Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

4. KAMU PERGI ARTINYA MATI

Ratu sudah tenang kembali meskipun matanya masih terlihat merah dan sedikit bengkak. Pandangannya melihat ke sekeliling yang masih terlihat sepi, tidak ada seorangpun yang lewat kecuali yang nampak dari kejauhan dua bodyguard Kenzo sedang berdiri di samping mobil Jeep Wrangler Rubicon.

"Kita pulang," ajak Kenzo langsung menarik pergelangan tangan Ratu untuk ikut dengannya.

"Aku mau pulang sendiri. Beri saja aku ongkos pulang. Aku tidak bawa uang karena kamu tadi menculikku," Ratu menolak pulang bersama Kenzo dengan menarik tangannya.

Kenzo menghentikan langkahnya, dilihatnya Ratu. "Kenapa kamu selalu mencari masalah?"

"Aku hanya ingin pulang sendiri bukan mencari masalah," jawab Ratu. "Aku pinjam uang untuk ongkos pulang!"

"Ikut denganku atau aku akan menyuruh kedua bodyguard raksasaku itu untuk menggendongmu masuk ke dalam mobil," ancam Kenzo.

Ratu melihat ke arah kedua bodyguard Kenzo yang badannya memang sebesar raksasa dengan otot lengan yang menonjol.

Kenzo kembali menarik pergelangan tangan Ratu untuk ikut dengannya. "Ayo, jadilah gadis manis. Jangan selalu membangkangku!"

Ratu akhirnya mau tidak mau mengikuti Kenzo yang membawanya pergi meninggalkan tempat di mana tadi dirinya dikejar pria-pria gila.

Selama dalam perjalanan Ratu lebih banyak diam, pandangannya hanya melihat ke arah di mana banyak mobil yang saling mendahului agar cepat sampai ke tempat tujuan.

Setelah beberapa menit Kenzo hanya terdiam sambil mengetik sesuatu di layar ponselnya akhirnya membuka percakapan. "Ratu."

Ratu hanya menoleh sekilas melihat Kenzo yang duduk disampingnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Apa kamu lapar?" Tanya Kenzo melihat jam bermerk bertengger ditangannya yang sedikit berbulu.

"Aku ingin pulang," jawab Ratu tanpa mengalihkan pandangannya melihat ke luar.

"Kita makan dulu setelah itu aku akan mengantarmu pulang," jawab Kenzo.

Ratu mendengus marah. "Aku tidak lapar! Apa kamu tidak mengerti?"

"Tapi aku lapar. Dua orang raksasa yang ada di depanku juga begitu," jawab Kenzo santai.

"Tapi aku tidak ---," belum Ratu meneruskan kalimatnya terdengar suara yang berasal dari perutnya.

"Suara apa itu?" Tanya Kenzo pura-pura tidak tahu.

"Tidak tahu," jawab Ratu menahan malu dengan wajah yang memerah. Jauh dalam hatinya merasa sangat malu, cacing dalam perutnya tidak bisa diajak kompromi, bunyi disaat yang tidak tepat.

Kenzo menahan tawanya, begitupun dengan anak buahnya. Cacing dalam perut memang tidak bisa diajak bohong kalau lapar.

"Bos Ken, kita ke mana?" Tanya sopir.

"Ke restoran, tempat biasa kita makan," jawab Kenzo.

Jeep Wrangler Robicon meluncur di jalan raya Ibukota tanpa kendala apa-apa, hanya dalam hitungan menit mereka sudah sampai di pelataran parkir sebuah restoran bergaya timur tengah.

"Ayo, kita turun," ajak Kenzo membuka pintu mobilnya.

Ratu melihat ke luar yang terlihat begitu mewah. "Kamu makan di sini?"

"Iya, kita akan makan di sini. Ayo!" Kenzo menarik tangan Ratu agar turun.

"Eh, tunggu-tungu." Ratu menepiskan tangan Kenzo.

"Ada apa lagi?"

Ratu melihat ke tubuhnya sendiri, rasanya tidak percaya diri jika harus masuk ke dalam restoran yang begitu mewah sementara dirinya hanya memakai celana jeans dan kaos yang sudah kusut.

Kenzo mengerti dengan apa yang Ratu pikirkan. "Jika ada yang berani menghinamu, aku tembak kepalanya."

"Tapi Kenzo ---," Ratu merengek lalu melihat ke luar. "Apa tidak bisa kita makan di kaki lima saja misalnya makan nasi goreng."

"Di sini juga ada nasi goreng." Kenzo menghela napas. "Cepatlah turun! Aku sudah lapar."

"Aku tidak mau!"

"Apa tidak bisa jika satu kali saja, kamu tidak mencari masalah denganku?" Kenzo terlihat kesal.

"Kita jangan makan di sini, aku malu," rengek Ratu. "Lihat bajuku ini, jelek dan kusut. Sementara kamu begitu rapi dengan setelan jasmu. Pakaian bodyguard kamu saja, jauh lebih bagus dari aku."

Kenzo melihat baju yang Ratu pakai. "Mau apapun baju yang kamu pakai, itu tidak menjadi masalah buatku. Kenapa kamu harus memikirkan apa yang orang katakan?"

Ratu masih merengek. "Aku tidak mau masuk ke restoran itu. Kita cari tempat lain saja."

"Astaga, kamu benar-benar menguji kesabaranku. Cepat turun! Atau aku akan minta kedua raksasaku untuk menggendongmu masuk ke dalam," ancam Kenzo mulai kesal.

Ratu melihat kedua bodyguard Kenzo sedang berdiri di luar sambil melihat kesekelilingnya dengan kewaspadaan penuh untuk menjaga Tuannya.

"Ratu Elyna, cepat!" Kenzo kembali minta Ratu untuk ke luar dari dalam mobil.

Mau tidak mau akhirnya Ratu ke luar dari dalam mobil dengan wajah kesal. "Dasar egois, selalu saja kemauan kamu harus aku turuti padahal kamu ini bukan siapa-siapa aku. Kekasih bukan, saudara juga bukan!"

Kenzo tersenyum melihat bibir Ratu yang menggerutu. "Dasar cerewet!"

Bibir Ratu mencibir melihat Kenzo. "Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu."

Kenzo menutup pintu mobilnya. "Apa yang akan kamu lakukan padaku?"

"Aku akan menghilang dari pandangan mu dan juga hidupmu," jawab Ratu.

Mata Kenzo yang sipit langsung melebar begitu mendengar apa yang Ratu ucapkan. "Berani kamu menghilang dari pandangan ku dan hidupku, kamu akan mati! Jika bukan aku yang pergi dari hidupmu, sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa pergi dari hidupku. Camkan itu baik-baik!"

Ratu tidak gentar apalagi takut. "Kita lihat saja nanti Tuan Kenzo Bastian."

Kenzo menatap dalam iris mata coklat yang dihiasi bulu-bulu mata lentik. "Kamu tidak akan pernah bisa lari dariku. Kelubang semut sekalipun, kamu pasti akan aku temukan!"

Melihat Bos besarnya kembali bersitegang dengan pujaan hatinya di tempat parkir membuat salah satu bodyguardnya datang mendekat. "Bos Ken ini ditempat parkir, nanti ada orang yang melihat. Jangan bertengkar di sini."

Kenzo langsung memalingkan mukanya dari tatapan Ratu. "Untung saja aku mencintai kamu, Ratu Elyna! Kalau tidak, sudah lama aku menembak kepala cantikmu itu."

Bodyguardnya tersenyum, Tuannya memang sangat mencintai gadis yang ada di depannya. Tapi entah dengan gadis itu, apa mencintai Tuannya atau tidak? Karena setiap mereka bertemu selalu saja gadis itu mengajak bertengkar.

Kenzo menarik pergelangan tangan Ratu untuk ikut dengannya masuk ke restoran. "Diam dan jangan membuat masalah!"

Ratu mendengus. Hatinya sangat kesal, tapi setiap kali melihat Kenzo marah, selalu saja nyalinya menciut apalagi jika tatapan Kenzo berubah menjadi galak.

Kenzo tanpa risih sedikit pun menarik tangan Ratu masuk ke dalam restoran. Beberapa pelayan dan pasang mata dari pengunjung lain memperhatikan kedatangan Kenzo dan Ratu serta dua bodyguardnya yang setia mengikutinya dari belakang.

"Selamat datang Tuan Kenzo," seorang pelayan menyambut kedatangan Kenzo.

Salah satu bodyguardnya langsung meminta meja yang biasa Kenzo tempati. Dan tanpa membutuhkan waktu yang lama, Kenzo dan Ratu sudah duduk manis berdua sementara kedua bodyguardnya duduk di tempat terpisah tidak jauh dari mereka.

"Pesan apa?" Tanya Kenzo melihat buku menu.

Ratu mengambil buku menu, satu per satu dilihatnya semua menu yang satupun tidak ada makanan yang diketahuinya. "Makanan apa ini? Namanya aneh-aneh, apa aku tidak sakit perut jika makan ini?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel