Bab 05.
Bab 05.
Hi Shin terkejut setelah ia membaca kitab kuno yang ditemukannya, tampak di bagian akhir dari kitab tersebut terdapat sebuah pesan dan juga denah dari gua bawah air tersebut.
“Kitab ini milik Master Sun! jadi tulang belulang yang telah kukuburkan itu kemungkinan besar adalah kerangka Master Sun!”
“Dan ini … jadi gua ini memiliki jalan menuju sebuah tempat rahasia di mana alam yang membentuk ruangan tersebut! Benar- benar sulit dipercaya!” ujar Shin tak menyangka.
Shin bangkit dari duduknya, setelahnya ia mengikuti petunjuk yang didapatnya tersebut.
Ia kemudian meraba satu area dinding gua, di sana terdapat satu bagian yang ditutupi lumut namun tidak terbuat dari batu.
“Dinding batuan ini ditutupi oleh kayu, sepertinya ini sengaja ditutupi oleh Master Sun agar orang yang masuk atau terjebak di tempat ini tidak memasukinya!” ujar Shin yakin.
Tanpa berlama-lama, ia pun membuka paksa dinding tersebut dengan berbagai upaya, mulai dari menendangnya sampai menggunakan tubuhnya untuk mendorong dinding kayu tersebut.
Setelah usaha panjang dan melelahkan akhirnya ia berhasil menghancurkan dinding kayu tersebut.
“ Saking lemahnya tubuh ini bahkan untuk menghancurkan dinding kayu ini aku harus berusaha setengah mati!” batinnya sambil berusaha menstabilkan nafasnya.
Setelah beristirahat, Shin pun mulai memasuki lorong kecil tersebut. Ia menyusuri jalan setapak dengan lebar tidak sampai satu meter itu dengan penuh kehati-hatian.
Setelah satu batang dupa berjalan mengikuti jalur jalan yang terus menuju ke bawah tanah akhirnya ia pun tiba pada sebuah area yang cukup luas.
Tampak olehnya area tersebut berkabut tipis dengan suhu yang cukup panas terasa.
“Aroma belerang … dan kabut yang memenuhi ruangan ini … tidak salah lagi, ini sumber air panas! Ada tempat seperti ini di sini, sungguh tak bisa dipercaya!” ungkap Shin takjub.
Meski merasa senang namun dirinya juga gelisah secara bersamaan, bagaimana tidak? Semakin ia berjalan ke dalam tanah semakin sulit untuknya bernafas.
Tak hanya itu saja, ia merasa aneh dengan tempat tersebut karena semenjak ia memasukinya, dirinya merasa kesulitan dalam bergerak.
Shin memperhatikan sekelilingnya, tampak olehnya ada semacam guratan pudar di dinding gua sebelah kanannya.
“Melangkah ke dalam akan membuatmu sulit bergerak karena tempat ini memiliki mekanisme alam alami, karena tempat ini awal dari terbentuknya kelengkungan ruang dan waktu,” ujar Shin membaca tulisan samar di dinding gua.
“ Kelengkungan ruang dan waktu? Itu berarti area di depanku memiliki tingkat tekan gravitasi yang berbeda!” seru Shin dengan nada terkejut.
Wajahnya berbinar, tentu saja sebagai seorang master alkemis ia pernah membaca dan mempelajari tentang hal ini, di mana massa dan energi yang menyebabkan kelengkungan ruang dan waktu.
Kelengkungan ruang dan waktu inilah yang membuat benda atau objek saling tarik menarik ke arah objek yang lebih besar.
Tentunya ia senang dengan hal ini karena dengan menemukan ruangan tersebut akan memudahkannya untuk melatih fisiknya.
Setelah membulatkan tekad dan menyiapkan fisik dan mentalnya, Shin pun melangkah maju ke depan.
Saat kakinya berpijak pada area tersebut ia langsung merasakan beban besar menimpa tubuhnya yang membuatnya langsung berlutut di lantai gua.
“Tekanannya begitu besar! Ini seperti aku sedang menggendong tiga orang sekaligus!” batinnya.
Shin berusaha bangkit, meski sulit ia berusaha untuk bangkit dan terus berjalan ke area yang ditujunya.
Bukan tanpa sebab ia melakukan itu sampai memaksakan dirinya, ini dikarenakan sebelum ia memasuki area tersebut ia mencium sesuatu yang familiar di hidungnya.
“ Di sana! Meski ruangan ini dipenuhi bau belerang dari air panas tapi aku mencium aroma samar yang kukenal dan aku tak mungkin salah menebak!” batinnya sambil terus berjalan maju ke satu area di ruangan tersebut.
Setelah beberapa waktu terlewati, Shin tiba di tempat yang ia tuju, tampak di depannya terdapat sebuah kolam air panas berwarna kuning keemasan.
Di sisi kiri dan kanan kolam tersebut terdapat banyak tanaman lumut dan bambu sangat dikenal olehnya.
“Lumut dan bambu ini … sudah kuduga, tebakanku tidak salah!” ujarnya dengan sukacita.
Ya, aroma yang diendus olehnya adalah aroma dari kedua jenis tanaman tersebut yang dulu biasa digunakan dalam membuat ramuan dan pil.
Lumut yang hidup di dekat sumber mata air panas biasanya adalah jenis lumut yang dapat bertoleransi dengan suhu tinggi dan kelembaban yang tinggi.
Terdapat beberapa jenis lumut yang dapat Hidup di dekat sumber mata air panas dan beberapa diantaranya bisa dimakan serta mengandung khasiat obat dan itu adalah lumut yang kini ada di depannya.
“Lumut Sphagnum,Lumut Hypnum dan Lumut Polytrichum! Lumut ini dapat hidup di daerah dengan suhu tinggi dan kelembaban yang tinggi, serta memiliki khasiat obat dan baik untuk pembentukan tubuhku!”
“ Keberuntungan untukku, di tempat ini juga tumbuh bambu hitam, bambu kuning dan bambu merah!” ujarnya sambil menatap ketiga jenis bambu yang masih muda dan tumbuh tidak terlalu besar.
Tanpa ragu ia mulai bersiap memakan tanaman-tanaman tersebut. Tentunya ia memakannya dengan takaran yang tepat disesuaikan dengan kondisinya saat ini.
Saat bahan makanan tersebut telah siap untuk dimakan, ia pun berniat merebusnya terlebih dahulu di mata air panas yang ada di sana.
Matanya membulat saat ia melihat air panas yang ada di dalam kolam, ia baru menyadari ada yang tidak biasa dari air panas berwarna keemasan tersebut.
“Apa ini? Ada percikan seperti petir kecil di kolam ini!” ujarnya sambil memperhatikan permukaan kolam mata air panas dengan seksama.
Ia menajamkan pandangannya, tampak olehnya di dasar kolam air panas yang dalamnya tidak sampai satu meter itu terdapat tulang belulang hewan yang tak asing di ingatannya.
“Ini … ini adalah kerangka beast belut petir, Dian Yu! Bagaimana mungkin ada beast di tempat seperti ini! Seharusnya beast ini ada di Benua Tengah dan itu pun sangat sulit ditemukan karena termasuk beast langka!” ujarnya tak menyangka.
Shin menatap lebih seksama pada kerangka beast tersebut, tampak olehnya jika permata beast masih menempel di tulang kepala sang beast.
Yang lebih mengejutkan untuknya adalah permata beast belut petir itu berwarna emas yang menandakan jika tingkatan kekuatan sang beast pada masa jayanya.
“Beast Tingkat Sembilan … Beast Belut Petir ini berada di tingkat Kesembilan! Itu berarti ia salah satu beast legendaris yang pernah ada!” ujarnya dengan nada terkejut.
Shin benar - benar tak percaya dengan apa yang ditemukannya, mulai dari ruangan gravitasi tinggi, tanaman obat lumut dan bambu yang langka dan sekarang kerangka beast legendaris.
Semua hal ini dan pengetahuan yang ada di kepalanya benar - benar bisa membantunya untuk merubah kondisi fisiknya saat ini dengan cepat serta tentunya bersifat alami dan tanpa efek samping sekali.
Tak banyak berpikir lagi, Shin memulai tindakannya. Mengingat keterbatasan alat yang ia miliki, ia pun memulainya dengan memakan bambu dan lumut yang telah ia potong - potong dan ditakar.
Dari sana ia kemudian merendam potongan tanaman tersebut dalam mata air panas dengan menggunakan kain dari pakaiannya.
Setelah dirasa cukup ia pun mulai memakan makanan tersebut dengan lahap.
Hanya dalam dua puluh helaan nafas semua makanan yang dibuatnya telah berpindah ke dalam perutnya. Ia mulai merasakan rasa panas dari perutnya yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Mendapati hal tersebut, ia segera duduk bersila. Dari sana ia mulai bermeditasi dan mengatur nafasnya sesuai dengan petunjuk yang didapatnya dari kitab kuno yang dibacanya.
Dalam diamnya, Hi Shin mengumpulkan semua energi panas yang mengalir dalam tubuhnya. Ia memusatkan energi tersebut pada titik Hui Yin yang menjadi akar dan pusat kekuatan tenaga dalam.
Hui Yin sendiri merupakan sebuah titik permulaan pada tubuh manusia dan merupakan titik energi tubuh.
Titik energi ini terletak di dasar tulang belakang, dekat tulang ekor dan merupakan titik awal dari jalur energi (meridian) yang mengalir ke seluruh tubuh. Titik ini merupakan sumber energi vital yang mempengaruhi kesehatan dan keseimbangan tubuh.
Sebagai praktisi tenaga dalam, Hi Shin harus mengaktifkan dan memperkuatnya sehingga ia memiliki fondasi Hui Yin yang kuat.
Bentuk Hui Yin yang telah aktif nantinya akan berubah menjadi akar energi yang menandakan ia dapat menggunakan tenaga dalam nantinya.
Dengan meditasi yang ia lakukan tersebut maka energi panas yang terkandung di dalam darah dan sistem tubuhnya kini bermuara pada Hui Yin yang terus membentuk sebuah api kecil di atas akar energinya.
Tubuhnya berkeringat dengan deras, keringat yang membasahi seluruh tubuhnya pun berwarna kuning keruh dan kental.
Hi Shin merasakan ada semacam letupan kecil dari dalam perutnya. Tentunya hal itu membuat ia terkejut dan kebingungan. Meski begitu ia tetap fokus pada meditasinya dan dengan konstan melakukan teknik pernapasan dalam dengan stabil.
Ia tak berhenti karena dalam kitab kuno yang dibacanya dijelaskan jika bentuk akar energi dan api jiwa bisa terus diperbesar dan diperkuat.
“ Tetap tenang dan fokus, terus alirkan panas tubuh ke dalam Hui Yin untuk membuat api jiwa semakin padat,”
“Warna akar energi dan api jiwa menentukan besarnya tenaga dalam. Merah, biru dan hitam adalah urutannya dan untuk mencapai api jiwa berwarna hitam maka aku perlu melakukannya dengan stabil!” batin Hi Shin.
Beberapa batang dupa terlewati.
Tubuh Hi Shin kini bermandikan keringat berwarna kuning keruh dan kental.
Hal itu terjadi karena setiap kotoran yang menyumbat pori-pori, otot, daging dan syarafnya telah keluar bersama keringat.
Di atas kulit tubuhnya perlahan terpancar cahaya tipis berwarna hitam kebiruan yang terus menebal dan warnanya terus berubah gelap.
Setelah beberapa saat, aura tersebut berubah menjadi hitam legam. Merasakan hal tersebut, Hi Shin pun menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan.
Udara berwarna hitam keruh keluar dari mulutnya dan hal itu menjadi akhir proses pembentukan tenaga dalamnya.
“Aku berhasil! Ini luar biasa!” ujar Hi Shin dengan sumringah.
Ia bangkit dari duduknya, dari sana ia pun membersihkan tubuhnya untuk menghilangkan kotoran yang menempel di tubuhnya.
Hi Shin berendam di kolam air panas lain yang ada di ruangan gua tersebut. Sambil berendam pikirannya pun melayang menelaah apa yang telah terjadi.
“Kini aku paham kenapa senior Liu Xin mencapai ranah immortal dan menjadi yang terkuat diantara para immortal lainnya. Ternyata ia fokus pada pembentukan energi fisiknya terlebih dahulu untuk mendapatkan wadah yang kuat,” ujarnya bermonolog.
Ya, kitab kuno yang dibacanya telah membuka pemikirannya.
Tenaga dalam dan kultivasi adalah dua konsep yang terkait dengan pengembangan energi internal dan spiritual dalam tubuh manusia.
Meski terlihat sama. Namun, ada perbedaan antara tenaga dalam dan kultivasi itu sendiri.
Tenaga Dalam berfokus pada energi fisik yang mana pengembangan energi fisik yang terkait dengan pernapasan, gerakan tubuh, dan relaksasi otot.
Tenaga dalam menggunakan teknik pernapasan dan gerakan tubuh untuk mengembangkan energi internal sebagai wujud pengembangan kekuatan dan ketahanan tubuh yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan keseimbangan tubuh.
Sedangkan kultivasi sendiri lebih fokus pada energi spiritual dan untuk pengembangan energi spiritual yang terkait dengan pikiran, perasaan, dan kesadaran.
Kultivasi sendiri menggunakan teknik meditasi, visualisasi, dan kontemplasi untuk mengembangkan energi spiritual yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, spiritualitas, dan hubungan dengan diri sendiri dan alam semesta.
“ Kini aku paham kenapa senior Liu Xin bisa melawan seorang kultivator yang tingkatannya berada di atasnya, itu karena tubuhnya tidak bergantung pada energi alam saja. Namun, ia lebih mengutamakan energi internalnya sebagai pusat energinya!” ujar Hi Shin menyimpulkan.
Kini ia mengerti kenapa pertarungan antara dua orang cultivator sudah bisa dipastikan siapa pemenangnya tergantung pada besarnya ranah.
Itu terjadi karena para kultivator dengan ranah lebih tinggi memiliki cakupan domain yang lebih besar sehingga area domain miliknya bisa menyerap energi alam lebih banyak dan dapat mengganggu sirkulasi energi lawannya dalam menyerap energi alam. Karena hal itulah kemenangan seorang kultivator bisa dipastikan.
Namun, dengan dirinya mempelajari tenaga dalam maka situasi tersebut bisa dipatahkan.
Itu karena tubuhnya telah memiliki akar energi dan api jiwa, kedua hal tersebut adalah kekuatan inti dari proses penyerapan energi alam ke dalam tubuh, yang mana hal itu menjadi kunci dan pembeda.
Jika diibaratkan, seorang praktisi tenaga dalam yang menjadi kultivator layaknya memiliki lubang hitam sebesar kepala, sedangkan kultivator yang bukan praktisi tenaga dalam hanya memiliki lubang hitam sebesar kepalan tangan.
Meski sama-sama bisa menyerap energi alam tentunya ukuran lubang hitam yang berbeda akan membuat besaran daya hisap energinya pun berbeda.
Seorang praktisi tenaga dalam yang melangkah menjadi seorang kultivator akan memiliki fondasi yang lebih kuat. Itu karena akar energi dan api jiwanya akan membantu menyerap energi alam dan merubahnya menjadi lebih kuat.
Beda halnya dengan seorang kultivator yang tidak memiliki akar energi dan api jiwa, ia tidak bisa memaksimalkan penyerapan energi alam dengan sempurna karena tidak memiliki ‘alat’ untuk menarik energi alam yang berada di domainnya.
“Aku tak akan buru-buru melangkah, di tempat ini aku akan melatih tubuhku sampai pada titik terkuatnya. Baru setelah itu aku akan melangkah lebih jauh lagi!” ujar Hi Shin penuh tekad.
******
Apakah readers tahu?
Jenis Bambu yang Dapat Hidup di Dekat Sumber Mata Air Panas adalah
1. *Bambu Hitam (Gigantochloa robusta)*: Jenis bambu ini dapat hidup di daerah dengan suhu tinggi dan kelembaban yang tinggi.
2. *Bambu Kuning (Bambusa tulda)*: Jenis bambu ini dapat hidup di daerah dengan suhu tinggi dan kelembaban yang tinggi, serta memiliki khasiat obat.
3. *Bambu Merah (Gigantochloa verrucosa)*: Jenis bambu ini dapat hidup di daerah dengan suhu tinggi dan kelembaban yang tinggi, serta memiliki khasiat obat. Sumber : wikipedia.id.
