Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3. KENZO YANG MENYEBALKAN

Ratu terus saja berlari sekuat tenaga tanpa mau melihat ke belakang. Tujuannya hanya satu, ingin selamat dari para pria yang akan melecehkannya.

Beberapa orang dari mereka langsung menghidupkan sepeda motornya dan mengejar Ratu yang sedang berlari sekuat tenaga.

"Cepat kejar gadis itu! Jangan sampai dia masuk ke jalan kecil!" Teriak pria bertubuh gempal.

Suara sepeda motor semakin jelas terdengar di telinga Ratu. "Mereka mengejarku dengan sepeda motor, aku tidak bisa lolos kalau terus berlari di jalan besar. Jalan satu-satunya, aku harus berlari ke tempat sempit. Ya Tuhan, tolong aku," bisik hati kecilnya.

Ratu melihat sebuah jalan kecil ke arah kiri dalam jarak beberapa meter. "Lebih baik aku masuk ke jalan itu. Sepeda motor mereka tidak akan bisa masuk."

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah belakang, kemudian disusul suara sepeda motor yang terjatuh. "Aaa!"

Ratu yang berniat mau masuk ke jalan kecil langsung menoleh ke belakang karena mendengar suara benturan yang keras. Matanya terkesiap melihat tiga buah sepeda motor sudah tergeletak di tengah jalan beserta orang-orangnya.

Tiga buah sepeda motor tergeletak di tengah jalan dengan roda ban yang masih berputar, begitu juga dengan orang-orangnya yang tergeletak berusaha untuk bangun dengan wajah yang meringis kesakitan.

Hanya satu-satunya sepeda motor milik pria bertubuh gempal yang selamat dan hanya diam melongo bercampur kaget melihat ke tiga sepeda motor temannya telah tumbang di tengah jalan.

"Kenapa dengan mereka?" Gumam Ratu heran, tapi kemudian tatapannya jatuh pada satu titik sebuah mobil Jeep Wrangler Rubicon warna hitam yang sangat dikenalnya. "Kenzo."

Dari jarak beberapa meter, Kenzo sedang berdiri di depan mobil Jeep Wrangler Rubicon hitamnya didampingi kedua bodyguard nya. Terlihat tangan mereka sedang memegang senjata api pendek.

"Sekarang aku mengerti kenapa mereka terjatuh dari sepeda motornya, ternyata ada biang keroknya," gumam Ratu. Ada sedikit rasa senang dalam hatinya begitu melihat Kenzo dari kejauhan, tapi ada juga rasa kesal karena semua ini terjadi gara-gara Kenzo yang menurunkannya di tengah jalan.

Pria yang bertubuh gempal terlihat ketakutan begitu melihat Kenzo, tanpa memikirkan teman-temannya yang tergeletak di tengah jalan, pria gempal tersebut langsung tancap gas melarikan diri dengan temannya yang duduk dibelakang.

Ke empat orang yang sedang kesakitan berusaha bangun dengan wajah meringis. Salah satu dari mereka mencari dalang siapa yang telah menembak sepeda motor mereka bertiga. "Sialan! Kurang ajar!"

"Siapa yang berani kurang ajar dengan kita?" Teriak salah satu dari mereka melihat ke sekeliling.

"Kenzo!" Ucap temannya kaget melihat seorang pria dengan setelah jas hitam-hitam sedang berdiri dengan santainya melihat ke arah mereka.

"Malapetaka buat kita. Lebih baik kita pergi daripada harus berurusan dengannya," salah satu dari mereka langsung mengangkat sepeda motornya yang tergeletak.

"Kita harus segera pergi. Cepat cabut!" Teman yang satu lagi dengan terburu-buru segera menyalakan motornya.

Dalam hitungan detik, ketiga motor tersebut langsung tancap gas meninggalkan tempat kejadian dan sudah tidak peduli lagi dengan gadis cantik yang tadi dikejarnya.

Ratu hanya melongo melihat orang-orang yang ketakutan begitu melihat Kenzo, sementara Kenzo sendiri nampak santai saja berdiri di antara kedua bodyguardnya. Bahkan terlihat sangat tenang.

Sekarang tidak ada lagi suara berisik sepeda motor, keadaan menjadi sepi seperti semula.

Ratu melihat Kenzo berjalan ke arahnya. Hatinya sangat marah dan kesal, ingin rasanya menggampar atau memukul wajah Kenzo yang ganteng itu.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Kenzo santai melihat Ratu dari atas sampai bawah. "Apa kamu terluka?"

Napas Ratu naik turun, tangannya terkepal di antara kedua sisi tubuhnya. Amarahnya tersulut melihat wajah Kenzo yang santai tanpa merasa bersalah, padahal semua ini terjadi karena Kenzo yang membawanya dengan paksa dan menurunkannya di pinggir jalan yang sepi.

"Apa ada yang terluka?" Tanya Kenzo menatap wajah Ratu yang terlihat marah dan kening yang berkeringat serta rambut panjangnya yang dikuncir kuda terlihat berantakan.

"Kamu ---," napas Ratu naik turun. "Kamu, kamu brengsek! Sialan!" Teriaknya kencang, marah dengan tangan terkepal di antara kedua sisinya.

Kenzo hampir saja meloncat ketika Ratu berteriak di depannya. "Kamu membuatku jantungan. Hobi sekali berteriak."

"Gara-gara kamu, aku hampir mati tadi!" Teriak Ratu kesal, saking kesalnya sampai matanya berkaca-kaca.

Kenzo terdiam, ditatapnya iris mata coklat yang ada di depannya. Hatinya merasa iba dan merasakan sakit melihat Ratu yang hampir menangis.

"Aku ---," Ratu tersengal mengatur napasnya yang ingin menangis. "Aku tadi sangat takut, mereka mengejarku seperti orang gila."

Kenzo maju selangkah mendekati Ratu. "Maafkan aku, semua ini memang salahku."

Tanpa bisa di tahan lagi, perlahan air mata yang telah menggenangi kelopak mata mulai jatuh membasahi pipi Ratu. "Bagaimana kalau aku tadi sampai dilecehkan oleh mereka? Apa yang akan terjadi dengan hidupku?"

"Maafkan aku Ratu, maafkan aku," bisik Kenzo menundukkan kepala tidak tahan melihat gadis yang dicintainya menangis di depannya dan juga menangis karena ulahnya.

Ratu terisak, air mata sudah tidak bisa dibendungnya. Bayang dirinya yang tadi sangat ketakutan ketika dipaksa naik ke atas motor dan di kejar dengan sepeda motor kembali terbayang dipelupuk matanya.

Kenzo langsung menarik tangan Ratu dan memeluknya erat dengan penuh penyesalan. "Maafkan aku. Jika tahu akan seperti ini, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian. Aku sungguh sangat menyesal, maafkan aku."

Ratu semakin terisak dalam pelukan Kenzo, air mata semakin membanjiri kelopak matanya. Tanpa sadar kedua tangannya memeluk tubuh Kenzo untuk meluapkan isak tangisnya.

Setelah beberapa menit Kenzo terdiam membiarkan Ratu menangis dalam pelukannya, perlahan Kenzo merenggangkan pelukannya. "Apa kamu sekarang sudah lega?"

Ratu mengusap air matanya dengan wajah kesal. "Gara-gara kamu aku jadi begini! Brengsek! Sialan!"

Kenzo tersenyum, dalam hitungan menit sifat gadis yang sangat dicintainya bisa berubah. Tadi menangis seperti orang yang teraniaya, sekarang berteriak marah seperti mau menerkam orang.

Ratu baru tersadar kalau tubuhnya begitu rapat dengan tubuh Kenzo, secara refleks langsung mendorong tubuh Kenzo. "Jangan sentuh aku!"

Kenzo menghela napas, menatap wajah yang sedang sibuk menghapus air mata. Tangannya mengambil sapu tangan yang ada di saku celananya lalu diberikannya pada Ratu. "Pakai ini untuk menghapus ingusmu itu."

Tanpa banyak basa basi, Ratu langsung mengambil sapu tangan dari tangan Kenzo. Tanpa rasa malu, Ratu langsung mengeluarkan ingus yang menyumbat hidungnya sehingga membuat Kenzo meringis mendengar suaranya.

"Ih, jorok sekali!" Ucap Kenzo melihat sapu tangannya yang dipakai Ratu untuk buang ingus.

Setelah selesai dengan drama nangis dan ritual buang ingusnya, Ratu mengembalikan lagi sapu tangan ke tangan Kenzo. "Ini."

"Ih ... kamu ini perempuan, tapi jorok sekali. Buang saja!" Kenzo melempar sapu tangan yang ada di tangannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel