Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. DIKEPUNG KAWANAN GENG MOTOR

Ratu menoleh ke arah beberapa motor yang memang terlihat mau mengganggu dirinya. "Ya Tuhan, ada masalah apa lagi ini?" Hati Ratu bicara sendiri.

"Hai cantik," salah satu dari mereka mulai mengganggu Ratu.

Ratu tidak mempedulikannya, langkah kakinya semakin dipercepat berharap di depan bisa bertemu dengan seseorang agar para geng motor ini tidak mengganggunya lagi.

"Hai cantik!" Terdengar lagi mereka memanggil Ratu. "Sendirian saja. Kita temani ya atau kamu yang menemani kita. Ha-ha-ha."

Ratu semakin mempercepat langkahnya untuk menghindari mereka. "Ini semua gara-gara si Kenzo yang tidak bertanggung jawab. Awas saja kalau aku bertemu dengannya lagi, aku bikin hancur muka gantengnya itu!"

Dari sudut matanya, Ratu melihat ada empat motor yang mengekor di belakangnya. "Ya Tuhan, tolong aku. Jangan sampai aku celaka oleh mereka. Wajah mereka tidak ada satupun yang enak dilihat."

Ratu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tidak terlihat seorangpun di dekat tempatnya berjalan. "Daripada aku celaka, lebih baik aku berlari saja. Untung aku memakai celana panjang dan sneakers sehingga memudahkan aku berlari," hati Ratu bicara sendiri.

"Hai cantik, kenapa berlari?" Teriak salah satu dari mereka.

"Ayo kejar, jangan sampai gadis itu lolos! Kapan lagi kita bisa mendapatkan gadis cantik seperti itu?" Teriak temannya.

Ratu semakin mempercepat larinya. "Sialan, brengsek! Mereka mengikuti aku. Mereka memang mau berbuat yang macam-macam padaku. Ya Tuhan, tolong aku."

"Cantik, untuk apa kamu berlari? Nanti kaki indahmu lelah," teriak salah satu dari mereka yang berhasil mengimbangi Ratu berlari dengan sepeda motornya.

"Sialan," gumam Ratu. "Tentu saja aku tidak bisa kabur, mereka mengejarku dengan motor. Apa yang harus aku lakukan? Tidak ada seorang pun di sini yang bisa aku mintai tolong."

"Untuk apa kamu berlari? Ke ujung dunia sekalipun kamu tidak bisa kabur dari kami. Lebih baik kamu simpan tenagamu untuk bersenang-senang bersama kami. Betul tidak teman-teman?" Tanya salah satu dari mereka melihat ke arah teman-temannya.

Semua temannya menjawab dengan tawa terbahak. "Ha-ha-ha."

Ratu tidak menghiraukan semua celotehan mereka, kakinya terus berlari menyusuri pinggir jalan berharap ada seseorang yang bisa menolongnya.

"Gadis ini keras kepala! Bagaimana kalau kita akhiri saja drama ini?" Tiba-tiba salah satu dari mereka menghadang Ratu dengan sepeda motornya sehingga nyaris saja tubuh Ratu terjerembab jatuh.

"Brengsek! Mau apa kalian?" Tanya Ratu marah menatap pria yang menghadangnya dengan sepeda motor.

Beberapa dari mereka tertawa. "Mau kami? Ha-ha-ha. Bermain denganmu."

Ratu menjawab galak. "Brengsek! Cari orang lain untuk kalian ajak bermain!"

"Kami hanya ingin bermain denganmu," jawab salah satu dari mereka yang sepeda motornya menghadang Ratu.

"Aku tidak mau! Jangan ganggu aku!" Teriak Ratu. "Atau aku akan berteriak!"

"Ha-ha-ha. Berteriaklah sekeras-kerasnya, tidak ada yang akan mendengar teriakanmu. Apa kamu buta? Lihat! Tidak ada orang di sini!" Jawab pria tersebut.

Napas Ratu naik turun tidak beraturan menahan marah. Dilihatnya satu per satu para pria yang masih duduk di atas sepeda motornya. "Mereka ada enam orang dengan wajah yang sangat mengerikan semuanya. Aku harus memasang kewaspadaan penuh, sepertinya mereka memang bukan orang baik." Hati terkecil Ratu bicara sendiri.

"Hai cantik, kok bengong? Ha-ha-ha. Ayolah, ikut dengan kami." Salah satu dari mereka yang bertubuh gempal turun dari sepeda motor mendekati Ratu.

Ratu mundur satu langkah, matanya tajam menatap pria gempal tersebut jika tiba-tiba pria itu berbuat jahat, dirinya bisa waspada.

"Jangan takut, kami tidak akan melukaimu. Benar tidak teman-teman?" Ucapnya melihat ke arah temannya yang dijawab dengan tawa terbahak mereka.

"Ha-ha-ha "

Salah satu dari mereka ada yang turun dari sepeda motornya. "Gadis ini cantik sekali, kulitnya putih dan mulus dengan tubuhnya yang ck, ck, ck seksi. Aku tidak tahan ingin mencicipinya."

"Matamu tidak pernah salah dalam menilai wanita. Gadis ini memang sangat cantik," jawab si pria gempal.

"Bawa saja gadis itu dengan paksa. Kita bawa ke markas!" Teriak pria yang dari tadi tidak ikut bicara.

"Sebelum ada orang yang datang, kita bawa gadis itu. Ayo, paksa saja!" Jawab yang lain.

"Ayo cepat! Kita berpesta di markas," jawab yang lain melihat ke sekelilingnya berjaga kalau ada orang yang melihat.

Pria bertubuh gempal maju mendekati Ratu yang perlahan mundur. "Ayo manis, kamu sudah mendengar apa yang teman-temanku inginkan, kita berpesta di markas. Jangan takut, kita akan sama-sama senang. Kami tidak akan melukaimu, asalkan kamu tidak melawan."

Ratu mundur menghindari pria gempal tersebut. "Jangan mendekat!"

"Jangan takut. Ayo," ajak pria gempal tersebut tersenyum manis merayu Ratu.

"Berhenti, stop! Jangan mendekat," teriak Ratu melihat ke belakang yang sudah mentok kerena ada sepeda motor teman si pria gempal yang menghalangi.

"Jangan takut. Ayo, kami tidak akan melukaimu," tiba-tiba pria yang ada di samping di pria gempal langsung maju dan memegang pergelangan tangan Ratu.

Mata Ratu melebar, dirinya sangat terkejut. "Lepaskan! Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku!"

"Ssst, jangan berisik. Kami tidak akan melukaimu," jawab pria tersebut menarik tangan Ratu agar naik ke sepeda motornya.

"Lepaskan! Brengsek!" Teriak Ratu memukul tangan pria tersebut dengan tangan satunya lagi.

Tenaga Ratu tentu saja tidak seimbang dengan tenaga pria yang menarik tangannya, pukulan-pukulan tangan Ratu seakan tidak berarti apa-apa baginya. Dengan santai tangannya menarik pergelangan tangan Ratu sementara teman-temannya ikut tertawa senang.

"Kamu memang yang paling tidak tahan kalau sudah menyangkut tentang wanita. Pasti si otongmu itu sudah berdiri dari tadi. Ha-ha-ha." Ledek si pria gempal.

Ratu semakin ketakutan. "Lepaskan tanganku! Tolong! Tolong!"

"Ssst! Jangan buang tenagamu secara percuma, tidak ada yang akan menolongmu. Lebih baik kamu ikut dengan kami," pria tersebut memaksa Ratu untuk naik ke atas motornya.

Semua temannya tertawa terbahak melihat pria tersebut sedikit kerepotan dengan penolakan Ratu yang terus saja memberontak. "Ha-ha-ha."

Ratu berusaha keras agar tangannya bisa terlepas dari pria tersebut. Tanpa berpikir panjang, Ratu dengan cepat menggigit tangan yang mencengkram tangannya dengan kuat tanpa merasa jijik.

"Aaa!" Teriakan yang begitu keras ke luar dari mulut pria tersebut, cengkramannya terlepas ketika Ratu menarik tangannya dengan paksa.

Semua temannya terkejut mendengar dan melihat temannya berteriak karena kesakitan. Wajahnya meringis sambil memegang tangannya yang kesakitan dengan bekas luka sebuah gigitan.

"Kenapa?" Tanya si pria gempal kaget melihat temannya meringis.

Ratu tidak membuang kesempatan, melihat semua orang lengah karena terkejut dengan teriakan temannya, dengan cepat Ratu berlari melewati sepeda motor yang menghalanginya.

"Gadis itu kabur!" Teriak salah seorang yang melihat Ratu berlari.

"Cepat kejar gadis itu! Jangan sampai dia lolos!" Teriak pria yang tangannya digigit. "Cepat kejar!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel