadan besar sedang menikmati minuman mereka.

"Hei, aku masih tak percaya jika dia masih bisa bernapas setelah kita habisi tadi." Salah satu dari mereka tertawa.

"Apa mungkin dia sudah mati di gang itu?"

"Haha! Kalau iya, kita tinggal cari bangkainya dan buang saja ke laut."

Akan tetapi, suara tawa mereka mendadak terhenti saat pintu bar tiba-tiba terbuka keras.

Brak!

Mata mereka semua beralih ke pintu.

Seseorang berdiri di ambang pintu. Pakaiannya berlumuran darah, wajahnya penuh luka, tetapi sorot matanya dingin seperti baja.

Lu Zhen!

Tatapan matanya menelusuri ruangan sebelum berhenti pada pria yang tadi menendangnya paling keras. Dengan langkah tenang, ia berjalan mendekati meja mereka.

Suasana bar yang tadi riuh perlahan menjadi sunyi.

"Hei, bukankah itu .…"

"Brengsek, dia masih hidup?"

Salah satu preman bangkit dengan ekspresi terkejut bercampur marah.

“Mau apa kau ke sini, pecundang?"

Lu Zhen tidak menjawab. Ia mengambil satu botol bir dari meja, meneguknya sekali, lalu menatap pria itu dengan tatapan dingin.

"Kau," ucapnya datar.

"Berdiri!"

Pria itu menyeringai.

“Hah? Kau mau cari mati lagi?"

Tanpa peringatan, Lu Zhen tiba-tiba saja menghantam botol bir itu ke kepala pria tersebut.

Crash!

“Akh!” jerit pria itu kesakitan.

Pecahan kaca berhamburan, darah bercampur bir mengalir di wajah pria itu sebelum tubuhnya tumbang ke lantai.

“Hey, ayo bunuh si brengsek itu!” teriak salah satu teman pria itu.

Baru saja yang lain akan bereaksi, Lu Zhen sudah lebih dulu bergerak. Dengan kecepatan yang tak mereka duga, ia menghantamkan tinjunya ke wajah pria berikutnya.

Bugh!

Pria itu terpental ke belakang, menabrak meja hingga gelas-gelas berjatuhan. Sedangkan yang lain langsung bangkit dengan marah.

"Kau cari mati rupanya!"

Lu Zhen hanya menyeringai. "Ayo, habisi aku kalau bisa."

Dan akhirnya pertarungan pun pecah.

Satu orang menyerang dengan tinju, tetapi Lu Zhen menghindar ke samping dan menghantamkan sikunya ke perut lawan.

"Ugh!"

Sementara yang lain tampak mengeluarkan pisau lipat dan menusuk ke arahnya. Lu Zhen menangkap pergelangan tangan pria itu, dan memelintirnya dengan kuat.

Krak!

Tangan pria itu berhasil dipatahkan oleh Lu Zhen, sebelum akhirnya ia menendang lawannya hingga tersungkur.

Pria terakhir yang tersisa terlihat ragu. Lu Zhen mendekatinya perlahan, lalu menatapnya tajam.

"Katakan pada Li Tianhao." Ia berhenti sejenak, lalu menyeringai dingin.

"Aku baru saja memulai."

Pria itu menelan ludah dan segera lari dari bar, meninggalkan rekan-rekannya yang terkapar di lantai.

**

Lima hari telah berlalu sejak malam ketika Sistem Milyuner Perkasa muncul dalam hidup Lu Zhen.

Hari itu, ia berdiri di depan sebuah gedung tua di pusat Makau. Dulu, tempat ini adalah restoran keluarga yang sempat populer di kalangan penduduk lokal. Namun, setelah mafia menekan pemiliknya dengan pajak ilegal dan ancaman kekerasan, usaha itu bangkrut. Pemiliknya meninggalkan Makau, dan gedung ini terbengkalai.

Kini, tempat ini adalah miliknya.

“Aku tidak hanya ingin bertahan. Aku ingin mendominasi dunia bisnis.”

Mata Lu Zhen menyapu bangunan berlantai tiga itu. Dindingnya masih kokoh, tetapi cat sudah mulai mengelupas, dan beberapa jendela pecah. Meski begitu, lokasi ini strategis. Berada di pusat kota, dekat dengan distrik perjudian yang ramai.

“Ini akan menjadi markas pertamaku.”

Dengan sebagian dari $10 juta dolar yang diberikan sistem, ia membeli properti ini dengan harga murah. Para pemilik sebelumnya sudah putus asa menjualnya, takut akan ancaman mafia. Tapi Lu Zhen tidak peduli.

Ia sudah menyusun rencana bisnisnya dengan matang.

Kasino dan klub malam di Makau dikendalikan oleh keluarga Li dan mafia lainnya. Setiap sudut jalan memiliki mata-mata mereka. Namun, ada satu celah yang bisa ia manfaatkan, yakni taruhan ilegal berbasis online.

Pasar ini berkembang pesat, tetapi sebagian besar masih dikelola secara tradisional, menggunakan perantara manusia yang rawan kebocoran dan pencurian uang.

Lu Zhen melihat peluang di sana. Jika ia bisa menciptakan platform taruhan online yang lebih aman dan efisien, ia bisa menarik pelanggan dari pasar konvensional.

Ia tidak membuang waktu. Dalam beberapa hari berikutnya, ia langsung bekerja. Pertama, ia harus mencari tim profesional.

Melalui koneksi lama, ia menemukan seorang pria bernama Han Lei, seorang mantan pengembang perangkat lunak yang pernah bekerja di industri kasino. Pria itu dipecat setelah tertangkap mencurangi sistem permainan untuk mendapatkan keuntungan. Sekarang, ia hanya seorang teknisi lepas yang mencari pekerjaan.

“Apa kau yakin ingin masuk ke bisnis ini?” tanya Han Lei ketika bertemu di sebuah kedai teh di Taipa.

Lu Zhen menatapnya tajam.

“Aku tidak hanya ingin masuk. Aku ingin menguasainya.”

Han Lei mengangkat alis, tetapi senyum kecil tersungging di bibirnya.

“Kau terdengar seperti seseorang yang siap menghadapi masalah besar.”

Lu Zhen menyandarkan punggungnya.

“Masalah sudah ada sejak lama dalam hidupku. Aku hanya memilih untuk melawan.”

Han Lei tertawa kecil.

“Baiklah. Aku bisa membuat platform taruhan yang kau inginkan. Tapi kita butuh orang lain, yang bisa mengelola keuangan, keamanan siber, dan pemasaran.”

“Kau yang mengurus itu,” kata Lu Zhen.

“Aku hanya peduli hasilnya.”

“Baiklah. Kau bisa mempercayaiku.”

Dengan modal $1,5 juta dolar, Lu Zhen membiayai pengembangan situs taruhan online. Han Lei merekrut dua rekannya yang ahli dalam keamanan data dan pengelolaan transaksi digital.

Lalu, ia mencari manajer operasional. Setelah riset singkat, ia menemukan seorang wanita bernama Ying Jie, mantan pegawai bank yang dipecat setelah ketahuan membantu klien kaya menghindari pajak.

Saat mereka bertemu, Ying Jie menatap sinis pada Lu Zhen.

“Kenapa aku harus bekerja untukmu?” tanya wanita itu datar.

Lu Zhen menyodorkan kontrak dan daftar gaji. “Karena aku akan membayar lebih dari siapa pun di kota ini.”

Wanita itu membaca dokumen itu, lalu tersenyum kecil.

“Aku suka caramu berbisnis.”

Setelah berusaha keras membangun bisnis, hanya dalam waktu dua minggu, platform taruhan online Lu Zhen mulai beroperasi.

Ia menargetkan pelanggan VIP yang biasa bertaruh dalam jumlah besar di kasino-kasino fisik. Dengan sistem anonim dan transaksi yang lebih cepat, banyak orang mulai berpindah ke layanannya.

Uang mulai mengalir. Dalam satu bulan, ia sudah mengubah $1,5 juta menjadi $7 juta.

Namun, Lu Zhen tahu kalau musuhnya tidak akan tinggal diam.

*****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel