Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Tawaran

"Daniel," sapa seorang pria.

Daniel mengerutkan kening pada pria yang baru saja menyapanya. Ia menoleh kiri dan kanan takutnya pria asing itu salah memanggil orang.

"Kamu Daniel, kan?"

"Ya," jawabnya.

"Kamu tidak mengenalku? Aku Sam, temanmu."

"Sammy?" ucap Daniel menyakinkan.

"Iya."

Daniel melihat penampilan Sammy dari atas ke bawah. Jas, serta sepatu mahal melekat sempurna pada tubuh pria itu. Padahal dulu Sammy sama-sama pria tidak punya dan sama halnya dengan Daniel.

"Wow! Aku tidak percaya ini. Kamu berubah." Daniel tidak dapat berkata apa-apa. Temannya memakai setelan seperti orang kantoran, sedangkan dia memakai pakaian biasa setelah sebelumnya memakai seragam office boy.

"Aku bekerja di perusahaan besar di New York dan di sana aku melanjutkan pendidikanku. Hidupku berubah menjadi lebih baik."

"Seharusnya aku begitu. Andai aku ikut denganmu waktu itu," kata Daniel.

Sammy menepuk pundak Daniel. Awal Sammy keamerika karena mengikuti seorang model. Dulu Sammy bekerja sebagai asisten seorang model pria, tetapi ia berhenti setelah mendapat pekerjaan yang layak.

"Ini keberuntungan untukku." Sammy melihat minuman kaleng di tangan Daniel dan mereka memang berada di tepi jalan. "Bagaimana kalau aku traktir kamu makan?"

Daniel mengangguk, "Baiklah. Lagian aku sudah pulang kerja."

Keduanya menuju restoran terdekat dengan berjalan kaki. Sammy memesan makanan kepada pelayan dan Daniel meminta agar pelayan itu membungkus satu menu untuk dibawa pulang.

"Apa pekerjaanmu?" tanya Sam.

"Hanya pesuruh. Tidak ada yang berubah dalam hidupku. Hanya saja aku punya pacar cantik dan kami tinggal serumah untuk menghemat biaya."

"Itu bagus. Setidaknya pacar cantik bisa dibanggakan."

"Dia model, tapi tidak terkenal. Hanya sebagai pengganti saja. Bulan depan aku akan pindah untuk tinggal bersama ibuku. Kasihan Freya jika harus membayar rumah sewa," kata Daniel.

Sammy mengangguk, "Kamu bisa membantuku?"

"Apa yang bisa kubantu?"

"Aku datang kemari karena ditugaskan mencari wanita. Sebenarnya aku datang karena pekerjaan, tapi atasanku menelepon untuk sekalian mencari wanita yang bisa dibayar. Apa kamu mengenal model-model yang bekerja sebagai sampingan?" tanya Sammy.

"Maksudmu wanita penghibur?"

"Bukan! Wanita yang akan menjadi istri sementara. Atasanku hanya menginginkan seorang bayi," jawab Sammy.

"Ibu pengganti maksudmu?"

"Bisa dibilang begitu. Kalau kamu kenal bisa hubungi aku." Sammy menyerahkan kartu namanya. "Aku akan berikan komisi untukmu jika berhasil mendapatkannya."

"Kenapa jauh-jauh sekali mencari wanita?"

"Atasanku maunya begitu. Setelah bercerai, wanita itu tidak boleh menganggu anak yang dilahirkan," jawab Sammy.

"Baiklah, aku akan carikan."

******

"Aku pulang, Freya."

"Sini sepatumu, biar aku simpan di rak," kata Freya.

"Aku bisa sendiri. Aku bawa makanan untukmu. Tadi tidak sengaja bertemu teman dan dia mentraktirku makan," kata Daniel.

Freya terlihat senang dengan mengucapkan terima kasih. Daniel memandang seksama kekasihnya dan ia ingat akan perkataan dari Sammy.

"Sayang, aku harus pergi. Secepatnya aku akan kembali," kata Daniel yang langsung pergi tanpa sempat Freya menanyakan kepergian dirinya.

"Mau ke mana lagi, sih? Baru juga pulang," gumam Freya.

Daniel dengan tidak sabarnya menunggu kedatangan Sammy di sebuah cafe. Sudah hampir lima belas menit ia di sana, tetapi Sammy belum menampakkan batang hidungnya.

"Kenapa lama sekali datangnya? Aku sudah meneleponnya untuk segera menemuiku."

Daniel memandang pintu masuk cafe. Saat pintu ditarik dan menampakkan pria yang ditunggu, Daniel mengangkat tangan dan melambai Sammy.

"Maaf, aku sedikit terlambat. Kamu mendadak sekali, padahal kita baru berpisah tadi," kata Sammy sembari mendaratkan tubuhnya di kursi.

"Aku punya kandidat wanita yang kamu inginkan?"

Sammy tampak senang. "Benarkah?"

Daniel mengangguk, "Kekasihku?"

"Apa?! Kamu tidak salah?"

"Tapi ada syarat untuk itu," kata Daniel.

"Katakan saja?" ucap Sammy.

"Aku ingin pekerjaan tetap di sebuah perusahaan. Kalau bisa di London karena aku tidak bisa meninggalkan ibuku. Posisi yang bagus dan juga jaminan agar aku tidak di pecat. Satu lagi, tentu kami mendapat bayaran melakukan hal besar itu, kan? Aku meminta sepuluh juta dollar."

"Kamu memeras?" kata Sammy.

"Freya masih suci. Kami memang tinggal bersama, tetapi Freya menginginkan melakukan hal itu setelah menikah."

"Aku akan coba sampaikan. Kamu bisa kirimkan foto Freya padaku?"

"Tentu saja." Daniel mengirimkan foto Freya lewat pesan chat. "Kabari aku secepatnya kalau atasanmu setuju," kata Daniel, lalu pergi dari cafe.

******

"Tuan, ada kandidat wanita yang ingin menjadi pendamping kontrak. Dia berasal dari London," ucap Owen.

Arsen memandang Owen. "Apa dia sesuai kriteriaku?"

"Dia seorang model, tapi tidak terkenal. Hanya saja kekasihnya memberi syarat."

"Sebutkan," kata Arsen.

"Memberi posisi bagus di perusahaan, jaminan tidak dipecat, lalu uang," tutur Owen.

"Banyak sekali maunya. Seorang pria menjual kekasihnya sendiri? Sungguh ironis."

"Wanita itu masih suci," kata Owen.

"Maksudmu masih perawan? Mana ada zaman sekarang gadis seperti itu."

Jelas Arsen tidak percaya. Arsen beberapa kali menjalin hubungan dan ia mendapati kekasihnya tidak lagi perawan. Begitu juga Velia, Arsen bukanlah pria pertama yang menyentuh wanita itu.

"Tuan lihat saja fotonya." Owen menunjukkan foto Freya kepada Arsen yang dikirim oleh Sammy.

Arsen memperhatikan foto Freya, ia juga memperbesar foto itu agar dapat melihat dengan jelas. Dalam foto itu. Mata Freya kehijauan, hidung bangir dengan bibir tipis, dan terlihat sangat polos karena sepertinya Freya tidak memakai riasan.

"Lumayan juga. Aku setuju dan siapkan kontrak untuknya," kata Arsen.

Owen mengangguk, "Saya akan segera menghubungi Sammy dan membawa gadis itu kemari."

Arsen mengembalikan ponsel milik Owen, lalu beranjak pergi menuju kamarnya. Ia meraih botol minum yang berisi air berwarna kecoklatan dan meneguknya langsung dari botol.

"Lihat saja Velia. Aku akan menikah dan memiliki seorang anak," gumam Arsen.

******

Daniel meneguk minuman bersoda sebelum ia masuk ke dalam rumah. Kaleng yang sudah habis isinya, ia remukkan dan buang di tong sampah. Daniel gugup dan juga takut kalau Freya tidak setuju dengan apa yang ia ajukan.

Namun, ini kesempatan langka. Setelah Freya melahirkan anak, mereka dapat bersama lagi dan kehidupan mereka akan berubah. Freya tidak perlu menjadi model. Uang dan posisi sebagai bayaran akan membuat hidup mereka makmur nantinya.

Daniel membuka pintu dan terdengar suara Freya yang datang menghampirinya. "Kamu dari mana saja?"

"Kamu belum tidur?" tanya Daniel.

"Aku menunggumu pulang. Kamu dari mana?"

"Ada yang ingin aku bicarakan padamu. Kamu duduklah dulu," kata Daniel.

Freya memandang lekat raut wajah kekasihnya, memang Daniel seperti menyembunyikan sesuatu. Lelaki itu tampak gelisah dan terus memandang Freya.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Freya.

"Aku ingin .... "

Daniel benar-benar gugup dan tidak tahu harus bicara apa. "Kamu ingin bayi?"

Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel